Minggu, 13 Juli 2025

Perintah Membaca dalam Al-Qur’an dan Hadits

 

Membaca bukan hanya sekadar kegiatan akademik, tetapi dalam Islam, ia adalah bentuk ketaatan. Ketika seorang muslim atau muslimah membaca Al-Qur’an, hadits, tafsir, atau kitab para ulama dengan niat untuk mencari ridha Allah, maka ia sedang beribadah. Ini pula yang membedakan membaca dalam Islam dengan membaca dalam sekadar konteks duniawi.

A. Membaca dalam Al-Qur’an

1.    Surah Al-‘Alaq (96) ayat 1–5

Islam menjadikan membaca sebagai pondasi utama dalam membangun peradaban. Hal ini terlihat dari ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ.  الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” [QS. Al-‘Alaq (96) ayat 1–5]

Ayat ini mengandung berbagai bentuk penekanan terhadap pentingnya ilmu dan membaca. “Iqra’” diulang dua kali, menunjukkan betapa mendasarnya aktivitas ini. Allah juga menyebutkan “qalam” (pena), yang menjadi simbol ilmu dan dokumentasi, serta menyebutkan bahwa Allah mengajarkan manusia hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui.

2. Surah Az-Zumar: 9

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Katakanlah: 'Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?'” [QS. Az-Zumar (39): 9]

Ayat ini menunjukkan keutamaan ilmu bahwa tidaklah sama antara orang-orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Dan membaca adalah merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu. Maka hendaknya seorang muslim dan muslimah bersemangat untuk mendapatkan ilmu yaitu dengan semangat belajar dan gemar membaca.

3. Surah Al-Mujadilah (58) ayat 11

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” [QS. Al-Mujadilah (58): 11]

Orang-orang yang berilmu memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, dan ilmu itu diperoleh melalui belajar dan membaca.

B. Hadits-Hadits tentang Membaca dan Menuntut Ilmu

1. Hadits tentang Kewajiban Menuntut Ilmu

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” [Shahih, HR. Ibnu Majah, No. 224]

Hadits ini menegaskan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban. Dan prosesnya diawali dengan membaca dan belajar.

2. Hadits tentang Keutamaan Orang Berilmu

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Alloh, maka akan dipahamkannya dalam urusan agama.” [HR Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037]

Jika Allah menghendaki kebaikan pada seseorang, maka akan dipahamkan dalam urusan agama islam. Kepahaman terhadap islam akan didapat dengan mempelajarinya dan membaca ilmu-ilmu keislaman.

3. Hadits tentang Malaikat Membentangkan Sayapnya

إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًى بِمَا يَصْنَعُ

“Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu karena ridha dengan apa yang ia lakukan.” [Hasan Shahih, HR. Abu Dawud no. 3641]

C. Budaya Membaca pada Zaman Nabi

Nabi biasa membaca al-Quran secara rutin setiap harinya. Demikian pula para sahabat, mereka biasa mengkhatamkan al-Quran dalam jangka waktu tertentu. Mereka biasa membacakan ayat-ayat Al-Quran kepada kerabat, teman, dan orang-orang yang mereka jumpai. Seringkali pula mereka membaca ayat-ayat tertentu secara berulang-ulang, baik di kala shalat ataupun dalam keseharian.

Bukan hanya tentang Al-Quran, hadits nabi pun juga biasa mereka bacakan kepada keluarga, sahabat maupun orang lain. Tak jarang mereka saling mengingatkan antara satu sama lain tentang hadits nabi shallallahu alaihi wasallam. Demikian pula mereka biasa membacakan dan mengajarkan hadits kepada generasi setelahnya.

Nabi sangat menganjurkan dan memotivasi para sahabatnya agar gemar menulis dan membaca. Diantara yang menunjukkan hal itu ialah Nabi menjadikan tebusan tawanan perang Badar diantaranya agar mengajari membaca dan menulis kepada anak-anak kaum muslimin. Bagi tawanan perang yang tidak mampu membayar tebusan, namun dia bisa membaca dan menulis maka mereka diminta untuk mengajari anak-anak kaum muslimin agar bisa membaca dan menulis. Padahal mereka masih tetap dalam keadaan kafir, dan yang diajari adalah anak-anak kaum muslimin. Hal ini menunjukkan pentingnya belajar membaca dan menulis bagi seorang muslim dan muslimah.


Downloan PDF: Pentingnya Membaca bagi Seorang Muslim dan Muslimah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar