Tampilkan postingan dengan label Ebook. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ebook. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 November 2024

Hadits Ke-03: Rukun Bangunan Islam

 


اَلْحَدِيْثُ الثَالِثُ:

Hadits Ke-03: Rukun Bangunan Islam

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ يَقُوْلُ: بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ وَ مُسْلِمٌ)

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Islam dibangun atas lima perkara: (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah, (2) menegakkan shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim]

Urgensi hadits ini:

Hadits ini mempunyai kedudukan yang agung, karena menerangkan asas dan kaidah-kaidah Islam, yakni Islam dibangun di atasnya, yang dengannya seorang hamba menjadi Muslim.

Biografi Sahabat Periwayat Hadits: 

Beliau adalah putra Khalifah Umar bin Khattab. Beliau terlahir di Makkah, 11 tahun sebelum hijrah. Beliau seorang sahabat yang berilmu, zuhud, dan sangat bersemangat untuk meneladani Nabi. Beliau meriwayatkan hadits Nabi sebanyak 2630. Wafat di Makkah pada tahun 73 H.

Faedah-faedah dari hadits ini:

Banyak sekali faedah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dalam hadits ini, diantaranya:

1.   1.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan Islam dengan sebuah bangunan di atas pondasi yang harus ditegakkan dengan sebaik-baiknya. Pondasi-pondasi tersebut ialah: syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji.

2.    2. Syahadat tauhid (لاإله إلا الله) dan syahadat rasul (محمد رسول الله) merupakan perkara yang paling utama yang harus ditegakkan dalam bangunan islam.

3.     3. Pentingnya menegakkan shalat dengan baik dan benar, sempurna syarat dan rukunnya.

4.     4. Pentingnya mengeluarkan zakat jika sudah terpenuhi syarat-syaratnya dan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

5.    5. Wajibnya menunaikan ibadah haji jika sudah mampu melaksanakannya.

6.     6. Wajibnya puasa ramadhan bagi seorang muslim.

7.     7. Islam adalah aqidah dan perbuatan. Keduanya harus sama-sama ditegakkan.

Tambahan:

Demikianlah hadits ini, ia merupakan hadits yang shahih. Dalam hadits ini tidak menunjukkan urutan rukun islam, sehingga tidak bertentangan dengan hadits selainnya. Adapun urutan rukun islam adalah puasa dulu sebelum haji sebagaimana yang terdapat dalam hadits jibril.

Jumat, 08 November 2024

Hadits Ke-02: Tingkatan Agama (Islam, Iman dan Ihsan)

َلْحَدِيْثُ الثَانِي: 
Hadits Ke-02: Tingkatan Agama (Islam, Iman dan Ihsan) 

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ: صَدَقْتَ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ: فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ: أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثُمَّ اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ: يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِلُ؟ قُلْتُ: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ ]رَوَاهُ مُسْلِمٌ]
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata: “Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya, kemudian ia berkata: “Wahai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau telah mampu melakukannya.” lelaki itu berkata, “Engkau benar,” Kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya. Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman!” Nabi menjawab, “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para Rasul-Nya, hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk.” Ia berkata, “Engkau benar.” Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan!” Nabi menjawab, “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” Lelaki itu berkata lagi: “Beritahukan kepadaku kapan terjadinya Kiamat?” Nabi menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia pun bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!” Nabi menjawab, “Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.” Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku: “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui,” Beliau bersabda, “Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim]

Urgensi hadits ini:
Hadits ini merupakan penjelasan agama secara umum. Dalam hadits ini terdapat pokok-pokok agama islam yang mencakup iman, islam, dan ihsan.

Biografi Sahabat Periwayat Hadits:
Sahabat Umar bin Khaththab terlahir di Makkah kisaran 37 sebelum hijrah. Kunyah beliau Abu Hafsh dan gelarnya al-faruq. Masuk Islam tahun ke-6 setelah kenabian. Seorang sahabat yang memiliki banyak keistimewaan. Menjadi Khalifah ke-2, setelah Abu Bakar pada tahun 13 H. Beliau menjadi khalifah selama 10 tahun. Wafat terbunuh oleh Abu Lu'luah al-majusy pada bulan Muharram 24 H.

