Wahai
saudaraku seislam dan seiman,
Agar
kita tidak salah paham tentang apa itu teroris dan tidak menghukumi seseorang
dengan sembarangan tanpa dasar ilmu, alangkah baiknya jika kita lihat kamus
bahasa Indonesia. Dalam kamus bahasa Indonesia dinyatakan bahwa teror adalah
usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau
golongan. Adapun teroris adalah berbuat kejam (sewenang-wenang dan sebagainya)
untuk menimbulkan rasa ngeri atau takut.
Dari
definisi tersebut nampak jelas bahwa sebenarnya yang dikatakan teroris adalah
adalah orang-orang yang membuat takut orang lain, bukannya orang berjenggot
lagi celana sebetis yang menjalankan syariat islam lagi baik-baik. Mengapa
harus takut dengan umat islam yang berjenggot dan celana cingkrang padahal
mereka berbuat yang baik dan benar sesuai syariat islam? Bukankah mereka
mengajak kepada kebaikan dan kebenaran? Bukankah mereka berusaha untuk
mengikuti panutan umat islam? Bukankah Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam berjenggot dan beliau menyuruh untuk
memelihara jenggot? Bukankah Nabi Muhammad shollallohu
‘alaihi wasallam berpakaian sebetis dan beliau melarang menyelisihinya?
Bukankah para ulama memelihara jenggotnya dan pakaian atasnya tidak menutupi mata
kaki? Bukankah banyak atau bahkan mayoritas orang yang berbuat teror adalah
orang-orang yang tidak berjenggot secara syar’I, begitu pula celana yang mereka
pakai?
Anehnya
diantara umat islam ada yang membenci dan mencela orang-orang yang berusaha
memelihara jenggot dan celananya cingkrang. Bahkan ada yang mengatakannya
sesat, pengikut dajjal, iblis dan sebagainya. Kita berlindung kepada Alloh agar
dijauhkan dari menyelisihi Alloh dan Rosul-Nya, sehingga tidak tersesat, tidak
pula menjadi pengikut dajjal, apalagi menjadi iblis.
Wahai
saudaraku kaum muslimin yang mengaku mencintai Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wasallam,
Marilah
kita berusaha meneladani beliau sebagai konsekuensi dari kecintaan kita
kepadanya, karena bukti kecintaan kita kepada Nabi adalah dengan mentaati dan
tidak menyelisihinya. Sungguh aneh
perilaku kita, mengatakan cinta kepada Nabi, namun membenci sunnah-sunnahnya
dan mencela orang-orang yang mengamalkan sunnah. Tidakkah kita takut terhadap
ancaman Nabi? Nabi telah bersabda, “Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka
bukan dari golonganku.” [HR al-Bukhori no. 5063 dan Muslim no. 1401]
Wahai
saudaraku seislam dan seiman,
Marilah
kita berusaha memelihara jenggot dan tidak memotong apalagi menghabisinya.
Begitu pula, sarung/celana hendaknya tidak menutupi mata kaki dan tidak pula di
atas lutut, akan tetapi pertengahan di antaranya. Tentunya, harus diniatkan
yang benar yaitu berniat untuk beribadah dengan ikhlas dan mengikuti petunjuk Nabi Muhammad shollallohu
‘alaihi wasallam.
Semoga risalah
yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua. Sehingga bersemangat untuk
mengamalkan sunnah-sunnah Nabi dan menahan diri dari membenci ataupun bahkan mencela
orang-orang yang mangamalkan dan mendakwahkannya. Aamiin
BalasHapusThanks for your Information!
University of Jordan
http://www.ju.edu.jo