belajar
tata bahasa arab
(Bahasa Keseharian Umat Islam)
Disusun oleh:
Abu Hisyam Liadi
KATA PENGANTAR
Sampai saat ini banyak yang beranggapan bahwa Bahasa arab sangat
susah dipelajari, sehingga banyak kaum muslimin yang cenderung enggan dan menghindar
dari mempelajarinya. Padahal Bahasa arab merupakan Bahasa yang menjadi Bahasa
keseharian umat islam.
Kita sudah terbiasa menggunakan Bahasa arab, baik mendengarkan
ataupun yang kita ucapkan sendiri. Baik dikala adzan ataupun iqomat pada sholat
yang 5 waktu, termasuk bacaan-bacaan sholat , membaca ataupun mendengarkan
Al-Quran, doa ataupun dzikir sehari-sehari, atau yang selainnya. Hanya saja
terkadang kita tidak paham dengan Bahasa tersebut, padahal sudah menjadi Bahasa
yang senantiasa kita gunakan semenjak kecil.
Semoga hadirnya tulisan ini bisa menjadi sumbangsih bagi kita
sekalian untuk bisa memahami Bahasa arab yang sudah menjadi Bahasa keseharian
kita. Dengan harapan bisa menjadi lebih khusu’ dan menghayati ketika sholat,
berdoa ataupun berdzikir, membaca Al-Quran dan hadits, dan yang lainnya. Dan
Semoga kita bisa mempelajari kitab-kitab para ulama dari kitab aslinya yang
berbahasa arab.
Saran
dan kritik yang membangun sangat kita harapkan untuk perbaikan dan kemanfaatan
bagi islam dan kaum muslimin.
Belajarlah Bahasa arab,
Karena ia bagian dari agama islam
Daftar Isi
Kata
pengantar
Bab
1: Pendahuluan
Bab
2: Kalam
Bab
3: Macam-macam isim
Bab
4: Macam-macam Fi’il
Bab
5: Perubahan fi’il
Bab
6: I’rob (Perubahan akhir kata)
Bab
7: Jabatan kata yang dibaca rofa’
Bab 8:
Jabatan kata yang dibaca nashob
Bab
9: Jabatan kata yang dibaca jar
Bab
10: Jabatan kata yang dibaca jazm
Bab
11: Jabatan kata yang mengikuti jabatan lain
A.
Sifat
B.
Badal
C.
Taukid
D.
Athof
Bab
12: Tambahan
A.
Nida’
B.
Pengecualian
Lampiran-lampiran
Daftar
Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Pentingnya
mempelajari Bahasa arab
1.
Bahasa
arab merupakan Bahasa al-Quran dan Hadits
2.
Bahasa
arab merupakan Bahasa ibadah, semisal sholat, doa dan dzikir, adzan/iqomah, dan
lain sebagainya
3.
Bahasa
arab merupakan Bahasa para ulama dan kitab-kitabnya
4.
Bahasa
arab merupakan salah satu Bahasa internasional, dan banyak negara yang Bahasa resminya adalah
Bahasa arab
5.
Mempelajari
Bahasa arab bisa memperkuat daya ingat, karena ia Bahasa yang kaya akan uslub
dan kosakata.
B.
Banyak
kosaka yang sudah kita pahami
Sebenarnya
sudah banyak kosa kata Bahasa arab yang sudah kita pahami dan kita ketahui,
bahkan sudah menjadi Bahasa keseharian kita. Misalnya:
الاِيْمَانُ – اللهُ – مَلَائِكَةُ – كِتَابٌ
– رَسُوْلٌ – قِيَامَةٌ – تَقْدِيْرٌ
الاِسْلَامُ - شَهَادَةٌ – صَلَاةٌ – زَكَاةٌ
– صَوْمٌ – حَجٌّ – عُمْرَةٌ
صَلَاةٌ - اَلصُّبْحُ – اَلظُّهْرُ – اَلْعَصْرُ
– اَلْمَغْرِبُ – اَلْعِشَاءُ
نَبِيٌّ- رَسُوْلٌ- مُحَمَّدٌ – عِيْسَى – مُوْسَى
– اِبْرَاهِيْمُ – نُوْحٌ – هُوْدٌ
مَلَائِكَةٌ – جِبْرِيْلُ – مَالِكٌ – مَلَائِكَةُ
اْلمَوْتِ – رَقِيْبٌ –عَتِيْدٌ
صَحَابَةٌ – أَبُوْ بَكْرٍ –عُمَرُ – عُثْمَانُ
– عَلِيٌّ – سَلْمَانُ – عُبَيْدَةُ
أَحَدٌ – اِثْنَيْنِ – ثُلَاثَاءُ – أَرْبِعَاءٌ
– خَمِيْسٌ – جُمْعَةٌ – سَبْتُ
مَسْجِدٌ – كُرْسِيٌّ – اَلْقُرْآنُ – مَدْرَسَةٌ
– اِنْجِيْلُ – تَوْرَاتُ – زَابُوْرُ
مُؤْمِنٌ – مُسْلِمٌ – عُلَمَاءُ - أُسْتَاذٌ
- مُنَافِقٌ – كَافِرٌ – قَوْمٌ – مَوْتٌ
عَمَلٌ – عِلْمٌ – صَدَقَةٌ – دَعْوَةٌ – دُعَاءٌ
– ذِكْرٌ – آذَانٌ - اِقَامَةٌ
Dan masih banyak lagi yang lainnya.
C.
Cara
mempelajari Bahasa arab
Berikut
diantara tips belajar Bahasa arab, yaitu:
1.
Pahami
apa yang sudah biasa dipakai, baik berupa doa ataupun dzikir-dzikir dalam
keseharian.
2.
Digunakan
dalam kehidupan sehari-hari
3.
Mempelajari
tata bahasanya, nahwu maupun shorofnya
4.
Sering
membaca kitab-kitab para ulama
5.
Bersahabat
dengan orang-orang yang semangat mendalami Bahasa arab
D.
Tata
Bahasa Arab meliputi nahwu dan sorof
Ilmu nahwu yaitu ilmu yang mempelajari tentang perubahan harokat di
akhir kalimat (kata), contoh :
مَسْجِد
: مَسْجِدًا, مَسْجِدٍ , مَسْجِدٌ
رَسُوْل
: رَسُوْلًا , رَسُوْلٍ , رَسُوْلٌ
Sedangkan
ilmu sorof yaitu ilmu yang mempelajari tentang perubahan bentuk kalimat (kata).
Semisal kata كَتَبَ, bisa berubah menjadi
aneka bentuk kata.
كَتَبَ
: يَكْتُبُ – اُكْتُبْ – كِتَابٌ –
كَاتِبٌ – مَكْتُوْبٌ
قَرَأَ
: يَقْرَأُ – اِقْرَأْ – قِرَاءَةٌ - قَارِئٌ – مَقْرُوْؤٌ
BAB 2
KALAM
Kalimat dalam Bahasa arab terdiri dari 3
bagian, yaitu : isim, fi’il, dan huruf.
