Rabu, 15 Juni 2016

Jenggot dan celana sebetis bukanlah tanda-tanda teroris



Wahai saudaraku seislam dan seiman,
Agar kita tidak salah paham tentang apa itu teroris dan tidak menghukumi seseorang dengan sembarangan tanpa dasar ilmu, alangkah baiknya jika kita lihat kamus bahasa Indonesia. Dalam kamus bahasa Indonesia dinyatakan bahwa teror adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan. Adapun teroris adalah berbuat kejam (sewenang-wenang dan sebagainya) untuk menimbulkan rasa ngeri atau takut.
Dari definisi tersebut nampak jelas bahwa sebenarnya yang dikatakan teroris adalah adalah orang-orang yang membuat takut orang lain, bukannya orang berjenggot lagi celana sebetis yang menjalankan syariat islam lagi baik-baik. Mengapa harus takut dengan umat islam yang berjenggot dan celana cingkrang padahal mereka berbuat yang baik dan benar sesuai syariat islam? Bukankah mereka mengajak kepada kebaikan dan kebenaran? Bukankah mereka berusaha untuk mengikuti panutan umat islam? Bukankah Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam berjenggot dan beliau menyuruh untuk memelihara jenggot? Bukankah Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam berpakaian sebetis dan beliau melarang menyelisihinya? Bukankah para ulama memelihara jenggotnya dan pakaian atasnya tidak menutupi mata kaki? Bukankah banyak atau bahkan mayoritas orang yang berbuat teror adalah orang-orang yang tidak berjenggot secara syar’I, begitu pula celana yang mereka pakai?
Anehnya diantara umat islam ada yang membenci dan mencela orang-orang yang berusaha memelihara jenggot dan celananya cingkrang. Bahkan ada yang mengatakannya sesat, pengikut dajjal, iblis dan sebagainya. Kita berlindung kepada Alloh agar dijauhkan dari menyelisihi Alloh dan Rosul-Nya, sehingga tidak tersesat, tidak pula menjadi pengikut dajjal, apalagi menjadi iblis.
Wahai saudaraku kaum muslimin yang mengaku mencintai Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam,
Marilah kita berusaha meneladani beliau sebagai konsekuensi dari kecintaan kita kepadanya, karena bukti kecintaan kita kepada Nabi adalah dengan mentaati dan tidak  menyelisihinya. Sungguh aneh perilaku kita, mengatakan cinta kepada Nabi, namun membenci sunnah-sunnahnya dan mencela orang-orang yang mengamalkan sunnah. Tidakkah kita takut terhadap ancaman Nabi? Nabi telah bersabda, “Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka bukan dari golonganku.” [HR al-Bukhori no. 5063 dan Muslim no. 1401]
Wahai saudaraku seislam dan seiman,
Marilah kita berusaha memelihara jenggot dan tidak memotong apalagi menghabisinya. Begitu pula, sarung/celana hendaknya tidak menutupi mata kaki dan tidak pula di atas lutut, akan tetapi pertengahan di antaranya. Tentunya, harus diniatkan yang benar yaitu berniat untuk beribadah dengan ikhlas dan mengikuti petunjuk Nabi  Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam.
Semoga risalah yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga bersemangat untuk mengamalkan sunnah-sunnah Nabi dan menahan diri dari membenci ataupun bahkan mencela orang-orang yang mangamalkan dan mendakwahkannya. Aamiin

1 komentar:


  1. Thanks for your Information!
    University of Jordan
    http://www.ju.edu.jo

    BalasHapus