Faedah-faedah dari hadits ini:
Banyak sekali faedah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari hadits ini, diantaranya: 
1. Keutamaan bermajlis dengan orang-orang shalih. Dan hendaknya berhias dengan adab saat bermajlis. 
2. Bagusnya akhlak nabi saat bermajlis dengan para sahabat, begitu pula para sahabat. 
3. Rukun islam ada 5, sebagaimana dalam hadits ini, yaitu: syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. 
4. Rukun iman ada 6 sebagaimana dalam hadits ini, yaitu: iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan taqdir. 
5. Ihsan merupakan tingkatan tertinggi dalam beribadah, yaitu seolah-olah melihat Allah dalam beribadah namun jika tidak hendaknya senantiasa merasa diawasi oleh Allah. 
6. Tidak ada yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat, kecuali Allah. Sebagaimana kematian, walaupun pasti datang namun kita tidak tahu kapan datangnya. 
7. Jika ditanya suatu perkara dan tidak mengetahuinya, bukanlah aib jika mengatakan "aku tidak tahu" atau "wallahu a'lam" atau yang semisal. 

Tambahan: 
Hadits ini dikenal dengan hadits jibril. Malaikat Jibril bisa berubah menyerupai manusia dengan seizin Allah. Seorang muslim meyakini apapun yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Walaupun akal dan nalar kita tidak menjangkaunya, seorang muslim senantiasa membenarkan apapun yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Download Buku Mendulang Faedah dari Kitab Arbain Annawawiyah

Semoga bermanfaat!


Hadits Ke-01: Suatu Amalan Tergantung Niatnya

اَلْحَدِيْثُ الْأَوَّلُ:

Hadits Ke-01: Suatu Amalan Tergantung Niatnya

 عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ ]رَوَاهُ إِمَامَا الْمُحَدِّثِيْنَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْمُغِيْرَةَ بْنِ بَرْدِزْبَةَ اْلبُخَارِيُّ وَأَبُوْ الْحُسَيْنِ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ بْنِ مُسْلِمٍ الْقُشَيْرِيُّ النَّيْسَابُوْرِيُّ فِي صَحِيحَيْهِمَا اللَّذِيْنِ هُمَا أَصَحُّ اْلكُتُبِ الْمُصَنَّفَةِ[ 

Dari Amirul Mu’minin, Abu Hafs Umar bin al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.” [Riwayat dua imam ahli hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An-Naishaburi dalam kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab paling shahih yang dikarang]

Urgensi hadits ini: 
Dalam hadits ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. 

Biografi Sahabat Periwayat Hadits: 
 Sahabat Umar bin Khaththab terlahir di Makkah pada kisaran 37 sebelum hijrah. Kunyah beliau Abu Hafsh dan gelarnya al-faruq. Masuk Islam tahun ke-6 setelah kenabian. Seorang sahabat yang memiliki banyak keistimewaan. Menjadi Khalifah ke-2, setelah Abu Bakar pada tahun 13 H. Beliau menjadi khalifah selama 10 tahun. Wafat dibunuh oleh Abu Lu'luah al-majusy, Muharram 24 H. 

Faedah-faedah dari hadits ini: 
Banyak sekali faedah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari hadits ini, diantaranya: 
1. Pentingnya memperhatikan masalah niat, sehingga banyak ulama yang mengawali kitab-kitabnya dengan hadits ini. 
 2. Niat merupakan pokok dalam setiap amal. Baik buruknya dan diterima atau tidaknya suatu amal tergantung niatnya. 
3. Niat mencakup 2 perkara: niat amal dan niat karena siapa amalnya 
4. Niat berfungsi sebagai pembeda: a). suatu ibadah dengan ibadah yang lainnya, dan b). suatu ibadah dengan kebiasaan. 
5. Wajibnya berusaha menghindari riya' (beramal karena ingin dilihat manusia) dan sum'ah (beramal karena ingin didengar orang lain), atau beramal karena dunia yang ingin didapat. 
6. Hadits ini menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman, karena pekerjaan hati. 
7. Bagusnya metode pengajaran Nabi, yaitu dengan membagi niat dan hijrah menjadi 2: syar'i dan tidak syar'i.