1. اَلْاِسْمُ
(Kata benda ataupun nama)
Isim ialah kata yang menunjukkan makna benda, nama,
atau sifat. Contohnya:
كِتَابٌ – مُحَمَّدٌ - كَرِيْمٌ
Isim bisa diketahui dari maknanya ataupun melalui
tanda-tandanya. Diantara tandanya ialah adanya alif lam ataupun tanwin. Misalnya:
كِتَابٌ – اَلْكِتَابُ , مَسْجِدٌ – اَلْمَسْجِدُ
Diantara yang termasuk isim, ialah:
a. |
Nama orang |
مُوْسَى – عِيْسَى – مُحَمَّدٌ – أَحْمَدُ |
b. |
Nama daerah |
مَكُّة – مَالَنْج – سُوْرَابَايَا – جَاكَرْتَا |
c. |
Nama hewan |
نَمْلٌ – نَحْلٌ – جَمَلٌ – بَقَرَةٌ -فِيْلٌ |
d. |
Nama tumbuhan |
نَخْلٌ – عَدَسٌ –بَصَلٌ – عِنَبٌ |
e. |
Nama benda |
كِتَابٌ – قَلَمٌ – سَبُّوْرَةٌ – كُرْسِيٌّ |
f. |
Sifat |
عَلِيْمٌ – مُجْتَهِدٌ – صَابِرٌ |
2. اَلْفِعْلُ
(kata kerja)
Fi’il ialah kata yang menunjukkan makna pekerjaan,
baik yang telah berlalu, sedang atau yang akan dikerjakan. Contohnya:
قَالَ – يَقُوْلُ قَرَأَ يَقْرَأُ سَأَلَ يَسْأَلُ
Fi’il bisa kita
ketahui dari maknanya atau melalui tanda-tandanya. Misalnya:
قَرَأَ ( Membaca ) كَتَبَ ( Menulis )
Adapun diantara tanda-tanda fi’il, yaitu:
A |
Adanya قَدْ |
قَدْ أَفْلَحَ اْلمُؤْمِنُوْنَ |
B |
Adanya سَوْفَ |
سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ |
C |
Adanya سَ |
سَيَقُوْلُ السُّفَهَاءُ |
D |
Adanya ta’ ta’nits (تْ) |
قَرَأَتْ مُسْلِمَاتٌ |
3. اَلْحَرْفُ
(kata sambung)
Huruf ialah kata yang bukan isim, bukan fi’il dan tidak
mempunya tanda. Huruf terdiri dari 3
macam, yaitu:
a. Huruf jar dan qosam, menjadikan kasroh
akhir suatu isim
Huruf jar jumlahnya ada 9, yaitu:
مِنْ– اِلَى- عَنْ– عَلَى- فِيْ– رُبَّ - حَتَّى – اَلْبَاءُ- اَلْكَافُ – اَللَّامُ
Huruf qosam jumlahnya ada 3, yaitu: wawu, ba’ ta’
وَاللهِ - بِاللهِ -
تَاللهِ
Contoh pemakaian dalam kalimat:
مِنَ اْلمَسْجِدِ – اِلَى اْلمَسْجِدِ – فِي اْلبَيْتِ – عَنِ اْلحَدِيْثِ
b. Huruf nashob, menjadikan fathah akhir fi’il
mudhori’
اِذَنْ – لِكَيْ – كَيْ – لَنْ – أَنْ
Contoh pemakaian dalam kalimat:
لِكَيْ يَفْهَمَ – أَنْ يَقْرَأَ – لَنْ تَرْضَى
– كَيْ يَكْتُبَ - أن أكون
c. Huruf jazem, menjadikan sukun akhir fi’il
mudhori’
لَامُ اْلأَمْرِ – لَامُ النَّهْيِ – لَمْ –
أَلَمْ – لَمَّا
Contoh pemakaian dalam kalimat:
لِيَقْرأْ – لَا يَذْهَبْ – لَمْ يَجْلِسْ –
أَلَمْ يَجْعَلْ
BAB 3
MACAM-MACAM ISIM
A. Macam-macam
isim berdasarkan Jenisnya
Berdasarkan jenisnya isim dibagi 2, yaitu:
muannats dan mudzakkar.
1. اَلْمُؤَنَّثُ
(perempuan)
Isim muannats ialah isim yang menunjukkan makna
perempuan.
Muannats ada yang hakiki, semisal:
فَاطِمَةُ –
عَائِشَةُ – خَدِيْجَةُ – مَرْيَمُ – هِنْدٌ – أُمُّ سَلَمَةَ – زَيْنَبُ
Dan banyak pula yang majasi, semisal:
مَدْرَسَةٌ –
مَكْتَبَةٌ – مِسْطَرَةٌ – مَجَلَّةٌ – مَدِيْنَةٌ – مِمْسَحَةٌ
*Berikut ini diantara tanda-tanda muannats, yaitu:
a. Menunjukkan
makna perempuan
مَرْيَمُ – زَيْنَبُ
– سَلْمَى
b. diakhiri ta’ marbuthoh, selain nama laki-laki
مَدْرَسَةٌ –
مَكْتَبَةٌ – مِسْطَرَةٌ
c. diakhiri alif
اَلدُّنْيَا
d. Semua anggota badan sepasang
عَيْنٌ – رِجْلٌ
– يَدٌ - أُذُنٌ
e. di-nash dalam Al-Quran:
اَلشَّمْسُ –
اَلْقَمَرُ – اَلنَّفْسُ – اَلْبِئْرُ – جَهَنَّمُ – اَلْأَرْضُ – اَلرِّيْحُ – اَلنَّارُ
f. Jamak yang tidak berakal
مَسَاجِدُ – بُيُوْتٌ
– كُتُبٌ – أَبْوَابٌ - مَفَاتِيْحُ
Cara menentukannya dengan cara dihafal, dibaca, atau sering
mendengar orang arab dalam bertutur kata. InsyaAlloh dengan berjalannya waktu
akan terbiasa dan bisa membedakannya.
2. اَلْمُذَكَّرُ
(laki-laki)
Isim mudzakkar ialah isim yang menunjukkan
makna laki-laki.
Mudzakkar ada yang hakiki, semisal:
مُحَمَّدٌ –
اِبْرَاهِيْمُ – اِسْمَاعِيْلُ – مُوْسَى – عَبْدُ الرَّحْمَنِ - سَلْمَانُ
Dan banyak pula yang majasi, semisal:
مَسْجِدٌ – كِتَابٌ
– كُرْسِيٌّ – بَيْتٌ – قَلَمٌ – مَعْهَدٌ – مِصْبَاحٌ - بَابٌ
*Catatan:
1. mengenal isim mudzakkar dan muannats sangat penting
untuk menyusun kalimat dalam Bahasa arab. Misal untuk memberi ta’ ta’nits pada
fi’ilnya, membedakan dhomir laki-laki dan perempuan, begitu juga dalam
menggunakan isim isyaroh, isim mausul, dan yang lainnya.
2. Adapula isim yang boleh mudzakkar dan muannats,
contohnya:
اَلسَّمَاءُ –
اَلسُّوْقُ – اَلسِّلَاحُ – اَلطَّرِيْقُ – اَلسَّبِيْلُ – اَلسُّوْقُ -اَلْاِبْطُ
Begitu pula jika mengikuti wazan:
فَعِيْلٌ : قَتِيْلٌ
فَعُّوْلٌ :
صَبُّوْرٌ
B. Macam-macam
isim berdasarkan bilangannya
Berdasarkan bilangannya, isim dibagi 3,
yaitu: mufrod, mutsanna, dan jama’.
1. اَلْمُفْرَدُ
(tunggal)
Isim mufrod ialah isim yang menunjukkan
makna satu atau tunggal. Contohnya:
اَلْمَسْجِدُ
– اَلْكِتَابُ – اَلْمَعْهَدُ – اَلْمَدْرَسَةُ - اَلْبَيْتُ
2. التثنية
(ganda)
Isim tatsniyah ialah isim yang menunjukkan
makna dua atau ganda dengan tambahan alif nun diakhirnya (انِ)
atau ya’ nun diakhirnya (يْنِ),
contohnya:
كِتَابٌ + انِ \ يْنِ => كِتَابَانِ \ كِتَابَيْنِ
قَلَمٌ + انِ \ يْنِ => قَلَمَانِ \ قَلَمَيْنِ
3. اَلْجَمْعُ (lebih dari dua)
Isim jama’ ialah isim yang menunjukkan
makna banyak, yaitu tiga dan seterusnya. Jama’ dibagi 3, yaitu: jamak mudzakkar
salim, jama’ muannats salim, dan jama’ taksir.
a. جَمْعُ اْلمُذَكَّرِ السَّالِمِ (jama’ untuk laki-laki), ditandai dengan
tambahan وْنَ atau يْنَ
مُسْلِمٌ + وْنَ \ يْنَ => مُسْلِمُوْنَ \ مُسْلِمِيْنَ
مُؤْمِنٌ + وْنَ \ يْنَ => مُؤْمِنُوْنَ \ مُؤْمِنِيْنَ
b. جَمْعُ اْلمُؤَنَّثِ السَّالِمِ (jama’ untuk perempuan), Ditandai dengan
tambahan اتٌ atau اتٍ
مُسْلِمٌ + اتٌ \ اتٍ => مُسْلِمَاتٌ \ مُسْلِمَاتٍ
مُؤْمِنٌ + اتٌ \ اتٍ => مُؤْمِنَاتٌ \ مُؤْمِنَاتٍ
c. جَمْعُ التَّكْسِيْرِ,
Yaitu jamak yang tidak ada rumusnya.Cara mengenalinya dengan menghafalnya atau
melihat kamus Bahasa arab. Misal:
كِتَابٌ (ج) كُتُبٌ – مَسْجِدٌ (ج) مَسَاجِدُ
– رَجُلٌ (ج)رِجَالٌ
بَيْتٌ (ج) بُيُوْتٌ – رَسُوْلٌ (ج) رُسُلٌ –
نَبِيٌّ (ج) أَنْبِيَاءُ
C. Macam-macam
isim berdasarkan kejelasannya
Berdasarkan kejelasannya isim dibagi 2, yaitu: nakiroh
dan ma’rifah.
a. Isim Nakiroh, ialah isim yang menunjukkan makna
umum dan jika diawali (ال) maka menjadi
ma’rifah. Contohnya:
مَسْجِدٌ – رَجُلٌ
– بَيْتٌ – بَابٌ – كِتَابٌ - قَلَمٌ
b. Isim ma’rifah, ialah isim yang menunjukkan
makna khusus atau tertentu. Contohnya:
اَلْمَسْجِدُ – اَلرَّجُلُ – اَلْبَيْتُ – اَلْبَابُ
– اَلْكِتَابُ - اَلْقَلَمُ
*Isim ma’rifah jumlahnya ada 6, yaitu:
a. isim yang diawali (ال)
اَلْأسْتَاذُ
– اَلْمَسْجِدُ – اَلْكِتَابُ – اَلْقَلَمُ - اَلطَّالِبُ
b.Isim alam (nama orang), baik nama asli,
kunyah ataupun gelar (laqob)
مُحَمَّدٌ –
أَبُوْ بَكْرٍ – عُمَرُ – اَلْفَارُوْقُ – عَلِيٌّ - خَالِدٌ
c. ism dhomir (kata ganti)
|
اَلْمُفْرَدُ |
اَلْمُثَنَّى |
اَلْجَمْعُ |
اَلْمُفْرَدُ |
اَلْمُثَنَّى |
اَلْجَمْعُ |
اَلْغَائِبُ |
هُوَ |
هُمَا |
هُمْ |
هِيَ |
هُمَا |
هُنَّ |
اَلْمُخَاطَبُ |
أَنْتَ |
أَنْتُمَا |
أَنْتُمْ |
أَنْتِ |
أَنْتُمَا |
أَنْتُنَّ |
اَلْمُتَكَلِّمُ |
أَنَا |
نَحْنُ |
أَنَا |
نَحْنُ |
c. isim maushul (kata sambung)
|
المُذَكَّرُ |
المُؤَنَّثُ |
المُفْرَدُ |
الَّذِيْ |
اَلَّتِيْ |
المُثَنَّى |
اَللَّذَانِ \ اَللَّذَيْنِ |
اَللَّتَانِ \ اَللَّتَيْنِ |
الجَمْعُ |
اَلَّذِيْنَ |
اَللَّائِيْ \ اَللَّاتِيْ |
e. isim isyaroh (kata tunjuk)
|
لِلْقَرِيْبِ |
لِلْبَعِيْدِ |
||
|
المُذَكَّرُ |
المُؤَنَّثُ |
المُذَكَّرُ |
المُؤَنَّثُ |
المُفْرَدُ |
هذَا |
هذِه |
ذلِكَ |
تِلْكَ |
المُثَنَّى |
هذَانِ \ هذَيْنِ |
هتَانِ \ هتَيْنِ |
ذنِكَ \ ذَيْنِكَ |
تَانِكَ \ تَيْنِكَ |
الجَمْعُ |
هؤُلَاءِ |
هؤُلَاءِ |
أُولئِكَ |
أُولئِكَ |
* هؤلاء
dan أولئك, khusus untuk menunjukkan isim jama’ yang
berakal. Misal:
هؤُلَاءِ مُسْلِمُوْنَ
– أُولئِكَ مُسْلِمَاتٌ
Adapun jika jama’ tidak berakal,
menggunakan kata tunjuk mufrod muannats. Missal:
هذِه كُتُبٌ –
هذِه أَقْلَامٌ
*Isim isyaroh lainnya ialah:
(Disini) = هُنَا
(Disana) = هُنَاكَ – هُنَالِكَ – ثَمَّ
f. isim yang disandarkan/mudhof pada salah
satu dari 5 isim ma’rifah. Contohnya:
كِتَابُ مُحَمَّدٍ
– كِتَابُ الطَّالِبِ – كِتَابُ عَلِيٍّ
D. Macam-macam
isim berdasarkan perubahan harokat akhirnya
Berdasarkan perubahan harokat akhirnya, isim
dibagi 2, yaitu: mu’rob dan mabni.
1. Isim mu’rob, yaitu isim yang bisa berubah
harokat akhirnya disebabkan oleh beberapa sebab. Misal:
a. Dhommah karena menjadi fa’il (subjek)
جَاءَ رَجُلٌ
– جَاءَ الرَّجُلُ
b. Fathah karena menjadi maf’ul bih (objek)
قَرَأَ مُحَمَّدٌ
القُرْآنَ – كَتَبَ عَلِيٌّ الدَّرْسَ
c. Kasroh kerena didahului huruf jar
مَرَرْتُ بِرَجُلٍ
– صَلَّى أَحْمَدُ فِي اْلمَسْجِدِ
2. Isim mabni, yaitu isim yang harokat
akhirnya tidak bisa berubah. Misal:
جَاءَ هذَا
الرَّجُلُ – رَأَيْتُ هذَا الرَّجُلَ – مَرَرْتُ بِهذَا الرَّجُلِ
Dalam kondisi apapun, isim ini akan tetap
begini dan tidak berubah.
E. Macam-macam
isim berdasarkan huruf akhirnya
Berdasarkan huruf akhirnya, isim dibagi 2,
yaitu: manqush dan maqshur.
1. اِسْمُ اْلمَنْقُوْصِ,
yaitu isim yang berakhiran huruf ya’ sukun dan sebelumnya kasroh.
الهَادِيْ –
القَاضِيْ – الزَّانِيْ – الدَّانِيْ – النَّاهِيْ - الرَّامِيْ
2. اِسْمُ اْلمَقْصُوْرِ,
yaitu isim yang berakhiran alif tegak/layyinah (bengkok) dan sebelumnya fathah.
الهُدَى –
الفَتَى – الوُسْطَى – مُوْسَى - عِيْسَى
BAB 4
MENGENAL MACAM-MACAM FI’IL
Secara garis
besar, pembagian macam-macam fi’il ada 6, yaitu:
A. FI’IL
DITINJAU DARI TASRIFNYA
Ditinjau dari tasrifnya fi’il dibagi 2, yaitu: jamid
dan mutashorrif
1. Fi’il jamid, yaitu fi’il yang tidak bisa
diubah ke bentuk lain, misal:
لَيْسَ - عَسَى
2. Fi’il mutashorrif, yaitu fi’il yang bisa
diubah ke bentuk lain, misal:
كَتَبَ =>
يَكْتُبُ – اُكْتُبْ قَرَأَ => يَقْرَأُ - اِقْرَأْ
B. FI’IL
DITINJAU DARI BANGUNAN HURUFNYA
Ditinjau dari bangunan hurufnya fi’il dibagi
2, yaitu: shohih dan mu’tal.
1. fi’il shohih, yaitu fi’il yang susunannya
tidak ada huruf illatnya (ا و ي). Fi’il shohih
terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: salim, mudho’af, dan mahmuz.
a. Salim, yaitu selain tidak ada huruf
illatnya juga tidak ada tasydid ataupun hamzah. Misal:
كَتَبَ – جَلَسَ
– خَرَجَ - دَخَلَ
b. Mudhoaf,
yaitu fi’il yang ada tasydidnya. Misal:
شَدَّ – رَدَّ
- دَلَّ
c. Mahmuz, yaitu fi’il yang ada hamzahnya.
Misal:
قَرَأَ – أَخَذَ
- سَأَلَ
2. Fi’il mu’tal, yaitu fi’il yang susunannya ada
huruf illatnya (ا و ي). Fi’il mu’tal pun
juga terbagi menjadi 3 macam, yaitu: mitsal, ajwaf dan naqis.
a. Mitsal, huruf illatnya diawal. Misal:
وَجَدَ – وَعَدَ
- يَئِسَ
b. Ajwaf, huruf illatnya ditengah. Misal:
قَامَ – صَامَ
- نَامَ
c. Naqish, huruf illatnya diakhir. Misal:
دَعَا – رَمَى
- لَقِيَ
C. FI’IL
DITINJAU DARI SUSUNANNYA
Ditinjau dari susunannya fi’il dibagi 2,
yaitu: mujarrod dan mazid.
