Tampilkan postingan dengan label Hadits. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hadits. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Januari 2024

Bangunan Islam


عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ((بُنِيَ اْلاِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَّا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَاِقَامِ الصَّلَاةَ وَاِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَاْلحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ))

Dari Abdulloh bin Umar, dia berkata, “Aku mendengar Rosululloh shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Islam dibangun diatas 5 perkara, “Bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan haji, dan puasa romadhon”. [HR Bukhori 8 dan Muslim 16]

Dalam hadits ini Rosululloh menggambarkan islam dengan sebuah bangunan yang ditopang oleh 5 tiang utama, yaitu: 

1.Dua kalimat syahadat

Makna dari syahadat tauhid (Laa ilaaha illalloh) ialah tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Alloh. Adapun syahadat rosul (asyhadu anna Muhammad rosululloh) ialah membenarkan apa-apa yang disampaikan, mentaati perintahnya, menjauhkan diri dari apa-apa yang beliau larang, serta tidak beribadah kepada Alloh melainkan dengan cara yang telah disyariatkan.

2. Menegakkan sholat

Sholat merupakan hubungan antara hamba dengan robbnya yang wajib dilaksanakan lima waktu dalam sehari semalam, sesuai dengan petunjuk Rosululloh shollallohu alaihi wasallam, sebagaimana sabdanya: 

صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ

“Sholatlah kalian, sebagaimana melihat aku sholat.” [HR Bukhori 631]

3. Menunaikan zakat

Alloh telah mewajibkan zakat atas setiap muslim yang telah mencapai nishob dalam hartanya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat maknanya adalah tambahan, penyucian dan berkah. Dinamakan demikian karena orang yang menunaikannya akan mendapatkan keberkahan pada hartanya dan akan membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela.

Hendaknya seorang muslim yang telah memiliki harta mencapai nishobnya mengeluarkan zakat ikhlas karena Alloh,.

4. Haji

Haji ke baitulloh merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang Alloh berikan kemampuan. Alloh berfirman: “Disana terdapat tanda-tanda yang jelas, diantaranya maqom Ibrohim. Barangsiapa memasukinya (baitulloh) amanlah dia. Dan diantara kewajiban manusia terhadap Alloh adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitulloh, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka ketahuilah bahwa Alloh Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” [QS Ali Imron (3) ayat 97]

5. Puasa romadhon

Hendaknya seorang muslim melaksanakan puasa romadhon dengan penuh keikhlasan dan mengharap pahala. Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ

“Barangsiapa puasa bulan romadhon dengan dasar iman dan mengharap pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah diperbuatnya” [HR Bukhori 1901 Muslim 760]


Ebook lengkapnya:

Panduan Menegakkan Sholat (Lengkap dan Praktis)

Semoga bermanfaat!

Islam, iman dan ihsan


Dari Umar  rodhiyallohu anhu, dia berkata: “Ketika kami duduk-duduk di sisi Rosululloh shollallohu alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam. Tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak pula ada seorang pun yang mengenalnya. Kemudian ia duduk di hadapan Nabi dengan menempelkan kedua lututnya kepada kedua lutut nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya ke pahanya. Seraya berkata: "Ya Muhammad, kabari aku tentang islam!" Maka Nabi menyampaikan: "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Alloh dan engkau bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa romadhon, dan pergi haji jika mampu."Kemudian dia berkata: "Anda benar" Kami semua heran, dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi, "Beritahukan kami tentang iman." Lalu beliau bersabda,”Engkau beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik mupun yang buruk." Kemudian dia berkata, "Engkau benar." Kemudian dia berkata lagi, "Beritahukan aku tentang ihsan." Lalu beliau bersabda, "Ihsan adalah engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihatmu." Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan waktunya)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya.” Beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang yang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, kemudian mereka berlomba-lomba meninggikan bangunannya.” Kemudian orang itu pergi dan aku berdiam diri beberapa waktu. Kemudian beliau (Rosululloh) bertanya: “Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya?” Aku berkata: “Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian bermaksud mengajarkan agama kalian.” [HR Muslim 8]

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwasanya islam, iman, dan ihsan semua diberi nama ad-din (agama). Jadi, agama islam ini mencakup 3 tingkatan, yaitu: islam, iman dan ihsan.

1. Tingkatan islam

Ketika Rosululloh ditanya tentang islam beliau menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan-Nya, engkau mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa romadhon, dan berhaji ke baitulloh jika engkau mampu untuk menempuh perjalanan kesana.” 

Diantara faedah dari hadits ini ialah bahwa islam terdiri dari 5 rukun. Jadi, islam yang dimaksud disini ialah amalan lahiriyah yang meliputi: syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji. 

2. Tingkatan iman

Selanjutnya ketika Nabi ditanya mengenai iman, Beliau bersabda, “Iman itu adalah engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari kiamat dan engkau beriman terhadap takdir yang baik maupun yang buruk.”

Jadi iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara bathiniyah yang ada di dalam hati. Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara islam dan iman. Hal ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-bersama, maka ketika itu islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan, sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati. Akan tetapi bila disebutkan secara mutlak salah satunya (islam saja atau iman saja) maka sudah mencakup yang lainnya. Seperti dalam firman Alloh: “Dan Aku telah ridho islam menjadi agama kalian.” [QS al-Maidah (5) ayat 3] Maka kata islam dalam ayat tersebut sudah mencakup islam dan iman.

3. Tingkatan ihsan

Adapun jawaban Nabi ketika ditanya tentang ihsan, yaitu: “Yaitu engkau beribadah kepada Alloh seolah-seolah engkau melihatnya, apabila engkau tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Alloh melihatmu.”