Tambahan Faedah: 
Walaupun hadits ini tidak diriwayatkan selain oleh sahabat Umar bin Khaththab, namun hadits ini diterima oleh seluruh ulama kaum muslimin karena maknanya benar dan banyak dalil pendukungnya dari al-Quran dan hadits. 


 *Bagi yang berkenan e-book: Download Buku Mendulang Faedah dari Kitab Arbain Annawawiyah

Semoga bermanfaat!



Muqaddimah Arbain An-Nawawiyah dari Imam An-Nawawi

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ قَيُّوْمِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرَضِيْنَ مُدَبِّرِ اْلخَلَائِقِ أَجْمَعِيْنَ بَاعِثِ الرُّسُلِ صَلَوَاتُهُ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِمْ إِلَى الْمُكَلَّفِيْنَ لِهِدَايَتِهِمْ وَبَيَانِ شَرَائِعِ الدِّينِ بِالدَّلَائِلِ اْلقَطْعِيَّةِ وَوَاضِحَاتِ اْلبَرَاهِيْنِ أَحْمَدُهُ عَلَى جَمِيْعِ نِعَمِهِ وَأَسْأَلُهُ الْمَزِيْدَ مِنْ فَضْلِهِ وَكَرَمِهِ Segala puji bagi Allah, Dzat pemangku langit dan bumi, yang mengatur seluruh makhluk-Nya, Yang mengutus para rasul sebagai pembawa petunjuk dan menjelaskan syariat agama dengan keterangan yang jelas dan bukti-bukti yang nyata. Segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya, dan saya memohon tambahan karunia dan kemudahan dari-Nya. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ اْلوَاحِدُ اْلقَهَّارُ اْلكَرِيْمُ اْلغَفَّارُ وَأشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ أَفْضَلُ الْمَخْلُوْقِيْنَ الْمُكَرَّمُ بِاْلقُرْآنِ اْلعَزِيْزِ الْمُعْجِزَةِ الْمُسْتَمِرَّةِ عَلَى تَعَاقُبِ السِّنِيْنَ وِبِالسُّنَنِ الْمُسْتَنِيْرَةِ لِلْمُسْتَرْشِدِيْنَ الْمَخْصُوْصِ بِجَوَامِعِ اْلكَلِمِ وَسَمَاحَةِ الدِّيْنِ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَآلِ كُلٍّ وَسَائِرِ الصَّالِحِيْنَ أَمَّا بَعْدُ : Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kecintaan dan kekasih-Nya. Ia adalah sebaik-baik makhluk yang dikaruniakan kepadanya al-Quran yang mulia sebagai mukjizat yang kekal sepanjang masa. Beliau dimuliakan dengan sunnah yang menjadi pembimbing orang yang mencari petunjuk, diistimewakan dengan jawamiul kalim (ungkapannya ringkas namun sangat bermakna), dan juga diistimewakan dengan agama yang mudah. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada para nabi dan rasul, keluarga mereka dan semua orang-orang yang shalih. Amma ba’du. فَقَدْ رَوَيْنَا عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ وَعَبْدِاللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَأَبِي الدَّرْدَاءِ وَابْنِ عُمَرَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ مِنْ طُرُقٍ كَثِيْرَاتٍ بِرِوَايَاتٍ مُتَنَوِّعَاتٍ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((مَنْ حَفِظَ عَلَى أُمَّتِيْ أَرْبَعِيْنَ حَدِيْثًا مِنْ أَمْرِ دِيْنِهَا بَعَثَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فِيْ زُمْرَةِ اْلفُقَهَاءِ وَاْلعُلَمَاءِ)) وَفِيْ رِوَايَةٍ: ((بَعَثَهُ اللهُ فَقِيْهًا عَالِمًا)) وَفِيْ رِوَايَةِ أَبِي الدَّرْدَاءِ: ((وَكُنْتُ لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ شَافِعًا وَشَهِيْدًا)) وَفِيْ رِوَايَةِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ: ((قِيْلَ لَهُ ادْخُلْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتَ)) وَفِيْ رِوَايَةِ ابْنِ عُمَرَ ((كُتِبَ فِي زُمْرَةِ اْلعُلَمَاءِ وَحُشِرَ فِي زُمْرَةِ الشُّهَدَاءِ)) وَاتَّفَقَ الْحُفَّاظُ عَلَى أَنَّهُ حَدِيْثٌ ضَعِيْفٌ وَإِنْ كَثُرَتْ طُرُقُهُ. Sesungguhnya telah kami riwayatkan hadits yang bersumber dari Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Abu Darda’, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu anhum, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda, “Barang siapa diantara umatku hafal empat puluh hadits tentang agamanya, maka pada hari kiamat kelak ia akan dibangkitkan dalam kelompok ahli fikih dan para ulama.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Ia akan dibangkitkan sebagai seorang yang ahli fikih yang alim.” Dalam riwayat Abu Darda’ disebutkan, “Aku akan menjadi pemberi syafaat dan saksi baginya pada hari kiamat nanti.” Dalam riwayat Ibnu Mas’ud disebutkan, “Akan dikatakan kepadanya: ‘Masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.” Dalam riwayat Ibnu Umar disebutkan, “Ia dicatat dalam kelompok para ulama dan dikumpulkan dalam kelompok syuhada.” Namun para ahli hadits sepakat bahwa hadits-hadits tersebut dhoif walaupun banyak riwayatnya. وَقَدْ صَنَّفَ اْلعُلَمَاءُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ فِي هَذَا اْلبَابِ مَالَا يُحْصَى مِنَ الْمُصَنَّفَاتِ فَأَوَّلُ مَنْ عَلِمْتُهُ صَنَّفَ فِيْهِ: عَبْدُاللهِ ابْنُ الْمُبَارَكِ ثُمَّ مُحَمَّدُ بْنُ أَسْلَمَ الطُّوْسِيُّ اْلعَالِمُ الرَّبَّانِيُّ ثُمَّ الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ النَّسَائِيُّ وَأَبُو بَكْرٍ اْلآجُرِيِّ وَأَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ اْلأَصْفَهَانِيُّ وَالدَّارُقُطْنِيُّ وَالْحَاكِمُ وَأَبُوْ نُعَيْمٍ وَأَبُوْ عَبْدِالرَّحْمَنِ السُّلَمِيُّ وَأَبُوْ سَعِيْدٍ الْمَالِينِيُّ وَأَبُوْ عُثْمَانَ الصَّابُوْنِيُّ وَعَبْدُاللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ اْلأَنْصَارِيُّ وَأَبُوْ بَكْرٍ اْلبَيْهَقِيُّ وَخَلَائِقُ لَا يُحْصَوْنَ مِنَ الْمُتَقَدِّمِيْنَ وَالْمُتَأَخِّرِيْنَ Berkaitan dengan bab ini, telah banyak ulama yang menyusun kitab dengan jumlah yang tak terhitung. Sejauh yang saya ketahui, ulama pertama yang menyusun buku empat puluh hadits Nabi adalah Abdullah bin Mubarak, lalu seorang alim rabbani Muhammad bin Aslam Ath-Thusi, lalu Hasan bin Syufyan An-Nasa’i, Abu Bakar Al-Ajurri, Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim al-Ashfahaniy, Ad-Daruquthniy, Al-Hakim, Abu Nu’aim, Abu Abdurrahman as-Sulami, Abu Sa’id al-Malini, Abu Utsman Ash-Shabuniy, Abdullah bin Muhammad Al-Anshariy, Abu Bakar Al-Baihaqiy, dan masih banyak lagi dari ulama terdahulu maupun ulama belakangan. وَقَدِ اسْتَخَرْتُ اللهَ تَعَالَى فِيْ جَمْعِ أَرْبَعِيْنَ حَدِيْثًا اِقْتِدَاءً بِهَؤُلَاءِ اْلأَئِمَّةِ اْلأَعْلَامِ وَحُفَّاظِ اْلإِسْلَامِ وَقَدِ اتَّفَقَ اْلعُلَمَاءُ عَلَى جَوَازِ اْلعَمَلِ بِالْحَدِيْثِ الضَّعِيْفِ فِيْ فَضَائِلِ اْلأَعْمَالِ وَمَعَ هَذَا فَلَيْسَ اعْتِمَادِيْ عَلَى هَذَا اْلحَدِيْثِ بَلْ عَلَى قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فِي اْلأَحَادِيْثِ الصَّحِيْحَةِ ((لِيُبَلِّغَ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ اْلغَائِبَ)) وَقَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ((نَضَّرَ اللهُ امْرَءًا سَمِعَ مَقَالَتِيْ فَوَعَاهَا فَأَدَّاهَا كَمَا سَمِعَهَا)) Saya telah ber-istikharah kepada Allah dalam mengumpulkan empat puluh hadits ini serta mengambil rujukan dari para imam yang alim dan para ulama hadits. Para ulama telah sepakat dibolehkannya beramal dengan menggunakan hadits lemah (dhaif) dalam hal