1. Fi’il mujarrod, yaitu fi’il yang kosong
dari tambahan. Fi’il mujarrod terbagi menjadi 2, yaitu: tsulatsi dan ruba’i
a. Tsulatsi, huruf aslinya ada 3 huruf. Misal:
كَتَبَ – قَرَأَ
– نَزَلَ - جَلَسَ
b. Ruba’I, huruf aslinya ada 4 huruf. Misal:
زَلْزَلَ – بَسْمَلَ
- حَمْدَلَ
2. Fi’il mazid, yaitu fi’il yang ada tambahan
dari rumus asalnya. Fi’il mazid ada 2, yaitu: tsulatsi mazid dan ruba’i mazid.
a. Tsulatsi mazid, fi’il tambahan yang asalnya
dari 3 huruf. Misal:
أَنْزَلَ – أَخْرَجَ
– عَلَّمَ – تَعَلَّمَ استغفر
b. Ruba’I mazid, fi’il tambahan yang asalnya
dari 4 huruf. Misal:
تَجَلْبَبَ
D. FI’IL
DITINJAU DARI KEBUTUHANNYA TERHADAP MAF’UL BIH
Ditinjau dari kebutuhannya terhadap maf’ul
bihi, fi’il dibagi 2, yaitu: lazim dan muta’addi.
1. Fi’il lazim, yaitu fi’il yang tidak butuh
maf’ul bihi. Misalnya:
ذَهَبَ عَلِيٌّ – جَلَسَ أَحْمَدُ – خَرَجَ
خَالِدٌ
2. Fi’il muta’addi, yaitu fi’il yang membutuhkan
maf’ul bihi. Fi’il muta’addi ada yang butuh 1 maf’ul bihi dan ada pula yang
butuh 2 maf’ul bihi. Misal:
فَتَحَ خَالِدٌ الكِتَابَ – تَعَلَّمَ مُحَمَّدٌ
القُرْآنَ
E. FI’IL
DITINJAU DARI PENYEBUTAN FA’ILNYA
Ditinjau dari penyebutan fa’ilnya, fi’il
dibagi 2, yaitu ma’lum dan majhul.
1. Fi’il ma’lum (aktif), failnya disebutkan
قَرَأَ اْلمُسْلِمُوْنَ اْلقُرْآنَ – كَتَبَ
عَلِيٌّ الدَّرْسَ
2. Fi’il majhul (pasif), failnya dihilangkan
كُتِبَ الدَّرْسُ
- قُرِئَ اْلقُرْآنَ
F. FI’IL
DITINJAU DARI ZAMAN TERJADINYA
Ditinjau dari zaman terjadinya, fi’il
dibagi 3, yaitu madhi, mudhori’, dan amr.
1. Fi’il madhi, kata kerja yang menunjukkan
waktu lampau. Contohnya:
كَتَبَ – قَرَأَ
– عَلَّمَ - تَعَلَّمَ
2. Fi’il mudhori’, kata kerja yang menunjukkan
waktu yang sedang atau yang akan datang. Contohnya:
يَكْتُبُ – يَقْرَأُ
– يُعَلِّمُ - يَتَعَلَّمُ
3. Fi’il amr (perintah). Contohnya:
اُكْتُبْ – اِقْرَأْ
– عَلِّمْ - تَعَلَّمْ
BAB 5
PERUBAHAN FI’IL
A. الفِعْلُ اْلمَاضِي
(Fi’il madhi)
Sebagaimana pelajaran yang telah berlalu
bahwa fi’il ada yang asalnya 3 dan ada pula yang asalnya 4. Adapun tambahannya
ada yang 1, 2 dan ada pula yang 3. Berikut rumus-rumusnya dan beberapa
contohnya:
فَعَلَ : كَتَبَ – قَرَأَ – خَلَقَ - جَعَلَ
فَعِلَ : سَمِعَ – فَرِحَ – أَذِنَ - عَلِمَ
فَعُلَ : كَبُرَ – حَسُنَ - كَثُرَ
أَفْعَلَ : أَخْرَجَ – أَنْزَلَ – أَدْخَلَ
فَاعَلَ : جَاهَدَ – قَاتَلَ
فَعَّلَ : نَزَّلَ – عَلَّمَ – أَخَّرَ
اِنْفَعَلَ : اِنْقَلَبَ
اِفْتَعَلَ : اِقْتَرَبَ
اِفْعَلَّ : اِبْيَضَّ
تَفَعَّلَ : تَوَلَّى – تَعَلَّمَ -
تَصَدَّقَ
تَفَاعَلَ : تَقَابَلَ – تَقَاتَلَ
اِسْتَفْعَلَ : اِسْتَغْفَرَ – اِسْتَقْبَلَ
فَعْلَلَ : بَسْمَلَ – زَلْزَلَ
تَفَعْلَلَ : تَجَلْبَبَ
Adapun tasrifannya bisa dihafalkan pada LAMPIRAN
di belakang
B. الفعل المضارع
(Fi’il Mudhori’)
Fi’il mudhori’ ialah kata kerja yang
menunjukkan makna ‘sedang’ atau ‘akan’ dan selalu diawali salah satu huruf
mudhoroah (أ ن ي ت).
1.
Cara mencari fi’il mudhori’ dari 3 huruf
a.
Sukun huruf pertama dan dhommah akhirnya
b.
Depan ditambahi huruf mudhoroah (أ ن ي ت)
c.
Adapun harokat sebelum akhir menyesuaikan kamus
كَتَبَ => كْتبُ => يَكْتبُ => يَكْتُبُ
سَمِعَ => سْمعُ => يَسْمعُ =>
يَسْمَعُ
Untuk mengetahui harokat sebelum akhir butuh
dikembalikan ke kamus atau perkataan bahasa arab dan sering dipelajari serta
dihafalkan.
2.
Cara mencari fi’il mudhori’ dari 4 huruf ialah mengikuti wazannya:
أ – فَعَّلَ يُفَعِّلُ : عَلَّمَ يُعَلِّمُ -
أَخَّرَ يُؤَخِّرُ
ب- أَفْعَلَ يُفْعِلُ : أَنْزَلَ يُنْزِلُ – أَدْخَلَ
يُدْخِلُ
ج- فَاعَلَ يُفَاعِلُ : جَاهَدَ يُجَاهِدُ – قَاتَلَ
يُقَاتِلُ
3.
Cara mencari fi’il mudhori’ dari 5 dan 6 huruf
a.
Jika berawalan alif: alifnya diganti huruf mudhoroah (أ ن ي ت) dan dikasroh sebelum akhir.
اِسْتَغْفَرَ => يَسْتَغْفِرُ
اِنْقَلَبَ => يَنْقَلِبُ
b.
Jika berawalan تَ: tambah huruf
mudhoroah (أ ن ي ت)saja
تَعَلَّمَ => يَتَعَلَّمُ
Adapun tasrifannya secara (lughowi/istilahi)
bisa dihafalkan pada LAMPIRAN di belakang.
C. فعل الأمر
(Fi’il amr)
Cara
membuat fi’il amr yaitu dengan melihat fi’il mudhori’nya. Adapun prosesnya
sebagai berikut:
a.
Hapus huruf mudhoroahnya
b. Jika tidak bisa dibaca, ditambah ALIF (ا) untuk yang selain 4 huruf. Adapun yang 4 huruf
ditambah أَ
c. Harokat ALIF dhommah jika sebelum akhir
dhommah. Adapun selainnya berharokat kasroh.
يَكْتُبُ => كْتُبْ => اُكْتُب =>
اُكْتُبْ
يُعَلِّمُ => عَلِّم => عَلِّمْ =>
عَلِّمْ
D. المصدر
(Masdar)
Masdar
dari tsulatsi mujarrod tidak memiliki kaedah khusus, melainkan harus dihafal.
Begitu pula sebagian masdar dari wazan ruba’i
dan yang lainnya. Namun untuk yang rubai sebagian besar bisa dihafal
dengan menggunakan rumusnya, yaitu sebagai berikut ini:
فَعَّلَ تَفْعِيْلاً: عَلَّمَ تَعْلِيْمًا – نَزَّلَ
تَنْزِيْلًا
أَفْعَلَ اِفْعَالًا : أَخْرَجَ اِخْرَاجًا –
أَدْخَلَ اِدْخَالًا
فَاعَلَ فِعَالًا وَ مُفَاعَلَةً : جَاهَدَ جِهَادًا
وَ مُجَاهَدَةً
Adapun untuk yang khumasi dan sudasi ada 2
kondisi, yaitu:
a. Jika fi’il madhinya dimulai dengan hamzah
washol, maka bentuk masdarnya adalah dengan cara huruf pertama dan ketiga
dikasroh, lalu sebelum huruf terakhir ditambah alif. Misal:
اِسْتَغْفَرَ => اِسْتِغْفَارًا
اِنْقَلَبَ => اِنْقِلَابًا
b.