 Diantara faedah yang bisa dipetik dari penggalan hadits ini ialah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang muslim menyembah Robb-Nya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-oleh dia melihat-Nya, sehingga dia pun sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di derajat kedua, yaitu menyembah kepada Alloh dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya.

Ebook lengkapnya:

Panduan Menegakkan Sholat (Lengkap dan Praktis)

Semoga bermanfaat!

Jumat, 28 Desember 2012

BIOGRAFI IMAM ABU DAWUD

Nama Dan Nasab Beliau :
Beliau adalah Abu Daud Sulaiman bin Al-Asyats bin Basyir bin Syadad bin Amr bin Imran Al-Azdi As-Sijistani.
Lahir Dan Pertumbuhan Beliau :
Lahir tahun 207 hijriyah dan selalu datang ke Bagdad kemudian tinggal di Basrah. Dia memiliki kedudukan yang tinggi dalam beribadah dan mengambil riwayat dari ulama'-ulama' Irak, Khurasan, syam, dan Hijaz. Dia diberi nama As-Sijistani sebagai nisbah ke daerah yang bernama Sijistan dan juga dikatakan nisbah ke Sijistan atau Sijistanah salah satu desa dari Basrah Allohu a'lam.

BIOGRAFI IMAM NASA-I

A. Nama, Nasab, dan Kelahiran Beliau
Nama beliau adalah Abu 'Abdurrahman Ahmad bin Syu'aib bin 'Ali bin Sinan bin Bahr bin Dinar al-khurasany an-Nasa'i. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H di Nasa yaitu sebuah wilayah yang terletak di Khurasan.
B. Perjalanan Beliau dalam Menuntut Ilmu
Beliau memulai perjalanannya dalam menuntut ilmu ke Naisabur, kemudian berguru kepada Ishaq bin Rahawaih, Abu al-Husain bin Manshur, Muhammad bin Rafi' dan sahabat-sahabat mereka. Kemudian pergi ke Baghdad dan berguru kepada Qutaibah bin Sa'id selama satu tahun lebih dua bulan pada tahun 235 H. Lalu melanjutkan perjalanan ke kota Moro dan berguru pada 'Ali bin Hajar dan selainnya. Setelah itu, menuju Iraq dan belajar pada Abu Kuraib dan sahabat-sahabatnya. Kemudian menuju Syam dan belajar pada para ulama' yang ada di sana. Kemudian menuju Mesir untuk belajar pada para ulama' yang ada di sana sehingga menjadi seorang ulama.

BIOGRAFI IMAM IBNU MAJAH

Nasab Beliau
Nama Beliau adalah: Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid Bin Majah Ar-Rabi’ Al-Qazwiniy seorang hafidzh terkenal, pengarang kitab “As-Sunan”.
Beliau dinisbatkan kepada golongan Rabi’ah dan bertempat tinggal di Qazwain, suatu kota di Irak bagian Persia yang sangat terkenal banyak mengeluarkan Ulama.
Beliau meriwayatkan hadits dari beberapa Ulama Irak, Bashrah, Kufah, Baghdad, Makkah, Syam, Mesir dan Ray. Beliau mengadakan lawatan ke kota-kota tersebut untuk mengumpulkan hadits.

BIOGRAFI IMAM TIRMIDZI

Nasab Beliau
Imam At-Tirmidzi (209-279 H)
Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyur lahir pada 279 H di kota Tirmiz.
Perkembangan dan Perjalanannya
Kakek Abu ‘Isa at-Tirmidzi berkebangsaan Mirwaz, kemudian pindah ke Tirmiz dan menetap di sana. Di kota inilah cucunya bernama Abu ‘Isa dilahirkan. Semenjak kecilnya Abu ‘Isa sudah gemar mempelajari ilmu dan mencari hadits. Untuk keperluan inilah ia mengembara ke berbagai negeri: Hijaz, Irak, Khurasan dan lain-lain. Dalam perlawatannya itu ia banyak mengunjungi ulama-ulama besar dan guru-guru hadits untuk mendengar hadits yang kem dihafal dan dicatatnya dengan baik di perjalanan atau ketika tiba di suatu tempat. Ia tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan tanpa menggunakannya dengan seorang guru di perjalanan menuju Makkah. Kisah ini akan diuraikan lebih lanjut.

BIOGRAFI IMAM MUSLIM (PENULIS SHOHIH MUSLIM)

Nasab Beliau.
Beliau adalah Imam Abu Husain Muslim bin al Hajjaj bin Muslim al Qosiry dari Bani Qusair dan bani Qusair dari arab yang dikenal dengan naisabury Imam Ahli Hadits, dan beliau dari salah satu ulama dari pengahafal hadits, dan beliau juga merupakan pemilik musnad as-shohih dan shohih muslim.dan para ulama mengatakan bahwasannya shohih muslim merupakan pendamping shohih bukhari. Beliau dilahirkan pada tahun 240 dari hijrahnya Abu Qosim Shallahu alaihi wa sallam.

BIOGRAFI IMAM BUKHORI

Nasab Dan Kelahiran Beliau


Nama Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mugirah Bin Bardizbah al-Ju’fi al-Bukhari. Beliau lahir pada hari jumat setelah sholat pada tanggal 13 dari bulan syawwal tahun 194 hijriyah. di Bukharo kota terkenal di Negara Uzbekistan, maka beliau orang bukharo asli Persia, adapun penamaan beliau dengan al-Ju’fi adalah penisbatan loyalitasnya kepada agama Islam, karena kakeknya yang paling tua bernama al-Mugirah masuk ke dalam agama Islam karena sebab tangannya al-Yaman al-Ju’fi merupakan pelindung bagi kakeknya dengan loyalnya kepada agama Islam.