keutamaan amal. Namun demikian, bukan berarti hal itu yang menjadi alasan saya, melainkan saya berniat untuk mengamalkan sebuah hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam “Hendaklah yang hadir dari kalian, menyampaikan kepada yang tidak hadir.” Nabi shallallahu alaihi wasallam Juga bersabda, “Semoga Allah mencerahkan wajah seseorang yang mendengar perkataanku, lalu ia menghafalnya dan mengamalkan seperti apa yang ia dengar.” ثُمَّ مِنَ اْلعُلَمَاءِ مَنْ جَمَعَ اْلأَرْبَعِيْنَ فِيْ أُصُوْلِ الدِّيْنِ وَبَعْضُهُمْ فِي اْلفُرُوْعِ وَبَعْضُهُمْ فِي الْجِهَادِ وَبَعْضُهُمْ فِي الزُّهْدِ وَبَعْضُهُمْ فِي اْلآدَابِ وَبَعْضُهُمْ فِي الْخِطَبِ وَكُلُّهَا مَقَاصِدُ صَالِحَةٌ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ قَاصِدِيْهَا Sebagian ulama ada yang membukukan empat puluh hadits berkenaan dengan pokok-pokok agama, sebagian yang lain berkenaan dengan cabang-cabangnya, sebagian yang lain lagi berkaitan dengan jihad, zuhud, adab, dan khutbah-khutbah Nabi. Tujuan mereka semua adalah baik. Semoga Allah meridhoi mereka dalam membukukan hadits-hadits Nabi. وَقَدْ رَأَيْتُ جَمْعَ أَرْبَعِيْنَ أَهَمَّ مِنْ هَذَا كُلِّهِ وَهِيَ أَرْبَعُوْنَ حَدِيْثًا مُشْتَمِلَةً عَلَى جَمِيْعِ ذَالِكَ وَكُلُّ حَدِيْثٍ مِنْهَا قَاعِدَةٌ عَظِيْمَةٌ مِنْ قَوَاعِدِ الدِّيْنِ قَدْ وَصَفَهُ اْلعُلَمَاءُ بِأَنَّ مَدَارَ اْلإِسْلَامِ عَلَيْهِ أَوْ هُوَ نِصْفُ اْلإِسْلَامِ أَوْ ثُلُثُهُ أَوْ نَحْوُ ذَالِكَ ثُمَّ أَلْتَزِمُ فِيْ هَذِهِ اْلأَرْبَعِيْنَ أَنْ تَكُوْنَ صَحِيْحَةً وَمُعْظَمُهَا فِيْ صَحِيْحَي اْلبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ وَأَذْكُرُهَا مَحْذُوْفَةً الأَسَانِيْدَ لِيَسْهُلَ حِفْظُهَا وَيَعُمُّ اْلإِنْتِفَاعُ بِهَا إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى ثُمَّ أُتْبِعُهَا بِبَابٍ فِيْ ضَبْطِ خَفِيِّ أَلْفَاظِهَا Kemudian saya melihat hadit-hadits lain yang lebih penting dari itu semua, yakni empat puluh hadits yang mencakup semua maksud tersebut. Setiap haditsnya merupakan asas dari kaidah-kaidah agama, para ulama mensifatinya sebagai porosnya islam, atau mencakup separuh dari agama, ada yang sepertiga, dan seterusnya. Saya berusaha untuk mengambil empat puluh hadits ini dari hadits yang shahih yang sebagian besarnya diambil dari Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Sengaja saya tidak menyebutkan sanadnya agar mudah untuk dihafal dan manfaatnya lebih luas, insyaAllah. Kemudian aku lengkapi dengan menjelaskan kata-kata yang sulit. وَيَنْبَغِيْ لِكُلِّ رَاغِبٍ فِي اْلآخِرَةِ أَنْ يَعْرِفَ فِي هَذِهِ اْلأَحَادِيْثِ لِمَا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ مِنَ الْمُهِمَّاتِ وَاحْتَوَتْ عَلَيْهِ مِنَ التَّنْبِيْهِ عَلَى جَمِيْعِ الطَّاعَاتِ وَذَالِكَ ظَاهِرٌ لِمَنْ تَدَبَّرَهُ Merupakan suatu keharusan bagi orang-orang yang merindukan kebahagiaan akhirat untuk mengkaji hadits-hadits ini, karena padanya terkandung hal-hal penting dan peringatan dalam ketaatan-ketaatan. Ini semua akan tampak bagi orang-orang yang mentadabburinya. وَعَلَى اللهِ اعْتِمَادِيْ وَإِلَيْهِ تَفْوِيْضِيْ وَاسْتِنَادِيْ وَلَهُ الْحَمْدُ وَالنِّعْمَةُ وَبِهِ التَّوْفِيْقُ وَاْلعِصْمَةُ Hanya kepada Allah saya menyandarkan diri, dan kepada-Nya pula saya berserah diri. Bagi-Nya segala puji dan hanya dengan kehendak-Nya kita mendapat petunjuk dan perlindungan. *Bagi yang berkenan e-book:


Download Buku Mendulang Faedah dari Kitab Arbain Annawawiyah

Semoga bermanfaat!


Biografi Imam Nawawi

Beliau adalah Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi Ad-Dimasyqi. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq (Damaskus) yang sekarang merupakan ibu kota Suriah. Beliau dididik oleh ayah beliau yang terkenal dengan keshalihan dan ketakwaan. Beliau hafal Al-Quran sebelum menginjak usia baligh. An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah dalam belajarnya ke Damaskus dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut. Disebutkan bahwa ia menghadiri dua belas halaqah dalam sehari. Ia rajin sekali dan menghafal banyak hal. Pada tahun 651 H ia menunaikan ibadah haji bersama ayahnya, kemudian pergi ke Madinah dan menetap disana selama satu setengah bulan lalu kembali ke Dimasyq. Pada tahun 665 H ia mengajar di Darul Hadits Al-Asyrafiyyah Damaskus. Imam An-Nawawi adalah seorang yang zuhud, wara‘ dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan berwibawa. Beliau menggunakan banyak waktu beliau dalam ketaatan. Sering tidak tidur malam untuk ibadah atau menulis pelajaran. Diantara guru-guru beliau ialah Abul Baqa’ An-Nablusiy, Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ausiy, Abu Ishaq Al-Muradiy, Abul Faraj Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy, Ishaq bin Ahmad Al-Maghribiy dan Ibnul Firkah. Dan diantara murid-murid beliau: Ibnul ‘Aththar Asy-Syafi’iy, Abul Hajjaj Al-Mizziy, Ibnun Naqib Asy-Syafi’iy, Abul ‘Abbas Al-Isybiliy dan Ibnu ‘Abdil Hadi. Imam Nawawi meninggalkan banyak sekali karya ilmiah yang terkenal dan sangat bermanfaat bagi kaum muslimin, diantaranya: Arbain an-Nawawiyah, riyadhush shalihin, At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, Bustanul Arifin, Al-Adzkar, Minhajuth Thalibin, Raudhatuth Thalibin, Al-Majmu’, Al-Minhaj (Syarah Shahih Muslim), dan masih banyak lagi yang lainnya. Imam Nawawi meninggal pada 24 Rajab 676 H di Nawa, tanah kelahiran beliau. *Bagi yang berkenan e-book:


Download Buku Mendulang Faedah dari Kitab Arbain Annawawiyah

Semoga bermanfaat!


Kamis, 27 Juni 2024

Modul Lengkap Kurikulum SMP & SMA Universitas Islam Madinah

 Modul Lengkap Kurikulum SMP & SMA Universitas Islam Madinah yang sebagiannya berasal dari Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh (Gratis & Boleh dibagikan) : 


*1 SMP*


*Mapel Agama*

Tajwid

Tafsir 

Tauhid 

Hadits

Musthalah Hadits

Pengkajian Kutubussittah

Fiqh

Nahwu & Sharaf

Kamahiran Berbahasa Arab

Nushush Adabiyyah (Teks-teks Sastra Arab)

Kaedah Penulisan Bahasa Arab

Sirah Nabawiyyah


*Mapel Umum*

Geografi

Matematika

Sains dan Kesehatan

Bahasa Inggris

Komputer


*2 SMP*


*Mapel Agama*

Tajwid

Tafsir 

Tauhid 

Hadits

Musthalah Hadits

Pengkajian Kutubussittah

Fiqh

Nahwu & Sharaf

Kamahiran Berbahasa Arab

Nushush Adabiyyah (Teks-teks Sastra Arab)

Kaedah Penulisan Bahasa Arab

Sirah Nabawiyyah


*Mapel Umum*

Geografi

Matematika

Sains dan Kesehatan

Bahasa Inggris

Komputer


*3 SMP*


*Mapel Agama*

Tajwid

Tafsir 

Tauhid 

Hadits

Musthalah Hadits

Pengkajian Kutubussittah

Fiqh

Nahwu & Sharaf

Kamahiran Berbahasa Arab

Nushush Adabiyyah (Teks-teks Sastra Arab)

Kaedah Penulisan Bahasa Arab

Sejarah


*Mapel Umum*

Geografi

Matematika

Sains dan Kesehatan

Bahasa Inggris

Komputer


*1 SMA*


*Mapel Agama*

Tafsir

Ushul Tafsir

Tauhid 

Tajwid

Hadits

Musthalah Hadits

Pengkajian Kutubussittah

Mushthalah Hadits

Fiqh

Faraidh (Ilmu Waris)

Nahwu & Sharaf

Al-Adab wan Nushush (Ilmu Kesastraan Arab)

Kamahiran Berbahasa Arab

Sejarah


*Mapel Umum*

Geografi

Komputer

Bahasa Inggris


*2 SMA*


*Mapel Agama*

Tafsir

Ushul Tafsir

Tauhid 

Hadits

Pengkajian Kutubussittah

Takhrij Hadits

Musthalah Hadits

Fiqh

Faraidh (Ilmu Waris)

Nahwu & Sharaf

Balaghah

Al-Adab wan Nushush (Ilmu Kesastraan Arab)

Kamahiran Berbahasa Arab

Sejarah


*Mapel Umum*

Geografi

Komputer

Bahasa Inggris


*3 SMA*


*Mapel Agama*

Tafsir

Tauhid 

Hadits

Pengkajian Kutubussittah

Takhrij Hadits

Fiqh

Ushul Fiqh

Faraidh (Ilmu Waris)

Nahwu & Sharaf

Balaghah

Al-Adab wan Nushush (Ilmu Kesastraan Arab)

Maktabah & Bahts (Keperpustakaan & Riset)

Sejarah


*Mapel Umum*

Komputer

Bahasa Inggris


- Buka file pdf

- ⁠Pilih pelajaran mana yang hendak diambil

- ⁠Pilih semester satu (ganjil) atau dua (genap)

- ⁠Pdf siap dibaca atau didownload dari google drive


Download :

 https://drive.google.com/file/d/1natgEfdEadgw2hSAoL6gxB6HS3ulXsR3/view?usp=drivesdk

Selasa, 09 Januari 2024

E-book: Panduan Menegakkan Sholat (Lengkap&Praktis)



Sahabat Abu Huroiroh mengatakan bahwa Rosululloh bersabda:


اِنَّ أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ اْلعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ


فَاِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ,


وَاِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ.


"Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali dihisab ialah sholatnya. Jika baik sholatnya maka dia sungguh beruntung dan selamat. Akan tetapi jika rusak sholatnya maka sungguh merugi dan celaka." [Shohih, HR at-Tirmidzi 413 dan Nasai 465]


Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berusaha mengikhlaskan niat dan mempelajari tatacara menegakkan sholat yang baik dan benar (berdasarkan Al-Quran dan Hadits dengan pemahaman yang baik) agar sholat yang kita tegakkan diterima, sehingga kita menjadi orang yang beruntung dan selamat.


*Bagi yang berkenan e-book:


Download Buku Panduan Menegakkan Sholat (Lengkap dan Praktis)

Semoga bermanfaat!


Ebook Menulis (Sarana Mengikat Ilmu)


Kalaulah bukan jasa para ulama yang menulis kitab di setiap bidang keislaman, niscaya kita tidak akan paham tentang ilmu-ilmu keislaman. Dengan terbukukannya hadits-hadits dari nabi shollallohu ‘alaihi wasallam, dengan adanya kitab-kitab semisal shohih bukhori, shohih muslim, sunan abu dawud, sunan at-tirmidzi, sunan ibnu majah, sunan an-nasai, dan yang lainnya merupakan sarana untuk terjaganya ilmu keislaman dari penyelewengan dan penyimpangan. Begitu pula dengan adanya kitab-kitab tafsir, semisal tafsir ath- thobari, ibnu katsir dan yang lainnya dapat tersampaikan makna suatu ayat kepada kita. Dan masih banyak lagi faedah-faedah menulis yang lainnya, sehingga bisa menjadikan kita termotivasi untuk menulis suatu ilmu walaupun tidak harus bertujuan menjadikannya buku. Setidaknya menulis faedah-faedah agar terikat dan mudah untuk dipelajarinya kembali.

Di dalam buku ini juga kami sertakan kiat-kiat agar semangat menulis, beberapa kisah para ulama yang bisa dijadikan teladan untuk menulis, adab-adab dalam menulis, membukukan dan mempublikasikan tulisan, serta diakhiri suatu bab tentang keterbatasan bukanlah masalah untuk berhenti menulis.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya. Dan sungguh, nasehat sangatlah bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Alloh berfirman: ”Berilah peringatan, sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang beriman.” [QS Adz- dzariyat (51) ayat 55]


Download Buku MENULIS (Sarana Mengikat Ilmu)


Jumat, 13 September 2013

DOWNLOAD BUKU PETUNJUK BAGI JAMAAH HAJI DAN UMROH



 
 Berikut ini kami hadirkan ebook gratis dengan judul Petunjuk  Bagi Jamaah Haji dan Umrahyang ditulis oleh Syaikh Thalal bin AHmad Al-Aqil. Buku ini menjelaskan tentang tuntunan haji dan umrah sesuai al-Quran dan as-Sunnah, mulai dari tempat-tempat untuk berihram,sifat haji dan umrah, hari tarwiyah, hari arafah, penjelasan tentang muzdalifah, hari berkurban, hari tasyrik, hukum-hukum seputar mukminat yang berhaji atau umrah, serta berbagai fatwa ulama seputar maslah haji dan umrah. Semoga bermanfaat dan silakan download pada link berikut:

Download Buku Petunjuk  Bagi Jamaah Haji dan Umrah

Kunjungi website Perpustakaan Islam Digital di http://mufiidah.net danhttp://mufiidah.com