Jika fi’il madhinya dimulai dengan huruf ta’, maka
caranya adalah dengan mendhommahkan huruf sebelum akhir. Misal:
تَعَلَّمَ => تَعَلُّمًا
تَجَادَلَ => تَجَادُلًا
E. Ismu fa’il
Rumus isim fa’il dari fi’il tsulatsi adalah
فَاعِلٌ.
كَاتِبٌ – قَارِئٌ – سَائِلٌ – جَالِسٌ - قائلٌ
Adapun isim fa’il dari selain mujarrod
tsulatsi diambil dari mudhori’nya. Kemudian huruf pertamanya diganti مُ dan sebelum terakhir dikasroh. Misal:
يَسْتَغْفِرُ => مُسْتَغْفِرٌ
يُعَلِّمُ => مُعَلِّمٌ
F. Ismu maf’ul
Rumus isim maf’ul dari fi’il tsulatsi
adalah مَفْعُوْلٌ.
مَكْتُوْبٌ – مَفْتُوْحٌ – مَسْؤُوْلٌ – مَأْخُوْذٌ
- مَعْلُوْمٌ
Adapun isim maf’ul dari selain mujarrod
tsulatsi diambil dari mudhori’nya. Kemudian huruf pertamanya diganti مُ dan sebelum terakhir difathah. Misal:
يَسْتَقْبِلُ => مُسْتَقْبَلٌ
G. Isim alat
Hendaknya dikembalikan ke kamus atau Bahasa
arab, walaupun ada wazannya dan sebagiannya cocok.
مِفْعَلٌ : مِبْرَدٌ - مِرْسَمٌ
مِفْعَالٌ : مِفْتَاحٌ - مِيْزَانٌ
مِفْعَلَةٌ : مِكْنَسَةٌ – مِرْوَحَةٌ -
مِمْسَحَةٌ
H. Isim zaman
dan makan
1.
Jika fi’ilnya 3 huruf, maka bisa mengikuti wazan:
-مَفْعِلٌ ,
jika mudhori’nya berwazan يَفْعِلُ.
Missal:
مَجْلِسٌ - مَوْعِدٌ
-مَفْعَلٌ ,
jika mudhori’nya berwazan يَفْعّلُ
atau يَفْعُلُ. Missal:
مَطْعَمٌ - مَجْمَعٌ
2.
Jika fi’ilnya 4 huruf atau lebih, maka isim zaman dan
isim makan sama dengan isim maf’ul.
I. Madhi mabni
lil majhul
1.
Huruf awalnya didhommah dan huruf sebelum akhir
dikasroh. Misal:
كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ => كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
قَرَأَ اْلمُسْلِمُوْنَ اْلقُرْآنَ => قُرِئَ
اْلقُرْآنُ
2.
Jika terdiri dari 5 huruf, huruf pertama dan
kedua/ketiga didhommah. Missal:
اِقْتَرَبَ => اُقْتُرِبَ
تَعَلَّمَ => تُعُلِّمَ
J. Mudhori’
mabni lilmajhul
Diambil dari fi’il mudhori’: huruf pertama
dhommah dan difathah sebelum akhir. Misal:
يَقْرَأُ أَحْمَدُ اْلقُرْآنَ فِي اْلمَسْجِدِ
=> يُقْرَأُ اْلقُرْآنُ فِي اْلمَسْجِدِ
BAB 6
I’ROB (PERUBAHAN AKHIR KATA)
Dalam Bahasa arab ada 4 macam I’rob
(perubahan akhir kata), yaitu: rofa’ (dhommah), nashob (fathah), jar (kasroh),
dan jazm (sukun).
A. I’rob rofa’
Asal harokat adalah rofa’ (dhommah). Tanda
I’rob rofa’ ada 4 macam, yaitu: dhommah, alif, wawu, dan nun.
1.
Dhommah, ialah tanda utama pada I’rob rofa’. Dhommah
menjadi I’rob rofa’ berada di:
a.
Isim mufrod (kata benda tunggal)
اَلْكِتَابُ مُفِيْدٌ
b.
Jamak taksir (jamak tak beraturan)
اَلْكُتُبُ مُفِيْدَةٌ
c.
Jama’ muannats salim (jamak perempuan)
اَلْمُؤْمِنَاتُ صَالِحَاتٌ
d.
Fi’il mudhori’ shohih akhir
يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ
2.
Alif, menjadi tanda I’rob rofa’ berada di isim
tatsniyah (ganda)
اَلْكِتَابَانِ جَدِيْدَانِ
3.
Wawu, menjadi tanda i’rob rofa’ berada di:
a.
Jama’ mudzakkar salim
صَلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ فِي اْلمَسْجِدِ
b.
Asmaul khomsah
أَخُوْكَ – أَبُوْكَ – حَمُوْكَ – فُوْكَ – ذُوْ
مَالٍ
4.
Nun, menjadi tanda rofa’ berada di af’al alkhomsah (lima
kata kerja), yaitu kata kerja yang mengikuti wazan:
تَفْعَلِيْنَ – تَفْعَلُوْنَ – يَفْعَلُوْنَ –
تَفْعَلَانِ - يَفْعَلَانِ
*Jabatan-jabatan kata yang dibaca rofa’,
InsyaAlloh akan dibahas pada BAB 7
B. I’rob nashob
Tanda I’rob nashob ada 5, yaitu fathah, alif,
ya’, kasroh, dan membuang huruf nun.
1.
Fathah, merupakan tanda utama I’rob nashob. Berada
pada:
a.
Isim mufrod
اِنَّ اْلكِتَابَ مُفِيْدٌ
b.
Jama’ taksir
اِنَّ اْلكُتُبَ مُفِيْدَةٌ
c.
Fi’il mudhori’
أَنْ يَكْتُبَ – أَنْ يَرْمِيَ – أَنْ
يَدْعُوَ
2.
Alif, berada di asmaul khomsah
رَأَيْتُ حَمَاكَ – رَأَيْتُ أَخَاكَ وَأباك –
رَأَيْتُ ذَا مَالٍ – رَأَيْتُ فَاكَ
3.
Ya’, menjadi tanda I’rob nashob pada:
a.
Jama’ mudzakkar salim
اِنَّ اْلمُسْلِمِيْنَ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
b.
Isim tatsniyah
اِنَّ الطَّالِبِيْنِ مُجْتَهِدَيْنِ
4.
Kasroh, menjadi tanda I’rob nashob pada jama’ muannats
salim (jama’ perempuan beraturan)
رَأَيْتُ اْلمُسْلِمَاتِ فِي اْلمَسْجِدِ
5.
Membuang nun, berada pada af’alul khomsah
يَجْلِسُوْنَ => هُمْ لَنْ يَجْلِسُوْا
تَجْلِسُوْنَ => أَنْتُمْ لَنْ تَجْلِسُوْا
*Jabatan-jabatan kata yang dibaca nashob
insyaAlloh akan dibahas pada BAB 8
C. I’rob jar
Tanda I’rob jar adalah kasroh, ya’
dan fathah.
1.
Kasroh, berada pada:
a.
Isim mufrod
صَلَّيْتُ فِي اْلمَسْجِدِ
b.
Jama’ taksir
لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِنَ اْلمَالِ
c.
Jama’ muannats salim
عَلَى اْلمُسْلِمَاتِ اَلطًّاعَةُ لِلّهِ
2.
Ya’, berada pada:
a.
Jama’ mudzakkar salim
عَلَى اْلمُسْلِمِيْنَ صَوْمُ رَمَضَانَ
b.
Isim tatsniyah
اِلْتَقَيْتُ بِالتِّلْمِيْذَيْنِ
c. Asmaul khomsah
بِحَمِيْكَ – بِأَخِيْكَ – بِأَبِيْكَ – بِذِيْ
مَالٍ – بِفِيْكَ
3.
Fathah, berada pada isim ghoiru munshorrif (isim yang
tidak bisa berharokat kasroh)
a.
Nama orang yang tidak bertanwin
عُمَرُ – عُثْمَانُ – طَلْحَةُ – عَائِشَةُ -
زَيْنَبُ
b.
Isim yang berwazan:
مَفَاعِيْلُ : مَفَاتِيْحُ - مَصَابِيْحُ
مَفَاعِلُ : مَسَاجِدُ – مَعَاهِدُ
مَا خُتِمَ بِأَلِفٍ تَأْنِيْثٍ: سَوْدَاءُ –
حَمْرَاءُ - صَحْرَاءُ
*Jabatan-jabatan kata yang dibaca jar insyaAlloh
akan dibahas pada BAB 9
D. I’rob jazm
Tanda I’rob jazm ada 3, yaitu: sukun,
membuang huruf illat, dan membuang nun.
1.
Sukun
يَكْتُبُ => لَمْ يَكْتُبْ
يَقْرَأُ => لَمْ يَقْرَأْ
2. Membuang huruf illat (ا ي و)
يَدْعُوْ => لَمْ يَدْعُ
يَرْمِيْ
=> لَمْ يَرْمِ
3.
Membuang nun
يَكْتُبَانِ => لَمْ يَكْتُبَا
يَكْتُبُوْنَ => لَمْ يَكْتُبُوْا
*Jabatan-jabatan kata yang dibaca jazem
insyaAlloh akan dibahas pada BAB 10
BAB 7
JABATAN-JABATAN KATA YANG DIBACA ROFA’
Jabatan-jabatan kata yang harus dibaca rofa’ ada 5,
yaitu: mubtada dan khobarnya, fa’il, naibul fa’il, isimnya kaana dan
saudara-saudaranya, serta khobarnya inna dan saudara-saudaranya.
A.
Mubtada dan khobarnya
Mubtada’ adalah seperti halnya subjek atau pokok
kalimat dalam tata Bahasa Indonesia. Mubtada’ adalah isim yang mengawali suatu
suatu kalimat, adapun Khobar adalah pelengkapnya yang menjadikan suatu kalimat
menjadi sempurna.
عُثْمَانُ أُسْتَاذٌ
اَلتِّلْمِيْذَانِ مُجْتَهِدَانِ
اَلرِّجَالُ أَطِبَّاءُ
اَلْمُؤْمِنَاتُ صَائِمَاتٌ
اَلْمُسْلِمُوْنَ صَالِحُوْنَ
Kata yang bergaris bawah dibaca rofa’ karena sebagai mubtada’, sedangkan
kata-kata setelahnya adalah khabarnya.
Adapun tanda rofa’nya berbeda-beda karena perbedaan bentuk katanya
masing-masing.
Catatan tambahan:
*Pada asalnya, Khobar menyesuaikan dengan mubtada’nya dalam hal mufrood,
mutsanna, jama’, ataupun mutsanna dan mudzakkarnya.
*Mubtada’ biasanya letaknya sebelum Khobar. Hanya saja terkadang mubtada
diletakkan setelah khobarnya, misalnya:
فِي اْلبَيْتِ عَلِيٌّ
B.
Fa’il (Pelaku/subjek)
Fail (subjek) letaknya setelah fi’il (kata
kerja). Dan perlu diperhatikan bahwa setiap fi’il pasti ada fail atau
pelakunya.
Bapakku telah datang |
جَاءَ أَبِيْ |
Dua siswa (laki2) berdiri |
قَامَ الطَّالِبَانِ |
Para siswa
(laki2) belajar |
تَعَلَّمَ الطُّلَّابُ |
Seorang siswa belajar |
تَعَلَّمَ الطَّالِبُ |
Para wanita muslim belajar |
تَعَلَّمَتْ المُسْلِمَاتُ |
Kata-kata yang bergaris bawah
dibaca rofa’, karena sebagai fail (subjek). Adapun tanda rofa’nya berbeda-beda
karena perbedaan bentuk katanya masing-masing.
*Dalam susunan fi’il fail maka fi’il harus selalu dimufrodkan walaupun
failnya terdiri dari kata mufrod, mutsanna, maupun jama’. Yang dibedakan hanya
masalah muannats dan mudzakkarnya. Jadi jikak fi’il muannats maka failnya harus
dimuannatskan dengan menambahkan ta’ ta’nits.
C.
Naibul fa’il
Naibul fail adalah kata yang menggantikan kedudukan fail yang semula
menjadi maf’ul bihi (objek)
قَرَأَ أَحْمَدُ اْلقُرْآنَ => قُرِئَ اْلقُرْآنُ
كَتَبَ عَلِيٌّ الدَّرْسَ => كُتِبَ الدَّرْسُ
*Adapun pelajaran tentang kata kerja yang dipasifkan (majhul) bisa
dibuka lagi pada BAB 5.
D.
Isimnya kaana dan saudara-saudaranya
كَانَ – صَارَ – ظَلَّ – أَمْسَى – مَا بَرِحَ – بَاتَ –
لَيْسَ – أَضْحَى
أَصْبَحَ – مَازَالَ – مَا فَتِئَ – مَادَامَ – مَا انْفَكَّ
Kana dan saudara-saudaranya masuk pada jumlah yang terdiri dari mubtada’
dan Khobar. Mubtada’ yang dimasuki kaana dan saudaranya inilah yang disebut
isimnya kana dan saudara-saudaranya.
اللهُ غَفُوْرٌ => كَانَ اللهُ غَفُوْرًا
اَلرِّجَالُ أَقْوِيَاءُ => كَانَ الرِّجَالُ
أَقْوِيَاءَ
اَلْمُؤْمِنَاتُ صَائِمَاتٌ => كَانَتِ اْلمُؤْمِنَاتِ
صَائِمَاتٍ
Kalimat yang bergaris bawah adalah isimnya kaana dan saudara-saudaranya.
Tanda rofa’nya sesuai dengan bentuk kalimatnya.
E. Khobarnya
inna dan saudara-saudaranya
اِنَّ – أَنَّ – كَأَنَّ – لَكِنَّ – لَيْتَ – لَعَلَّ –
لَا (اَلنَّافِيَةَ لِلْجِنْسِ)
Inna da saudara-saudaranya masuk pada susunan mubtada dan Khobar.
اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ => اِنَّ اْلمُسْلِمَ صَابِرٌ
اَللهُ عَلِيْمٌ => اِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ => اِنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ
اللهِ
Kalimat yang bergaris bawah adalah khobarnya inna dan khobarnya inna
dibaca rofa’. Adapun tandanya tergantung bentuk katanya masing-masing.
BAB 8
JABATAN KATA YANG DIBACA NASHOB
Jabatan-jabatan kata yang harus dibaca nashob
ada 10, yaitu: maf’ul bih, maf’ul mutlak, maf’ul liajlih, maf’ul fiihi, isimnya
inna, khobarnya kaana, khobarnya maa dan laisa, tamyiz, hal, dan isimnya laa
linafyil jinsi.
A. Maf’ul bihi
(objek), kata yang dikenai pekerjaan
قَرَأَ مُحَمَّدٌ اْلقُرْآنَ
كَتَبَ زَيْدٌ الرِّسَالَةَ
Kalimat yang bergaris bawah adalah maf’ul
bihi. Tanda nashobnya sesuai dengan bentuk kalimatnya.
B. Maf’ul
mutlak
Maf’ul mutlak adalah kata yang diambil kata
kerjanya yang disebutkan di muka, baik berupa pengertian maupun lafalnya.
Misal:
قَرَأَ اْلمُسْلِمُوْنَ اْلقُرْآنَ قِرَاءَةً حَسَنَةً
يَجْلِسُ خَالِدٌ فِي اْلمَسْجِدِ جُلُوْسَ الطَّالِبِ
تَعَلَّمَ أَحْمَدُ اْلحَدِيْثَ تَعَلُّمًا حَسَنًا
Kalimat yang bergaris bawah hukumnya
nashob, dan alamat nashobnya dengan fathah sebab maf’ul mutlak terdiri dari
isim mufrod.
C. Maf’ul
liajlihi
Maf’ul liajlihi adalah kata yang
menerangkan sebab dilakukannya pekerjaan. Oleh karena itu, mengandung arti
sebab. Missal:
صَامَ اْلمُسْلِمُوْنَ رَمَضَانَ عِبَادَةً للهِ
تَعَالَى
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
طَلَبَ أَحْمَدُ اْلعِلْمَ ابْتِغَاءَ وَجْهِ
اللهِ
Kalimat yang bergaris bawah hukumnya nashob
karena maf’ul liajlihi.
D. Maf’ul fiihi
Maf’ul fiihi yaitu kata yang menerangkan
waktu atau tempat dilakukannya suatu pekerjaan. Missal:
رَجَعَ أَخُوْكَ اِلَى بَيْتِهِ نَهَارًا
نَامَ الطَّالِبُ لَيْلًا وَقَامَ صَبَاحًا
اَلْأُسْتَاذُ يَتَكَلَّمُ أَمَامَ اْلفَصْلِ
Kata yang bergaris bawah hukumnya nashob,
karena maf’ul fiihi.
E. Isimnya inna
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ اْلاِسْلَامُ
اِنَّ الرِّجَالَ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ
اِنَّ اْلمُؤْمِنِيْنَ اِخْوَةٌ
Kalimat yang bergaris bawah adalah isimnya
inna dan saudara-saudaranya. Tanda nashobnya sesuai dengan bentuk kalimatnya.
F. Khobarnya
kaana
كَانَ اللهُ غَفُوْرًا رَحِيْمًا
كَانَتِ اْلمُؤْمِنَاتُ صَائِمَاتٍ
Kalimat yang bergaris bawah adalah
khobarnya kaana dan saudara-saudaranya. Tanda nashobnya sesuai dengan bentuk
kalimatnya.
G. Khobarnya
maa dan laisa
ما
dan ليس beramal seperti amalnya kaana, yaitu
merofa’kan mubtada’ dan menashobkan Khobar. Misal:
مَا هَذَا بَشَرًا
لَيْسَ الطَّالِبُ كَسْلَانًا
H. Hal
Hal yaitu kata yang sering digunakan untuk
menerangkan keadaan pelaku (fa’il) atau objeknya (maf’ul bihi).
رَجَعَ عَلِيٌّ اِلَى بَيْتِهِ مَاشِيًا
صَلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ فِي اْلمَسْجِدِ خَاشِعِيْنَ
Kata yang bergaris bahwa hukumnya nashob,
karena menjadi hal.
I. Tamyiz
Tamyiz yaitu kata yang digunakan untuk
menjelaskan ungkapan-ungkapan yang tidak jelas, untuk itu banyak jatuh setelah
bilangan 11-99 dan isim tafdhil berwazan أَفْعَلُ
اِنِّيْ رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا
اِسْتَغْفَرَ أَحْمَدُ سَبْعِيْنَ مَرَّةً كُلَّ يَوْمٍ
عَبْدُ الرَّحْمَانِ أَكَثَرُ مِنْكَ مَالًا
Tamyis senantiasa terdiri dari isim mufrod,
untuk itu nashobnya selalu dengan fathah.
J. Isimnya laa
li nafyil jinsi
Beramal seperti amalnya inna, yaitu
menashobkan mubtada’ dan merofa’kan Khobar.
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ
لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ اِلَّا اللهُ
لَا نَبِيَّ بَعْدَ مُحَمَّدٍ
BAB 9
JABATAN KATA YANG DIBACA JAR
Jabatan kata yang harus dibaca jar adalah
kata yang dimasuki huruf jar dan mudhof ilaihi.
A. Kata yang
dimasuki huruf jar
Huruf jar jumlahnya ada 9, yaitu:
مِنْ – اِلَى – عَنْ – عَلَى – فِيْ – رُبَّ – بَاءْ – كَافْ – لَامْ
Contohnya :
مِنَ اْلمَسْجِدِ اْلحَرَامِ اِلَى اْلمَسْجِدِ
اْلأقْصَى
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلَّا
اْلجُوْعِ وَاْلعَطَشِ
B. Kata yang
dimasuki huruf qosam
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ اْلبُرُوْجِ - وَاْليَوْمِ اْلمَوْعُوْدِ
تَاللهِ لَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُوْنَ
C. Mudhof ilaih
Mudhof dan mudhof ilaih yaitu dua kata atau
lebih yang menunjukkan satu pengertian. Perhatikan tabel:
مضاف اليه |
مضاف |
مضاف – مضاف اليه |
اْلكَهْفُ |
أَصْحَابٌ |
أَصْحَابُ اْلكَهْفِ |
اللهُ |
بَيْتٌ |
بَيْتُ اللهِ |
اللهُ |
رَسُوْلٌ |
رَسُوْلُ اللهِ |
طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
Mudhof hukumnya sesuai jabatannya,
sedangkan mudhof ilaih hukumnya adalah senantiasa jar.
BAB 10
JABATAN KATA
YANG DIBACA JAZM
I’rob jazem hanya terjadi pada fi’il mudhori’.
A.
Menjazemkan satu fi’il mudhori’
Adapun yang mmenjazemkan 1 fi’il mudhori’ ialah:
لَمْ – لَمَّا – أَلَمْ – أَلَمَّا – لَامُ اْلأَمْرِ – لَا لِلنَّهْيِ
Contohnya:
لَمْ يَلِدْ - وَلَمْ يُوْلَدْ
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللهَ مَعَنَا
B.
Menjazemkan dua fi’il mudhori
Adapun yang menjazemkan 2 fi’il mudhori’ ialah:
اِنْ – مَنْ – مَا - مَهْمَا – أَيُّانَ
– اِذْمَا – حَيْثُمَا – أَيْنَمَا – أَيٌّ – أَنَّى – كَيْفَمَا
Contohnya:
اِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ
أَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ اْلمَوْتُ
وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
BAB 11
JABATAN KATA
YANG MENGIKUTI JABATAN LAIN
Jabatan kata yang mengikuti jabatan kata
lain ialah: sifat, badal, taukid, dan athof.
A. Sifat
Sifat yaitu kata yang digunakan untuk
mensifati kata sebelumnya, dan umumnya terdiri dari kata sifat.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيمَ
حَضَرَ الطَّالِبُ الْمُجْتَهِدُ اِلَى
اْلفَصْلِ
B. Badal
(pengganti)
Badal yaitu kata yang digunakan untuk
menggantikan kata sebelumnya, yang keduanya (pengganti ataupun yang diganti)
walaupun tidak disebutkan salah satunya masih dapat dipahami.
*Badal ada 4 macam, yaitu:
1. Badal kull min kull, contohnya:
كَتَبَ اْلأُسْتَاذُ عَلِيٌّ الكِتَابَ
2. Badal ba’dh min kull, contohnya:
رَأَيْتُ اْلقَوْمَ نِصْفَهُمْ
3. Badal isytimal (kandungan), contohnya:
نَفَعَنِيْ مُحَمَّدٌ عِلْمُهُ
4. Badal gholat (salah), contohnya:
أَكَلْتُ خُبْزًا لَحْمًا
“Aku
makan roti, (eh salah), yang benar aku makan daging”
*Badal
biasanya datang setelah: nama, isim isyaroh, dan pembagian. Contohnya:
قَالَ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ
ذَالِكَ اْلكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
الكَلِمَةُ ثَلَاثَةُ أَقْسَامٍ: اِسْمٌ وَفِعْلٌ وَ حَرْفٌ
C. Taukid
(penegas)
Taukid yaitu kata yang digunakan untuk
mempertegas kalimat sebelumnya.Taukid ada 2 cara, yaitu dengan pengulangan kata
atau dengan menggunakan salah satu dari kalimat berikut:
جَمِيْعٌ – نَفْسٌ – كُلٌّ - عَيْنٌ
Misal:
الصَّلَاةُ الصَّلَاةُ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ
جَاءَ مُحَمَّدٌ عَيْنُهُ
نَجَحَ الطُّلَّابُ جَمِيْعُهُمْ
*Taukid harus ada pengikatnya antara taukid
dan yang ditegaskan.
D. العَطْفُ
(penghubung)
Athof yaitu menghubungkan kata dengan kata
lain atau kalimat dan kalimat lain dengan menggunakan huruf athof. Adapun
huruf-huruf athof jumlahnya ada 10, yaitu:
وَاوٌ (وَ) – فَاءٌ (فَ) – ثُمَّ - أَوْ – أَمْ
– اِمَّا - بَلْ – لَا– لَكِنْ - حَتَّى
Misal kalimat:
اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى
لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ
أَقَرِيْبٌ أَمْ بَعِيْدٌ مَا تُوْعَدُوْنَ
مَا سَافَرَ مُحَمَّدٌ بَلْ أَحْمَدُ
خَرَجَ الشُّبَّانُ ثُمَّ الشُّيُوْخُ
BAB 12
TAMBAHAN
Berikut kami sampaikan juga beberapa hal
yang perlu kita pahami, yaitu: nida’ dan istitsna’.
A.
النداء (Nida)
Nida’ yaitu memanggil dengan menggunakan huruf
nida’. Sedang yang dipanggil ada beberapa macam, yaitu:
1.
Bentuk mufrod (tunggal), dibaca rofa’ tanpa tanwin
يَا خَالِدُ!
يَا غُلَامُ سَمِّ اللهِ وَقُلْ بِيَمِيْنِكَ!
2.
Bentuk mudhof dan mudhof ilaih, mudhofnya dibaca
nashob
يَا حَامِلَ اْلقُرْآنِ!
يَا طَالِبَ اْلعِلْمِ
B.
Istitsna’
Istitsna’
yaitu pengecualian menggunakan huruf-huruf istitsna’, yaitu:
خَلَا – عَدَا – سِوَى – غَيْرُ - اِلَّا
1.
Istitsna’ dengan اِلَّا
Jika pengecualian setelah kalimat sempurna dibaca
nashob.
تَعَلَّمَ الطَّالِبُ اِلَّا خَالِدًا
كَتَبَ التَّلَامِيْذُ اِلَّا كَسْلَا نًا
Adapun jika
jatuh setelah kalimat tidak sempurna, maka hukumnya menurut jabatan yang kosong
dan dibutuhkan kalimat tersebut. Misal:
لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ
مَا أَكَلْتُ اِلَّا حَلَالًا طَيِّبًا
وَمَا اْلحَيَاةُ الدُّنْيَا اِلَّا مَتَاعُ اْلغُرُوْرِِ
2.
Istitsna’ dengan سِوَى
dan غَيْرُ
Pengecualian dengan siwa dan ghoiru, maka mustatsna’
dibaca jar. Misal:
حَضَرَ الطَّالِبُ غَيْرَ عَلِيٍّ
قَامَ التَّلَامِيْذُ سِوَى مَحْمُوْدٍ
3.
Istitsna dengan خَلَا
dan عَدَا
Pengecualian
dengan khola dan ada, mustatsna dapat dibaca dengan nashob ataupun jar.
Apabila
dibaca nashob berarti sebagai maf’ul bihi dari عَدَا
dan خَلَا. Kata ada dan khola berfungsi sebagai
fi’ilnya.
صَلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ عَدَا مُنَافِقًا
صَـلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ خَلَا مُنَافِقًا
Dan jika
dibaca jar, berarti khola dan ada berfungsi sebagai huruf jar.
صَـلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ عَدَا مُنَافِقٍ
صَـلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ خَلَا مُنَافِقٍ
LAMPIRAN-LAMPIRAN
التصـريف اللغوي
الضمير |
فعل الأمر |
الفعل المضارع |
الفعل الماضي |
الضمير |
|||||
هُ |
|
|
|
ـ |
يَفْعَلُ |
ي |
- |
فَعَلَ |
هُوَ |
هُمَا |
|
|
|
انِ |
يَفْعَلَانِ |
ا |
فَعَلَا |
هُمَا |
|
هُمْ |
|
|
|
وْنَ |
يَفْعَلُوْنَ |
وْا |
فَعَلَوْا |
هُمْ |
|
هَا |
|
|
|
ـ |
تَفْعَلُ |
ت |
تْ |
فَعَلَتْ |
هِيَ |
هُمَا |
|
|
|
انِ |
تَفْعَلَانِ |
تَا |
فَعَلَتَا |
هُمَا |
|
هُنَّ |
|
|
|
ـْـنَ |
يَفْعَلْنَ |
ي |
ـْـنَ |
فَعَلْنَ |
هُنَّ |
كَ |
ـ |
افعل |
ـ |
تَفْعَلُ |
ت |
ـْـتَ |
فَعَلْتَ |
أَنْتَ |
|
كُمَا |
ن |
افعلا |
انِ |
تَفْعَلَانِ |
ـْـتُمَا |
فَعَلْتُمَا |
أَنْتُمَا |
||
كُمْ |
ن |
افعلوا |
وْن |
تَفْعَلُوْنَ |
ـْـتُمْ |
فَعَلْتُمْ |
أَنْتُمْ |
||
كَ |
ن |
افعلي |
يْـنَ |
تَفْعَلِيْنَ |
ـْـتِ |
فَعَلْتِ |
أَنْتِ |
||
كُمَا |
ن |
افعلا |
انِ |
تَفْعَلَانِ |
ـْـتُمَا |
فَعَلْتُمَا |
أَنْتُمَا |
||
كُنَّ |
ـ |
افعلن |
ـْـنَ |
تَفْعَلْنَ |
ـْـتُنَّ |
فَعَلْتُنَّ |
أَنْتُنَّ |
||
يْ\نِيْ |
|
|
|
ـ |
أَفْعَلُ |
أ |
ـْـتُ |
فَعَلْتُ |
أَنَا |
نَا |
|
|
|
ـ |
نَفْعَلُ |
ن |
ـْـنَا |
فَعَلْنَا |
نَحْنُ |
التصـريف
الاصطلاحي
الفعل الماضي |
الفعل المضارع |
المصدر |
اسم الفاعل |
اسم المفعول |
فعل الأمر |
الفعل الناهي |
فَعَلَ |
يَفْعُلُ |
فَعْلًا |
فَاعِلٌ |
مَفْعُوْلٌ |
اُفْعُلْ |
لَا تَفْعُلْ |
فَعَلَ |
يَفْعِلُ |
فعلا |
فَاعِلٌ |
مَفْعُوْلٌ |
اِفْعِلْ |
لَا تَفْعِلْ |
فَعَلَ |
يَفْعَلُ |
فعلا |
فَاعِلٌ |
مَفْعُوْلٌ |
اِفْعَلْ |
لَا تَفْعَلْ |
فَعِلَ |
يَفْعَلُ |
فعلا |
فَاعِلٌ |
مَفْعُوْلٌ |
اِفْعَلْ |
لَا تَفْعَلْ |
فَعِلَ |
يَفْعِلُ |
فعلا |
فَاعِلٌ |
مَفْعُوْلٌ |
اِفْعِلْ |
لَا تَفْعِلْ |
فَعُلَ |
يَفْعُلُ |
فعلا |
فَاعِلٌ |
مَفْعُوْلٌ |
اُفْعُلْ |
لَا تَفْعُلْ |
فَعَّلَ |
يُفَعِّلُ |
تَفْعِيْلًا |
مُفَعِّلٌ |
مُفَعَّلٌ |
فَعِّلْ |
لَا تُفَعِّلْ |
فَاعَلَ |
يُفَاعِلُ |
مُفَاعَلَةً وَفِعَالًا |
مُفَاعِلٌ |
مُفَاعَلٌ |
فَاعِلْ |
لَا تُفَاعِلْ |
أَفْعَلَ |
يُفْعِلُ |
اِفْعَالًا |
مُفْعِلٌ |
مُفْعَلٌ |
أَفْعِل |
لَا تُفْعِلْ |
تَفَاعَلَ |
يَتَفَاعَلَ |
تَفَاعُلًا |
مُتَفَاعِلٌ |
مُتَفَاعَلٌ |
تَفَاعَلْ |
لَا تَتَفَاعَلْ |
تَفَعَّلَ |
يَتَفَعَّلُ |
تَفَعُّلًا |
مُتَفَعِّلٌ |
مُتَفَعَّلٌ |
تَفَعَّلْ |
لَا تَتَفَعَّلْ |
اِفْتَعَلَ |
يَفْتَعِلُ |
اِفْتِعَالًا |
مُفْتَعِلٌ |
مُفْتَعَلٌ |
اِفْتَعِلْ |
لَا تَفْتَعِلْ |
اِنْفَعَلَ |
يَنْفَعِلُ |
اِنْفِعَالًا |
مُنْفَعِلٌ |
مُنْفَعَلٌ |
اِنْفَعِلْ |
لَا تَنْفَعِلْ |
اِفْعَلَّ |
يَفْعَلُّ |
اِفْعِلَالًا |
مُفْعَلٌّ |
مُفْعَلٌّ |
اِفْعَلَّ |
لَا تَفْعَلَّ |
اِسْتَفْعَلَ |
يَسْتَفْعِلُ |
اِسْتِفْعَالًا |
مُسْتَفْعِلٌ |
مُسْتَفْعَلٌ |
اِسْتَفْعِلْ |
لَا تَسْتَفْعِلْ |
فَعْلَلَ |
يُفَعْلِلُ |
فِعْلَالًا |
مُفَعْلِلٌ |
مُفَعْلَلٌ |
فَعْلِلْ |
لَا تُفَعْلِلْ |
Daftar
Pustaka
Al-Quran dan terjemahan depag
Belajar Bahasa Arab dari Nol, oleh Abu Yusuf Akhmad Ja’far. Penerbit Dar
Alfurqon, thn 2020
Belajar Mudah Menguasai Kaidah Bahasa Al-Quran, oleh M. Nidauddin dkk.
Cet 1, Ummi Media Center. Thn 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar