Senin, 30 Januari 2023

 

 

 

belajar

tata bahasa arab

(Bahasa Keseharian Umat Islam)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh:

Abu Hisyam Liadi

 

 

KATA PENGANTAR

Sampai saat ini banyak yang beranggapan bahwa Bahasa arab sangat susah dipelajari, sehingga banyak kaum muslimin yang cenderung enggan dan menghindar dari mempelajarinya. Padahal Bahasa arab merupakan Bahasa yang menjadi Bahasa keseharian umat islam.

Kita sudah terbiasa menggunakan Bahasa arab, baik mendengarkan ataupun yang kita ucapkan sendiri. Baik dikala adzan ataupun iqomat pada sholat yang 5 waktu, termasuk bacaan-bacaan sholat , membaca ataupun mendengarkan Al-Quran, doa ataupun dzikir sehari-sehari, atau yang selainnya. Hanya saja terkadang kita tidak paham dengan Bahasa tersebut, padahal sudah menjadi Bahasa yang senantiasa kita gunakan semenjak kecil.

Semoga hadirnya tulisan ini bisa menjadi sumbangsih bagi kita sekalian untuk bisa memahami Bahasa arab yang sudah menjadi Bahasa keseharian kita. Dengan harapan bisa menjadi lebih khusu’ dan menghayati ketika sholat, berdoa ataupun berdzikir, membaca Al-Quran dan hadits, dan yang lainnya. Dan Semoga kita bisa mempelajari kitab-kitab para ulama dari kitab aslinya yang berbahasa arab.

Saran dan kritik yang membangun sangat kita harapkan untuk perbaikan dan kemanfaatan bagi islam dan kaum muslimin.

 

Belajarlah Bahasa arab,

Karena ia bagian dari agama islam

 

 

 

Daftar Isi

Kata pengantar

Bab 1: Pendahuluan

Bab 2: Kalam

Bab 3: Macam-macam isim

Bab 4: Macam-macam Fi’il

Bab 5: Perubahan fi’il

Bab 6: I’rob (Perubahan akhir kata)

Bab 7: Jabatan kata yang dibaca rofa’

Bab 8: Jabatan kata yang dibaca nashob

Bab 9: Jabatan kata yang dibaca jar

Bab 10: Jabatan kata yang dibaca jazm

Bab 11: Jabatan kata yang mengikuti jabatan lain

A.   Sifat

B.   Badal

C.   Taukid

D.   Athof

Bab 12: Tambahan

A.   Nida’

B.   Pengecualian

Lampiran-lampiran

Daftar Pustaka

BAB 1

PENDAHULUAN

A.   Pentingnya mempelajari Bahasa arab

1.     Bahasa arab merupakan Bahasa al-Quran dan Hadits

2.     Bahasa arab merupakan Bahasa ibadah, semisal sholat, doa dan dzikir, adzan/iqomah, dan lain sebagainya

3.     Bahasa arab merupakan Bahasa para ulama dan kitab-kitabnya

4.     Bahasa arab merupakan salah satu Bahasa internasional, dan  banyak negara yang Bahasa resminya adalah Bahasa arab

5.     Mempelajari Bahasa arab bisa memperkuat daya ingat, karena ia Bahasa yang kaya akan uslub dan kosakata.

B.   Banyak kosaka yang sudah kita pahami

Sebenarnya sudah banyak kosa kata Bahasa arab yang sudah kita pahami dan kita ketahui, bahkan sudah menjadi Bahasa keseharian kita. Misalnya:

الاِيْمَانُ – اللهُ – مَلَائِكَةُ – كِتَابٌ – رَسُوْلٌ – قِيَامَةٌ – تَقْدِيْرٌ

الاِسْلَامُ - شَهَادَةٌ – صَلَاةٌ – زَكَاةٌ – صَوْمٌ – حَجٌّ – عُمْرَةٌ

صَلَاةٌ - اَلصُّبْحُ – اَلظُّهْرُ – اَلْعَصْرُ – اَلْمَغْرِبُ – اَلْعِشَاءُ

نَبِيٌّ- رَسُوْلٌ- مُحَمَّدٌ – عِيْسَى – مُوْسَى – اِبْرَاهِيْمُ – نُوْحٌ – هُوْدٌ

مَلَائِكَةٌ – جِبْرِيْلُ – مَالِكٌ – مَلَائِكَةُ اْلمَوْتِ – رَقِيْبٌ –عَتِيْدٌ

صَحَابَةٌ – أَبُوْ بَكْرٍ –عُمَرُ – عُثْمَانُ – عَلِيٌّ – سَلْمَانُ – عُبَيْدَةُ

أَحَدٌ – اِثْنَيْنِ – ثُلَاثَاءُ – أَرْبِعَاءٌ – خَمِيْسٌ – جُمْعَةٌ – سَبْتُ

مَسْجِدٌ – كُرْسِيٌّ – اَلْقُرْآنُ – مَدْرَسَةٌ – اِنْجِيْلُ – تَوْرَاتُ – زَابُوْرُ

مُؤْمِنٌ – مُسْلِمٌ – عُلَمَاءُ - أُسْتَاذٌ - مُنَافِقٌ – كَافِرٌ – قَوْمٌ – مَوْتٌ 

عَمَلٌ – عِلْمٌ – صَدَقَةٌ – دَعْوَةٌ – دُعَاءٌ – ذِكْرٌ – آذَانٌ - اِقَامَةٌ

Dan masih banyak lagi yang lainnya.

C.   Cara mempelajari Bahasa arab

Berikut diantara tips belajar Bahasa arab, yaitu:

1.     Pahami apa yang sudah biasa dipakai, baik berupa doa ataupun dzikir-dzikir dalam keseharian.

2.     Digunakan dalam kehidupan sehari-hari

3.     Mempelajari tata bahasanya, nahwu maupun shorofnya

4.     Sering membaca kitab-kitab para ulama

5.     Bersahabat dengan orang-orang yang semangat mendalami Bahasa arab

D.   Tata Bahasa Arab meliputi nahwu dan sorof

Ilmu nahwu yaitu ilmu yang mempelajari tentang perubahan harokat di akhir kalimat (kata), contoh :

مَسْجِد    : مَسْجِدًا, مَسْجِدٍ , مَسْجِدٌ

رَسُوْل    : رَسُوْلًا , رَسُوْلٍ , رَسُوْلٌ

          Sedangkan ilmu sorof yaitu ilmu yang mempelajari tentang perubahan bentuk kalimat (kata). Semisal kata كَتَبَ, bisa berubah menjadi aneka bentuk kata.

كَتَبَ  :  يَكْتُبُ – اُكْتُبْ – كِتَابٌ – كَاتِبٌ – مَكْتُوْبٌ

قَرَأَ   : يَقْرَأُ – اِقْرَأْ – قِرَاءَةٌ - قَارِئٌ – مَقْرُوْؤٌ

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

KALAM

Kalimat dalam Bahasa arab terdiri dari 3 bagian, yaitu : isim, fi’il, dan huruf.

1.     اَلْاِسْمُ (Kata benda ataupun nama)

Isim ialah kata yang menunjukkan makna benda, nama, atau sifat. Contohnya:

كِتَابٌ – مُحَمَّدٌ - كَرِيْمٌ

Isim bisa diketahui dari maknanya ataupun melalui tanda-tandanya. Diantara tandanya ialah adanya alif lam ataupun tanwin. Misalnya:

كِتَابٌ – اَلْكِتَابُ , مَسْجِدٌ – اَلْمَسْجِدُ

Diantara yang termasuk isim, ialah:

a.

Nama orang

مُوْسَى – عِيْسَى – مُحَمَّدٌ – أَحْمَدُ

b.

Nama daerah

مَكُّة – مَالَنْج – سُوْرَابَايَا – جَاكَرْتَا

c.

Nama hewan

نَمْلٌ – نَحْلٌ – جَمَلٌ – بَقَرَةٌ -فِيْلٌ

d.

Nama tumbuhan

نَخْلٌ – عَدَسٌ –بَصَلٌ – عِنَبٌ

e.

Nama benda

كِتَابٌ – قَلَمٌ – سَبُّوْرَةٌ – كُرْسِيٌّ

f.

Sifat 

عَلِيْمٌ – مُجْتَهِدٌ – صَابِرٌ

 

2.     اَلْفِعْلُ (kata kerja)

Fi’il ialah kata yang menunjukkan makna pekerjaan, baik yang telah berlalu, sedang atau yang akan dikerjakan. Contohnya:

قَالَ – يَقُوْلُ    قَرَأَ يَقْرَأُ    سَأَلَ يَسْأَلُ

 Fi’il bisa kita ketahui dari maknanya atau melalui tanda-tandanya. Misalnya:

قَرَأَ (  Membaca )                  كَتَبَ (  Menulis )

Adapun diantara tanda-tanda fi’il, yaitu:

A

Adanya قَدْ

قَدْ أَفْلَحَ اْلمُؤْمِنُوْنَ

B

Adanya سَوْفَ

سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ

C

Adanya سَ

سَيَقُوْلُ السُّفَهَاءُ

D

Adanya ta’ ta’nits  (تْ)

قَرَأَتْ مُسْلِمَاتٌ

 

3.     اَلْحَرْفُ (kata sambung)

Huruf ialah kata yang bukan isim, bukan fi’il dan tidak mempunya tanda. Huruf  terdiri dari 3 macam, yaitu:

a.     Huruf jar dan qosam, menjadikan kasroh akhir suatu isim

Huruf jar jumlahnya ada 9, yaitu:

مِنْ– اِلَى-  عَنْ– عَلَى- فِيْ– رُبَّ - حَتَّى – اَلْبَاءُ-  اَلْكَافُ – اَللَّامُ

Huruf qosam jumlahnya ada 3, yaitu: wawu, ba’ ta’

وَاللهِ - بِاللهِ -   تَاللهِ

Contoh pemakaian dalam kalimat:

مِنَ اْلمَسْجِدِ – اِلَى اْلمَسْجِدِ – فِي اْلبَيْتِ – عَنِ اْلحَدِيْثِ

b.     Huruf nashob, menjadikan fathah akhir fi’il mudhori’

اِذَنْ – لِكَيْ – كَيْ – لَنْ – أَنْ

Contoh pemakaian dalam kalimat:

لِكَيْ يَفْهَمَ – أَنْ يَقْرَأَ – لَنْ تَرْضَى – كَيْ يَكْتُبَ - أن أكون

c.      Huruf jazem, menjadikan sukun akhir fi’il mudhori’

لَامُ اْلأَمْرِ – لَامُ النَّهْيِ – لَمْ – أَلَمْ – لَمَّا

Contoh pemakaian dalam kalimat:

لِيَقْرأْ – لَا يَذْهَبْ – لَمْ يَجْلِسْ – أَلَمْ يَجْعَلْ

BAB 3

MACAM-MACAM ISIM

A.   Macam-macam isim berdasarkan Jenisnya

Berdasarkan jenisnya isim dibagi 2, yaitu: muannats dan mudzakkar.

1.     اَلْمُؤَنَّثُ (perempuan)

Isim muannats ialah isim yang menunjukkan makna perempuan.

Muannats ada yang hakiki, semisal:

فَاطِمَةُ – عَائِشَةُ – خَدِيْجَةُ – مَرْيَمُ – هِنْدٌ – أُمُّ سَلَمَةَ – زَيْنَبُ

Dan banyak pula yang majasi, semisal:

مَدْرَسَةٌ – مَكْتَبَةٌ – مِسْطَرَةٌ – مَجَلَّةٌ – مَدِيْنَةٌ – مِمْسَحَةٌ

*Berikut ini diantara tanda-tanda muannats, yaitu:

 a. Menunjukkan makna perempuan

مَرْيَمُ – زَيْنَبُ – سَلْمَى

b. diakhiri ta’ marbuthoh, selain nama laki-laki

مَدْرَسَةٌ – مَكْتَبَةٌ – مِسْطَرَةٌ

c. diakhiri alif

اَلدُّنْيَا

d. Semua anggota badan sepasang

عَيْنٌ – رِجْلٌ – يَدٌ - أُذُنٌ

e. di-nash dalam Al-Quran:

اَلشَّمْسُ – اَلْقَمَرُ – اَلنَّفْسُ – اَلْبِئْرُ – جَهَنَّمُ – اَلْأَرْضُ – اَلرِّيْحُ – اَلنَّارُ

f. Jamak yang tidak berakal

مَسَاجِدُ – بُيُوْتٌ – كُتُبٌ – أَبْوَابٌ - مَفَاتِيْحُ

 

Cara menentukannya dengan cara dihafal, dibaca, atau sering mendengar orang arab dalam bertutur kata. InsyaAlloh dengan berjalannya waktu akan terbiasa dan bisa membedakannya.

2.     اَلْمُذَكَّرُ (laki-laki)

Isim mudzakkar ialah isim yang menunjukkan makna laki-laki.

Mudzakkar ada yang hakiki, semisal:

مُحَمَّدٌ – اِبْرَاهِيْمُ – اِسْمَاعِيْلُ – مُوْسَى – عَبْدُ الرَّحْمَنِ - سَلْمَانُ

Dan banyak pula yang majasi, semisal:

مَسْجِدٌ – كِتَابٌ – كُرْسِيٌّ – بَيْتٌ – قَلَمٌ – مَعْهَدٌ – مِصْبَاحٌ - بَابٌ

 

*Catatan:

1. mengenal isim mudzakkar dan muannats sangat penting untuk menyusun kalimat dalam Bahasa arab. Misal untuk memberi ta’ ta’nits pada fi’ilnya, membedakan dhomir laki-laki dan perempuan, begitu juga dalam menggunakan isim isyaroh, isim mausul, dan yang lainnya.

2. Adapula isim yang boleh mudzakkar dan muannats, contohnya:

اَلسَّمَاءُ – اَلسُّوْقُ – اَلسِّلَاحُ – اَلطَّرِيْقُ – اَلسَّبِيْلُ – اَلسُّوْقُ -اَلْاِبْطُ

Begitu pula jika mengikuti wazan:

فَعِيْلٌ : قَتِيْلٌ

فَعُّوْلٌ : صَبُّوْرٌ

B.   Macam-macam isim berdasarkan bilangannya

Berdasarkan bilangannya, isim dibagi 3, yaitu: mufrod, mutsanna, dan jama’.

1.     اَلْمُفْرَدُ (tunggal)

Isim mufrod ialah isim yang menunjukkan makna satu atau tunggal. Contohnya:

اَلْمَسْجِدُ – اَلْكِتَابُ – اَلْمَعْهَدُ – اَلْمَدْرَسَةُ - اَلْبَيْتُ

2.     التثنية (ganda)

Isim tatsniyah ialah isim yang menunjukkan makna dua atau ganda dengan tambahan alif nun diakhirnya (انِ) atau ya’ nun diakhirnya (يْنِ), contohnya:

كِتَابٌ + انِ \ يْنِ => كِتَابَانِ \ كِتَابَيْنِ

قَلَمٌ + انِ \ يْنِ => قَلَمَانِ \ قَلَمَيْنِ

3.     اَلْجَمْعُ (lebih dari dua)

Isim jama’ ialah isim yang menunjukkan makna banyak, yaitu tiga dan seterusnya. Jama’ dibagi 3, yaitu: jamak mudzakkar salim, jama’ muannats salim, dan jama’ taksir.

a.     جَمْعُ اْلمُذَكَّرِ السَّالِمِ (jama’ untuk laki-laki), ditandai dengan tambahan وْنَ atau يْنَ

مُسْلِمٌ + وْنَ \ يْنَ => مُسْلِمُوْنَ \ مُسْلِمِيْنَ

مُؤْمِنٌ + وْنَ \ يْنَ => مُؤْمِنُوْنَ \ مُؤْمِنِيْنَ

b.     جَمْعُ اْلمُؤَنَّثِ السَّالِمِ (jama’ untuk perempuan), Ditandai dengan tambahan اتٌ atau اتٍ

مُسْلِمٌ + اتٌ \ اتٍ => مُسْلِمَاتٌ \ مُسْلِمَاتٍ

مُؤْمِنٌ + اتٌ \ اتٍ => مُؤْمِنَاتٌ \ مُؤْمِنَاتٍ

c.      جَمْعُ التَّكْسِيْرِ, Yaitu jamak yang tidak ada rumusnya.Cara mengenalinya dengan menghafalnya atau melihat kamus Bahasa arab. Misal:

كِتَابٌ (ج) كُتُبٌ – مَسْجِدٌ (ج) مَسَاجِدُ – رَجُلٌ (ج)رِجَالٌ

بَيْتٌ (ج) بُيُوْتٌ – رَسُوْلٌ (ج) رُسُلٌ – نَبِيٌّ (ج) أَنْبِيَاءُ

C.   Macam-macam isim berdasarkan kejelasannya

Berdasarkan kejelasannya isim dibagi 2, yaitu: nakiroh dan ma’rifah.

a.     Isim Nakiroh, ialah isim yang menunjukkan makna umum dan jika diawali (ال) maka menjadi ma’rifah. Contohnya:

مَسْجِدٌ – رَجُلٌ – بَيْتٌ – بَابٌ – كِتَابٌ - قَلَمٌ

b.   Isim ma’rifah, ialah isim yang menunjukkan makna khusus atau tertentu. Contohnya:

اَلْمَسْجِدُ – اَلرَّجُلُ – اَلْبَيْتُ – اَلْبَابُ – اَلْكِتَابُ - اَلْقَلَمُ

*Isim ma’rifah jumlahnya ada 6, yaitu:

a. isim yang diawali (ال)

اَلْأسْتَاذُ – اَلْمَسْجِدُ – اَلْكِتَابُ – اَلْقَلَمُ - اَلطَّالِبُ

b.Isim alam (nama orang), baik nama asli, kunyah ataupun gelar (laqob)

مُحَمَّدٌ – أَبُوْ بَكْرٍ – عُمَرُ – اَلْفَارُوْقُ – عَلِيٌّ - خَالِدٌ

c. ism dhomir (kata ganti)

 

اَلْمُفْرَدُ

اَلْمُثَنَّى

اَلْجَمْعُ

اَلْمُفْرَدُ

اَلْمُثَنَّى

اَلْجَمْعُ

اَلْغَائِبُ

هُوَ

هُمَا

هُمْ

هِيَ

هُمَا

هُنَّ

اَلْمُخَاطَبُ

أَنْتَ

أَنْتُمَا

أَنْتُمْ

أَنْتِ

أَنْتُمَا

أَنْتُنَّ

اَلْمُتَكَلِّمُ

أَنَا

نَحْنُ

أَنَا

نَحْنُ

 

c.      isim maushul (kata sambung)

 

المُذَكَّرُ

المُؤَنَّثُ

المُفْرَدُ

الَّذِيْ

اَلَّتِيْ

المُثَنَّى

اَللَّذَانِ \ اَللَّذَيْنِ

اَللَّتَانِ \ اَللَّتَيْنِ

الجَمْعُ

اَلَّذِيْنَ

اَللَّائِيْ \ اَللَّاتِيْ

 

e. isim isyaroh (kata tunjuk)

 

لِلْقَرِيْبِ

لِلْبَعِيْدِ

 

المُذَكَّرُ

المُؤَنَّثُ

المُذَكَّرُ

المُؤَنَّثُ

المُفْرَدُ

هذَا

هذِه

ذلِكَ

تِلْكَ

المُثَنَّى

هذَانِ \ هذَيْنِ

هتَانِ \ هتَيْنِ

ذنِكَ \ ذَيْنِكَ

تَانِكَ \ تَيْنِكَ

الجَمْعُ

هؤُلَاءِ

هؤُلَاءِ

أُولئِكَ

أُولئِكَ

 

* هؤلاء dan أولئك, khusus untuk menunjukkan isim jama’ yang berakal. Misal:

هؤُلَاءِ مُسْلِمُوْنَ – أُولئِكَ مُسْلِمَاتٌ

Adapun jika jama’ tidak berakal, menggunakan kata tunjuk mufrod muannats. Missal:

هذِه كُتُبٌ – هذِه أَقْلَامٌ

*Isim isyaroh lainnya ialah:

(Disini) = هُنَا  

(Disana) =  هُنَاكَ – هُنَالِكَ – ثَمَّ  

 

f. isim yang disandarkan/mudhof pada salah satu dari 5 isim ma’rifah. Contohnya:

كِتَابُ مُحَمَّدٍ – كِتَابُ الطَّالِبِ – كِتَابُ عَلِيٍّ

D.   Macam-macam isim berdasarkan perubahan harokat akhirnya

Berdasarkan perubahan harokat akhirnya, isim dibagi 2, yaitu: mu’rob dan mabni.

1.     Isim mu’rob, yaitu isim yang bisa berubah harokat akhirnya disebabkan oleh beberapa sebab. Misal:

a.     Dhommah karena menjadi fa’il (subjek)

جَاءَ رَجُلٌ – جَاءَ الرَّجُلُ

b.     Fathah karena menjadi maf’ul bih (objek)

قَرَأَ مُحَمَّدٌ القُرْآنَ – كَتَبَ عَلِيٌّ الدَّرْسَ

c.      Kasroh kerena didahului huruf jar

مَرَرْتُ بِرَجُلٍ – صَلَّى أَحْمَدُ فِي اْلمَسْجِدِ

2.     Isim mabni, yaitu isim yang harokat akhirnya tidak bisa berubah. Misal:

جَاءَ هذَا الرَّجُلُ – رَأَيْتُ هذَا الرَّجُلَ – مَرَرْتُ بِهذَا الرَّجُلِ

Dalam kondisi apapun, isim ini akan tetap begini dan tidak berubah.

E.    Macam-macam isim berdasarkan huruf akhirnya

Berdasarkan huruf akhirnya, isim dibagi 2, yaitu: manqush dan maqshur.

1.     اِسْمُ اْلمَنْقُوْصِ, yaitu isim yang berakhiran huruf ya’ sukun dan sebelumnya kasroh.

الهَادِيْ – القَاضِيْ – الزَّانِيْ – الدَّانِيْ – النَّاهِيْ -  الرَّامِيْ

2.     اِسْمُ اْلمَقْصُوْرِ, yaitu isim yang berakhiran alif tegak/layyinah (bengkok) dan sebelumnya fathah.

الهُدَى – الفَتَى – الوُسْطَى – مُوْسَى - عِيْسَى

 

 

 

 

 

 

 

BAB 4

MENGENAL MACAM-MACAM FI’IL

 

Secara garis besar, pembagian macam-macam fi’il ada 6, yaitu:

A.   FI’IL DITINJAU DARI TASRIFNYA

Ditinjau dari tasrifnya fi’il dibagi 2, yaitu: jamid dan mutashorrif

1.     Fi’il jamid, yaitu fi’il yang tidak bisa diubah ke bentuk lain, misal:

لَيْسَ - عَسَى

2.     Fi’il mutashorrif, yaitu fi’il yang bisa diubah ke bentuk lain, misal:

كَتَبَ => يَكْتُبُ – اُكْتُبْ       قَرَأَ => يَقْرَأُ - اِقْرَأْ

B.   FI’IL DITINJAU DARI BANGUNAN HURUFNYA

Ditinjau dari bangunan hurufnya fi’il dibagi 2, yaitu: shohih dan mu’tal.

1.     fi’il shohih, yaitu fi’il yang susunannya tidak ada huruf illatnya (ا و ي). Fi’il shohih terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu: salim, mudho’af, dan mahmuz.

a.     Salim, yaitu selain tidak ada huruf illatnya juga tidak ada tasydid ataupun hamzah. Misal:

كَتَبَ – جَلَسَ – خَرَجَ - دَخَلَ

b.      Mudhoaf, yaitu fi’il yang ada tasydidnya. Misal:

شَدَّ – رَدَّ - دَلَّ

c.      Mahmuz, yaitu fi’il yang ada hamzahnya. Misal:

قَرَأَ – أَخَذَ - سَأَلَ

2.     Fi’il mu’tal, yaitu fi’il yang susunannya ada huruf illatnya (ا و ي). Fi’il mu’tal pun juga terbagi menjadi 3 macam, yaitu: mitsal, ajwaf dan naqis.

a.     Mitsal, huruf illatnya diawal. Misal:

وَجَدَ – وَعَدَ - يَئِسَ

b.     Ajwaf, huruf illatnya ditengah. Misal:

قَامَ – صَامَ - نَامَ

c.      Naqish, huruf illatnya diakhir. Misal:

دَعَا – رَمَى - لَقِيَ

C.   FI’IL DITINJAU DARI SUSUNANNYA

Ditinjau dari susunannya fi’il dibagi 2, yaitu: mujarrod dan mazid.

1.     Fi’il mujarrod, yaitu fi’il yang kosong dari tambahan. Fi’il mujarrod terbagi menjadi 2, yaitu: tsulatsi dan ruba’i

a.     Tsulatsi, huruf aslinya ada 3 huruf. Misal:

كَتَبَ – قَرَأَ – نَزَلَ - جَلَسَ

b.     Ruba’I, huruf aslinya ada 4 huruf. Misal:

زَلْزَلَ – بَسْمَلَ - حَمْدَلَ

2.     Fi’il mazid, yaitu fi’il yang ada tambahan dari rumus asalnya. Fi’il mazid ada 2, yaitu: tsulatsi mazid dan ruba’i mazid.

a.     Tsulatsi mazid, fi’il tambahan yang asalnya dari 3 huruf. Misal:

أَنْزَلَ – أَخْرَجَ – عَلَّمَ – تَعَلَّمَ استغفر

b.     Ruba’I mazid, fi’il tambahan yang asalnya dari 4 huruf. Misal:

تَجَلْبَبَ

D.   FI’IL DITINJAU DARI KEBUTUHANNYA TERHADAP MAF’UL BIH

Ditinjau dari kebutuhannya terhadap maf’ul bihi, fi’il dibagi 2, yaitu: lazim dan muta’addi.

1.     Fi’il lazim, yaitu fi’il yang tidak butuh maf’ul bihi. Misalnya:

ذَهَبَ عَلِيٌّ – جَلَسَ أَحْمَدُ – خَرَجَ خَالِدٌ

2.     Fi’il muta’addi, yaitu fi’il yang membutuhkan maf’ul bihi. Fi’il muta’addi ada yang butuh 1 maf’ul bihi dan ada pula yang butuh 2 maf’ul bihi. Misal:

فَتَحَ خَالِدٌ الكِتَابَ – تَعَلَّمَ مُحَمَّدٌ القُرْآنَ

E.   FI’IL DITINJAU DARI PENYEBUTAN FA’ILNYA

Ditinjau dari penyebutan fa’ilnya, fi’il dibagi 2, yaitu ma’lum dan majhul.

1.     Fi’il ma’lum (aktif), failnya disebutkan

قَرَأَ اْلمُسْلِمُوْنَ اْلقُرْآنَ – كَتَبَ عَلِيٌّ الدَّرْسَ

2.     Fi’il majhul (pasif), failnya dihilangkan

كُتِبَ الدَّرْسُ -  قُرِئَ اْلقُرْآنَ

F.    FI’IL DITINJAU DARI ZAMAN TERJADINYA

Ditinjau dari zaman terjadinya, fi’il dibagi 3, yaitu madhi, mudhori’, dan amr.

1.     Fi’il madhi, kata kerja yang menunjukkan waktu lampau. Contohnya:

كَتَبَ – قَرَأَ – عَلَّمَ - تَعَلَّمَ

2.     Fi’il mudhori’, kata kerja yang menunjukkan waktu yang sedang atau yang akan datang. Contohnya:

يَكْتُبُ – يَقْرَأُ – يُعَلِّمُ - يَتَعَلَّمُ

3.     Fi’il amr (perintah). Contohnya:

اُكْتُبْ – اِقْرَأْ – عَلِّمْ - تَعَلَّمْ

 

 

 

 

 

BAB 5

PERUBAHAN FI’IL

A.   الفِعْلُ اْلمَاضِي (Fi’il madhi)

      Sebagaimana pelajaran yang telah berlalu bahwa fi’il ada yang asalnya 3 dan ada pula yang asalnya 4. Adapun tambahannya ada yang 1, 2 dan ada pula yang 3. Berikut rumus-rumusnya dan beberapa contohnya:

فَعَلَ : كَتَبَ – قَرَأَ – خَلَقَ - جَعَلَ

فَعِلَ : سَمِعَ – فَرِحَ – أَذِنَ - عَلِمَ

فَعُلَ : كَبُرَ – حَسُنَ - كَثُرَ

أَفْعَلَ : أَخْرَجَ – أَنْزَلَ – أَدْخَلَ

فَاعَلَ : جَاهَدَ – قَاتَلَ

فَعَّلَ : نَزَّلَ – عَلَّمَ – أَخَّرَ

اِنْفَعَلَ : اِنْقَلَبَ

اِفْتَعَلَ : اِقْتَرَبَ

اِفْعَلَّ : اِبْيَضَّ

تَفَعَّلَ : تَوَلَّى – تَعَلَّمَ - تَصَدَّقَ

تَفَاعَلَ : تَقَابَلَ – تَقَاتَلَ

اِسْتَفْعَلَ : اِسْتَغْفَرَ – اِسْتَقْبَلَ

فَعْلَلَ : بَسْمَلَ – زَلْزَلَ

تَفَعْلَلَ : تَجَلْبَبَ

Adapun tasrifannya bisa dihafalkan pada LAMPIRAN di belakang

B.   الفعل المضارع (Fi’il Mudhori’)

      Fi’il mudhori’ ialah kata kerja yang menunjukkan makna ‘sedang’ atau ‘akan’ dan selalu diawali salah satu huruf mudhoroah (أ ن ي ت).

1.     Cara mencari fi’il mudhori’ dari 3 huruf

a.     Sukun huruf pertama dan dhommah akhirnya

b.     Depan ditambahi huruf mudhoroah (أ ن ي ت)

c.      Adapun harokat sebelum akhir menyesuaikan kamus

كَتَبَ => كْتبُ => يَكْتبُ => يَكْتُبُ

سَمِعَ => سْمعُ => يَسْمعُ => يَسْمَعُ

Untuk mengetahui harokat sebelum akhir butuh dikembalikan ke kamus atau perkataan bahasa arab dan sering dipelajari serta dihafalkan.

2.     Cara mencari fi’il mudhori’ dari 4 huruf  ialah mengikuti wazannya:

أ – فَعَّلَ يُفَعِّلُ : عَلَّمَ يُعَلِّمُ -  أَخَّرَ يُؤَخِّرُ

ب- أَفْعَلَ يُفْعِلُ : أَنْزَلَ يُنْزِلُ – أَدْخَلَ يُدْخِلُ

ج- فَاعَلَ يُفَاعِلُ : جَاهَدَ يُجَاهِدُ – قَاتَلَ يُقَاتِلُ

3.     Cara mencari fi’il mudhori’ dari 5 dan 6 huruf

a.     Jika berawalan alif: alifnya diganti huruf mudhoroah (أ ن ي ت) dan dikasroh sebelum akhir.

اِسْتَغْفَرَ => يَسْتَغْفِرُ

اِنْقَلَبَ => يَنْقَلِبُ

b.     Jika berawalan تَ: tambah huruf mudhoroah (أ ن ي ت)saja

تَعَلَّمَ => يَتَعَلَّمُ

Adapun tasrifannya secara (lughowi/istilahi) bisa dihafalkan pada LAMPIRAN di belakang.

C.   فعل الأمر (Fi’il amr)

      Cara membuat fi’il amr yaitu dengan melihat fi’il mudhori’nya. Adapun prosesnya sebagai berikut:

a.     Hapus huruf mudhoroahnya

b.     Jika tidak bisa dibaca, ditambah ALIF (ا)  untuk yang selain 4 huruf. Adapun yang 4 huruf ditambah أَ

c.      Harokat ALIF dhommah jika sebelum akhir dhommah. Adapun selainnya berharokat kasroh.

يَكْتُبُ => كْتُبْ => اُكْتُب => اُكْتُبْ

يُعَلِّمُ => عَلِّم => عَلِّمْ => عَلِّمْ

D.   المصدر (Masdar)

      Masdar dari tsulatsi mujarrod tidak memiliki kaedah khusus, melainkan harus dihafal. Begitu pula sebagian masdar dari wazan ruba’i  dan yang lainnya. Namun untuk yang rubai sebagian besar bisa dihafal dengan menggunakan rumusnya, yaitu sebagai berikut ini:

فَعَّلَ تَفْعِيْلاً: عَلَّمَ تَعْلِيْمًا – نَزَّلَ تَنْزِيْلًا

أَفْعَلَ اِفْعَالًا : أَخْرَجَ اِخْرَاجًا – أَدْخَلَ اِدْخَالًا

فَاعَلَ فِعَالًا وَ مُفَاعَلَةً : جَاهَدَ جِهَادًا وَ مُجَاهَدَةً

Adapun untuk yang khumasi dan sudasi ada 2 kondisi, yaitu:

a.     Jika fi’il madhinya dimulai dengan hamzah washol, maka bentuk masdarnya adalah dengan cara huruf pertama dan ketiga dikasroh, lalu sebelum huruf terakhir ditambah alif. Misal:

اِسْتَغْفَرَ => اِسْتِغْفَارًا

اِنْقَلَبَ => اِنْقِلَابًا

b.     Jika fi’il madhinya dimulai dengan huruf ta’, maka caranya adalah dengan mendhommahkan huruf sebelum akhir. Misal:

تَعَلَّمَ => تَعَلُّمًا

تَجَادَلَ => تَجَادُلًا

E.   Ismu fa’il

Rumus isim fa’il dari fi’il tsulatsi adalah فَاعِلٌ.

كَاتِبٌ – قَارِئٌ – سَائِلٌ – جَالِسٌ  - قائلٌ

Adapun isim fa’il dari selain mujarrod tsulatsi diambil dari mudhori’nya. Kemudian huruf pertamanya diganti مُ dan sebelum terakhir dikasroh. Misal:

يَسْتَغْفِرُ => مُسْتَغْفِرٌ

يُعَلِّمُ => مُعَلِّمٌ

F.    Ismu maf’ul

Rumus isim maf’ul dari fi’il tsulatsi adalah مَفْعُوْلٌ.

مَكْتُوْبٌ – مَفْتُوْحٌ – مَسْؤُوْلٌ – مَأْخُوْذٌ - مَعْلُوْمٌ

Adapun isim maf’ul dari selain mujarrod tsulatsi diambil dari mudhori’nya. Kemudian huruf pertamanya diganti مُ dan sebelum terakhir difathah. Misal:

يَسْتَقْبِلُ => مُسْتَقْبَلٌ

G.  Isim alat

Hendaknya dikembalikan ke kamus atau Bahasa arab, walaupun ada wazannya dan sebagiannya cocok.

مِفْعَلٌ : مِبْرَدٌ - مِرْسَمٌ

مِفْعَالٌ : مِفْتَاحٌ  - مِيْزَانٌ

مِفْعَلَةٌ : مِكْنَسَةٌ – مِرْوَحَةٌ - مِمْسَحَةٌ

H.  Isim zaman dan makan

1.     Jika fi’ilnya 3 huruf, maka bisa mengikuti wazan:

-مَفْعِلٌ , jika mudhori’nya berwazan يَفْعِلُ. Missal:

مَجْلِسٌ - مَوْعِدٌ

-مَفْعَلٌ , jika mudhori’nya berwazan يَفْعّلُ atau يَفْعُلُ. Missal:

مَطْعَمٌ - مَجْمَعٌ

2.     Jika fi’ilnya 4 huruf atau lebih, maka isim zaman dan isim makan sama dengan isim maf’ul.

I.      Madhi mabni lil majhul

1.  Huruf awalnya didhommah dan huruf sebelum akhir dikasroh. Misal:

كَتَبَ اللهُ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ => كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ

قَرَأَ اْلمُسْلِمُوْنَ اْلقُرْآنَ => قُرِئَ اْلقُرْآنُ

2.  Jika terdiri dari 5 huruf, huruf pertama dan kedua/ketiga didhommah. Missal:

اِقْتَرَبَ => اُقْتُرِبَ

تَعَلَّمَ => تُعُلِّمَ

J.     Mudhori’ mabni lilmajhul

      Diambil dari fi’il mudhori’: huruf pertama dhommah dan difathah sebelum akhir. Misal:

يَقْرَأُ أَحْمَدُ اْلقُرْآنَ فِي اْلمَسْجِدِ => يُقْرَأُ اْلقُرْآنُ فِي اْلمَسْجِدِ

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 6

I’ROB (PERUBAHAN AKHIR KATA)

 

               Dalam Bahasa arab ada 4 macam I’rob (perubahan akhir kata), yaitu: rofa’ (dhommah), nashob (fathah), jar (kasroh), dan jazm (sukun).

A.   I’rob rofa’

Asal harokat adalah rofa’ (dhommah). Tanda I’rob rofa’ ada 4 macam, yaitu: dhommah, alif, wawu, dan nun.

1.     Dhommah, ialah tanda utama pada I’rob rofa’. Dhommah menjadi I’rob rofa’ berada di:

a.     Isim mufrod (kata benda tunggal)

اَلْكِتَابُ مُفِيْدٌ

b.     Jamak taksir (jamak tak beraturan)

اَلْكُتُبُ مُفِيْدَةٌ

c.      Jama’ muannats salim (jamak perempuan)

اَلْمُؤْمِنَاتُ صَالِحَاتٌ

d.     Fi’il mudhori’ shohih akhir

يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ

2.     Alif, menjadi tanda I’rob rofa’ berada di isim tatsniyah (ganda)

اَلْكِتَابَانِ جَدِيْدَانِ

3.     Wawu, menjadi tanda i’rob rofa’ berada di:

a.     Jama’ mudzakkar salim

صَلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ فِي اْلمَسْجِدِ

b.     Asmaul khomsah

أَخُوْكَ – أَبُوْكَ – حَمُوْكَ – فُوْكَ – ذُوْ مَالٍ

4.     Nun, menjadi tanda rofa’ berada di af’al alkhomsah (lima kata kerja), yaitu kata kerja yang mengikuti wazan:

تَفْعَلِيْنَ – تَفْعَلُوْنَ – يَفْعَلُوْنَ – تَفْعَلَانِ - يَفْعَلَانِ

*Jabatan-jabatan kata yang dibaca rofa’, InsyaAlloh akan dibahas pada BAB 7

B.   I’rob nashob

Tanda I’rob nashob ada 5, yaitu fathah, alif, ya’, kasroh, dan membuang huruf nun.

1.     Fathah, merupakan tanda utama I’rob nashob. Berada pada:

a.     Isim mufrod

اِنَّ اْلكِتَابَ مُفِيْدٌ

b.     Jama’ taksir

اِنَّ اْلكُتُبَ مُفِيْدَةٌ

c.      Fi’il mudhori’

أَنْ يَكْتُبَ – أَنْ يَرْمِيَ – أَنْ يَدْعُوَ

2.     Alif, berada di asmaul khomsah

رَأَيْتُ حَمَاكَ – رَأَيْتُ أَخَاكَ وَأباك – رَأَيْتُ ذَا مَالٍ – رَأَيْتُ فَاكَ

3.     Ya’, menjadi tanda I’rob nashob pada:

a.     Jama’ mudzakkar salim

اِنَّ اْلمُسْلِمِيْنَ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

b.     Isim tatsniyah

اِنَّ الطَّالِبِيْنِ مُجْتَهِدَيْنِ

4.     Kasroh, menjadi tanda I’rob nashob pada jama’ muannats salim (jama’ perempuan beraturan)

رَأَيْتُ اْلمُسْلِمَاتِ فِي اْلمَسْجِدِ

5.     Membuang nun, berada pada af’alul khomsah

يَجْلِسُوْنَ => هُمْ لَنْ يَجْلِسُوْا

تَجْلِسُوْنَ => أَنْتُمْ لَنْ تَجْلِسُوْا

*Jabatan-jabatan kata yang dibaca nashob insyaAlloh akan dibahas pada BAB 8

C.   I’rob jar

Tanda I’rob jar adalah kasroh, ya’ dan fathah.

1.     Kasroh, berada pada:

a.     Isim mufrod

صَلَّيْتُ فِي اْلمَسْجِدِ

b.     Jama’ taksir

لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِنَ اْلمَالِ

c.      Jama’ muannats salim

عَلَى اْلمُسْلِمَاتِ اَلطًّاعَةُ لِلّهِ

2.     Ya’, berada pada:

a.     Jama’ mudzakkar salim

عَلَى اْلمُسْلِمِيْنَ صَوْمُ رَمَضَانَ

b.     Isim tatsniyah

اِلْتَقَيْتُ بِالتِّلْمِيْذَيْنِ

c.      Asmaul khomsah

بِحَمِيْكَ – بِأَخِيْكَ – بِأَبِيْكَ – بِذِيْ مَالٍ – بِفِيْكَ

3.     Fathah, berada pada isim ghoiru munshorrif (isim yang tidak bisa berharokat kasroh)

a.     Nama orang yang tidak bertanwin

عُمَرُ – عُثْمَانُ – طَلْحَةُ – عَائِشَةُ - زَيْنَبُ

b.     Isim yang berwazan:

مَفَاعِيْلُ : مَفَاتِيْحُ - مَصَابِيْحُ

مَفَاعِلُ : مَسَاجِدُ – مَعَاهِدُ

مَا خُتِمَ بِأَلِفٍ تَأْنِيْثٍ: سَوْدَاءُ – حَمْرَاءُ - صَحْرَاءُ

*Jabatan-jabatan kata yang dibaca jar insyaAlloh akan dibahas pada BAB 9

D.   I’rob jazm

Tanda I’rob jazm ada 3, yaitu: sukun, membuang huruf illat, dan membuang nun.

1.     Sukun

يَكْتُبُ => لَمْ يَكْتُبْ

يَقْرَأُ => لَمْ يَقْرَأْ

2.     Membuang huruf illat (ا ي و)

يَدْعُوْ => لَمْ يَدْعُ

يَرْمِيْ => لَمْ يَرْمِ

3.     Membuang nun

يَكْتُبَانِ => لَمْ يَكْتُبَا

يَكْتُبُوْنَ => لَمْ يَكْتُبُوْا

*Jabatan-jabatan kata yang dibaca jazem insyaAlloh akan dibahas pada BAB 10

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 7

JABATAN-JABATAN KATA YANG DIBACA ROFA’

         Jabatan-jabatan kata yang harus dibaca rofa’ ada 5, yaitu: mubtada dan khobarnya, fa’il, naibul fa’il, isimnya kaana dan saudara-saudaranya, serta khobarnya inna dan saudara-saudaranya.

A.   Mubtada dan khobarnya

        Mubtada’ adalah seperti halnya subjek atau pokok kalimat dalam tata Bahasa Indonesia. Mubtada’ adalah isim yang mengawali suatu suatu kalimat, adapun Khobar adalah pelengkapnya yang menjadikan suatu kalimat menjadi sempurna.

عُثْمَانُ أُسْتَاذٌ

اَلتِّلْمِيْذَانِ مُجْتَهِدَانِ

اَلرِّجَالُ أَطِبَّاءُ

اَلْمُؤْمِنَاتُ صَائِمَاتٌ

اَلْمُسْلِمُوْنَ صَالِحُوْنَ

Kata yang bergaris bawah dibaca rofa’ karena sebagai mubtada’, sedangkan kata-kata setelahnya adalah khabarnya.

Adapun tanda rofa’nya berbeda-beda karena perbedaan bentuk katanya masing-masing.

Catatan tambahan:

*Pada asalnya, Khobar menyesuaikan dengan mubtada’nya dalam hal mufrood, mutsanna, jama’, ataupun mutsanna dan mudzakkarnya.

*Mubtada’ biasanya letaknya sebelum Khobar. Hanya saja terkadang mubtada diletakkan setelah khobarnya, misalnya:

فِي اْلبَيْتِ عَلِيٌّ

B.   Fa’il (Pelaku/subjek)

        Fail (subjek) letaknya setelah fi’il (kata kerja). Dan perlu diperhatikan bahwa setiap fi’il pasti ada fail atau pelakunya.

Bapakku telah datang

جَاءَ أَبِيْ

Dua siswa (laki2) berdiri

قَامَ الطَّالِبَانِ

Para siswa  (laki2) belajar

تَعَلَّمَ الطُّلَّابُ

Seorang siswa belajar

تَعَلَّمَ الطَّالِبُ

Para wanita muslim belajar

تَعَلَّمَتْ المُسْلِمَاتُ

 

     Kata-kata yang bergaris bawah dibaca rofa’, karena sebagai fail (subjek). Adapun tanda rofa’nya berbeda-beda karena perbedaan bentuk katanya masing-masing.

*Dalam susunan fi’il fail maka fi’il harus selalu dimufrodkan walaupun failnya terdiri dari kata mufrod, mutsanna, maupun jama’. Yang dibedakan hanya masalah muannats dan mudzakkarnya. Jadi jikak fi’il muannats maka failnya harus dimuannatskan dengan menambahkan ta’ ta’nits.

C.   Naibul fa’il

Naibul fail adalah kata yang menggantikan kedudukan fail yang semula menjadi maf’ul bihi (objek)

قَرَأَ أَحْمَدُ اْلقُرْآنَ => قُرِئَ اْلقُرْآنُ

كَتَبَ عَلِيٌّ الدَّرْسَ => كُتِبَ الدَّرْسُ

*Adapun pelajaran tentang kata kerja yang dipasifkan (majhul) bisa dibuka lagi pada BAB 5.

D.   Isimnya kaana dan saudara-saudaranya

كَانَ – صَارَ – ظَلَّ – أَمْسَى – مَا بَرِحَ – بَاتَ – لَيْسَ – أَضْحَى

أَصْبَحَ – مَازَالَ – مَا فَتِئَ – مَادَامَ – مَا انْفَكَّ

Kana dan saudara-saudaranya masuk pada jumlah yang terdiri dari mubtada’ dan Khobar. Mubtada’ yang dimasuki kaana dan saudaranya inilah yang disebut isimnya kana dan saudara-saudaranya.

اللهُ غَفُوْرٌ => كَانَ اللهُ غَفُوْرًا

اَلرِّجَالُ أَقْوِيَاءُ => كَانَ الرِّجَالُ أَقْوِيَاءَ

اَلْمُؤْمِنَاتُ صَائِمَاتٌ => كَانَتِ اْلمُؤْمِنَاتِ صَائِمَاتٍ

Kalimat yang bergaris bawah adalah isimnya kaana dan saudara-saudaranya. Tanda rofa’nya sesuai dengan bentuk kalimatnya.

E.   Khobarnya inna dan saudara-saudaranya

اِنَّ – أَنَّ – كَأَنَّ – لَكِنَّ – لَيْتَ – لَعَلَّ – لَا (اَلنَّافِيَةَ لِلْجِنْسِ)

Inna da saudara-saudaranya masuk pada susunan mubtada dan Khobar.

اَلْمُسْلِمُ صَابِرٌ => اِنَّ اْلمُسْلِمَ صَابِرٌ

اَللهُ عَلِيْمٌ => اِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ

مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ => اِنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Kalimat yang bergaris bawah adalah khobarnya inna dan khobarnya inna dibaca rofa’. Adapun tandanya tergantung bentuk katanya masing-masing.

 

 

 

 

 

 

BAB 8

JABATAN KATA YANG DIBACA NASHOB

 

          Jabatan-jabatan kata yang harus dibaca nashob ada 10, yaitu: maf’ul bih, maf’ul mutlak, maf’ul liajlih, maf’ul fiihi, isimnya inna, khobarnya kaana, khobarnya maa dan laisa, tamyiz, hal, dan isimnya laa linafyil jinsi.

A.   Maf’ul bihi (objek), kata yang dikenai pekerjaan

قَرَأَ مُحَمَّدٌ اْلقُرْآنَ

كَتَبَ زَيْدٌ الرِّسَالَةَ

Kalimat yang bergaris bawah adalah maf’ul bihi. Tanda nashobnya sesuai dengan bentuk kalimatnya.

B.   Maf’ul mutlak

Maf’ul mutlak adalah kata yang diambil kata kerjanya yang disebutkan di muka, baik berupa pengertian maupun lafalnya. Misal:

قَرَأَ اْلمُسْلِمُوْنَ اْلقُرْآنَ قِرَاءَةً حَسَنَةً

يَجْلِسُ خَالِدٌ فِي اْلمَسْجِدِ جُلُوْسَ الطَّالِبِ

تَعَلَّمَ أَحْمَدُ اْلحَدِيْثَ تَعَلُّمًا حَسَنًا

Kalimat yang bergaris bawah hukumnya nashob, dan alamat nashobnya dengan fathah sebab maf’ul mutlak terdiri dari isim mufrod.

C.   Maf’ul liajlihi

Maf’ul liajlihi adalah kata yang menerangkan sebab dilakukannya pekerjaan. Oleh karena itu, mengandung arti sebab. Missal:

صَامَ اْلمُسْلِمُوْنَ رَمَضَانَ عِبَادَةً للهِ تَعَالَى

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

طَلَبَ أَحْمَدُ اْلعِلْمَ ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ

Kalimat yang bergaris bawah hukumnya nashob karena maf’ul liajlihi.

D.   Maf’ul fiihi

Maf’ul fiihi yaitu kata yang menerangkan waktu atau tempat dilakukannya suatu pekerjaan. Missal:

رَجَعَ أَخُوْكَ اِلَى بَيْتِهِ نَهَارًا

نَامَ الطَّالِبُ لَيْلًا وَقَامَ صَبَاحًا

اَلْأُسْتَاذُ يَتَكَلَّمُ أَمَامَ اْلفَصْلِ

Kata yang bergaris bawah hukumnya nashob, karena maf’ul fiihi.

E.   Isimnya inna

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ اْلاِسْلَامُ

اِنَّ الرِّجَالَ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ

اِنَّ اْلمُؤْمِنِيْنَ اِخْوَةٌ

Kalimat yang bergaris bawah adalah isimnya inna dan saudara-saudaranya. Tanda nashobnya sesuai dengan bentuk kalimatnya.

F.    Khobarnya kaana

كَانَ اللهُ غَفُوْرًا رَحِيْمًا

كَانَتِ اْلمُؤْمِنَاتُ صَائِمَاتٍ

Kalimat yang bergaris bawah adalah khobarnya kaana dan saudara-saudaranya. Tanda nashobnya sesuai dengan bentuk kalimatnya.

G.  Khobarnya maa dan laisa

ما dan ليس beramal seperti amalnya kaana, yaitu merofa’kan mubtada’ dan menashobkan Khobar. Misal:

مَا هَذَا بَشَرًا

لَيْسَ الطَّالِبُ كَسْلَانًا

H.  Hal

Hal yaitu kata yang sering digunakan untuk menerangkan keadaan pelaku (fa’il) atau objeknya (maf’ul bihi).

رَجَعَ عَلِيٌّ اِلَى بَيْتِهِ مَاشِيًا

صَلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ فِي اْلمَسْجِدِ خَاشِعِيْنَ

Kata yang bergaris bahwa hukumnya nashob, karena menjadi hal.

I.      Tamyiz

Tamyiz yaitu kata yang digunakan untuk menjelaskan ungkapan-ungkapan yang tidak jelas, untuk itu banyak jatuh setelah bilangan 11-99 dan isim tafdhil berwazan أَفْعَلُ

اِنِّيْ رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا

اِسْتَغْفَرَ أَحْمَدُ سَبْعِيْنَ مَرَّةً كُلَّ يَوْمٍ

عَبْدُ الرَّحْمَانِ أَكَثَرُ مِنْكَ مَالًا

Tamyis senantiasa terdiri dari isim mufrod, untuk itu nashobnya selalu dengan fathah.

J.     Isimnya laa li nafyil jinsi

          Beramal seperti amalnya inna, yaitu menashobkan mubtada’ dan merofa’kan Khobar.

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ

لَا مَعْبُوْدَ بِحَقٍّ اِلَّا اللهُ

لَا نَبِيَّ بَعْدَ مُحَمَّدٍ

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 9

JABATAN KATA YANG DIBACA JAR

          Jabatan kata yang harus dibaca jar adalah kata yang dimasuki huruf jar dan mudhof ilaihi.

A.   Kata yang dimasuki huruf jar

Huruf jar jumlahnya ada 9, yaitu:

مِنْ – اِلَى – عَنْ – عَلَى – فِيْ – رُبَّ – بَاءْ – كَافْ – لَامْ

Contohnya :

 مِنَ اْلمَسْجِدِ اْلحَرَامِ اِلَى اْلمَسْجِدِ اْلأقْصَى

رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلَّا اْلجُوْعِ  وَاْلعَطَشِ

B.   Kata yang dimasuki huruf qosam

وَالسَّمَاءِ ذَاتِ اْلبُرُوْجِ  - وَاْليَوْمِ اْلمَوْعُوْدِ

تَاللهِ لَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُوْنَ

C.   Mudhof ilaih

          Mudhof dan mudhof ilaih yaitu dua kata atau lebih yang menunjukkan satu pengertian. Perhatikan tabel:

مضاف اليه

مضاف

مضاف – مضاف اليه

اْلكَهْفُ

أَصْحَابٌ

أَصْحَابُ اْلكَهْفِ

اللهُ

بَيْتٌ

بَيْتُ اللهِ

اللهُ

رَسُوْلٌ

رَسُوْلُ اللهِ

 

طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Mudhof hukumnya sesuai jabatannya, sedangkan mudhof ilaih hukumnya adalah senantiasa jar.

BAB 10

JABATAN KATA YANG DIBACA JAZM

I’rob jazem hanya terjadi pada fi’il mudhori’.

A.   Menjazemkan satu fi’il mudhori’

Adapun yang mmenjazemkan 1 fi’il mudhori’ ialah:

لَمْ – لَمَّا – أَلَمْ – أَلَمَّا – لَامُ اْلأَمْرِ – لَا لِلنَّهْيِ

Contohnya:

لَمْ يَلِدْ -  وَلَمْ يُوْلَدْ

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللهَ مَعَنَا

B.   Menjazemkan dua fi’il mudhori

Adapun yang menjazemkan 2 fi’il mudhori’ ialah:

اِنْ – مَنْ – مَا -  مَهْمَا – أَيُّانَ – اِذْمَا – حَيْثُمَا – أَيْنَمَا – أَيٌّ – أَنَّى – كَيْفَمَا

Contohnya:

اِنْ تَنْصُرُوا اللهَ يَنْصُرْكُمْ

أَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ اْلمَوْتُ

وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

 

 

 

 

 

 

 

BAB 11

JABATAN KATA YANG MENGIKUTI JABATAN LAIN

          Jabatan kata yang mengikuti jabatan kata lain ialah: sifat, badal, taukid, dan athof.

A.   Sifat

          Sifat yaitu kata yang digunakan untuk mensifati kata sebelumnya, dan umumnya terdiri dari kata sifat.

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ اْلمُسْتَقِيمَ

حَضَرَ الطَّالِبُ الْمُجْتَهِدُ اِلَى اْلفَصْلِ

B.   Badal (pengganti)

          Badal yaitu kata yang digunakan untuk menggantikan kata sebelumnya, yang keduanya (pengganti ataupun yang diganti) walaupun tidak disebutkan salah satunya masih dapat dipahami.

*Badal ada 4 macam, yaitu:

1. Badal kull min kull, contohnya:

كَتَبَ اْلأُسْتَاذُ عَلِيٌّ الكِتَابَ

2. Badal ba’dh min kull, contohnya:

رَأَيْتُ اْلقَوْمَ نِصْفَهُمْ

3. Badal isytimal (kandungan), contohnya:

نَفَعَنِيْ مُحَمَّدٌ عِلْمُهُ

4.     Badal gholat (salah), contohnya:

أَكَلْتُ خُبْزًا لَحْمًا

“Aku makan roti, (eh salah), yang benar aku makan daging”

*Badal biasanya datang setelah: nama, isim isyaroh, dan pembagian. Contohnya:

قَالَ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ

ذَالِكَ اْلكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ

الكَلِمَةُ ثَلَاثَةُ أَقْسَامٍ: اِسْمٌ وَفِعْلٌ وَ حَرْفٌ

C.   Taukid (penegas)

          Taukid yaitu kata yang digunakan untuk mempertegas kalimat sebelumnya.Taukid ada 2 cara, yaitu dengan pengulangan kata atau dengan menggunakan salah satu dari kalimat berikut:

جَمِيْعٌ – نَفْسٌ – كُلٌّ - عَيْنٌ

Misal:

الصَّلَاةُ الصَّلَاةُ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ

جَاءَ مُحَمَّدٌ عَيْنُهُ

نَجَحَ الطُّلَّابُ جَمِيْعُهُمْ

*Taukid harus ada pengikatnya antara taukid dan yang ditegaskan.

D.   العَطْفُ (penghubung)

          Athof yaitu menghubungkan kata dengan kata lain atau kalimat dan kalimat lain dengan menggunakan huruf athof. Adapun huruf-huruf athof jumlahnya ada 10, yaitu:

وَاوٌ (وَ) – فَاءٌ (فَ) – ثُمَّ - أَوْ – أَمْ – اِمَّا - بَلْ – لَا– لَكِنْ - حَتَّى

Misal kalimat:

اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى

لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ

أَقَرِيْبٌ أَمْ بَعِيْدٌ مَا تُوْعَدُوْنَ

مَا سَافَرَ مُحَمَّدٌ بَلْ أَحْمَدُ

خَرَجَ الشُّبَّانُ ثُمَّ الشُّيُوْخُ

 

BAB 12

TAMBAHAN

          Berikut kami sampaikan juga beberapa hal yang perlu kita pahami, yaitu: nida’ dan istitsna’.

A.   النداء (Nida)

     Nida’ yaitu memanggil dengan menggunakan huruf nida’. Sedang yang dipanggil ada beberapa macam, yaitu:

1.     Bentuk mufrod (tunggal), dibaca rofa’ tanpa tanwin

يَا خَالِدُ!

يَا غُلَامُ سَمِّ اللهِ  وَقُلْ بِيَمِيْنِكَ!

2.     Bentuk mudhof dan mudhof ilaih, mudhofnya dibaca nashob

يَا حَامِلَ اْلقُرْآنِ!

يَا طَالِبَ اْلعِلْمِ

B.   Istitsna’

          Istitsna’ yaitu pengecualian menggunakan huruf-huruf istitsna’, yaitu:

خَلَا – عَدَا – سِوَى – غَيْرُ - اِلَّا

1.     Istitsna’ dengan اِلَّا

Jika pengecualian setelah kalimat sempurna dibaca nashob.

تَعَلَّمَ الطَّالِبُ اِلَّا خَالِدًا

كَتَبَ التَّلَامِيْذُ اِلَّا كَسْلَا نًا

Adapun jika jatuh setelah kalimat tidak sempurna, maka hukumnya menurut jabatan yang kosong dan dibutuhkan kalimat tersebut. Misal:

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ

مَا أَكَلْتُ اِلَّا حَلَالًا طَيِّبًا

وَمَا اْلحَيَاةُ الدُّنْيَا اِلَّا مَتَاعُ اْلغُرُوْرِِ

2.     Istitsna’ dengan سِوَى dan غَيْرُ

Pengecualian dengan siwa dan ghoiru, maka mustatsna’ dibaca jar. Misal:

حَضَرَ الطَّالِبُ غَيْرَ عَلِيٍّ

قَامَ التَّلَامِيْذُ سِوَى مَحْمُوْدٍ

3.     Istitsna dengan خَلَا dan عَدَا

Pengecualian dengan khola dan ada, mustatsna dapat dibaca dengan nashob ataupun jar.

Apabila dibaca nashob berarti sebagai maf’ul bihi dari عَدَا dan خَلَا. Kata ada dan khola berfungsi sebagai fi’ilnya.

صَلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ عَدَا مُنَافِقًا

صَـلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ خَلَا مُنَافِقًا

Dan jika dibaca jar, berarti khola dan ada berfungsi sebagai huruf jar.

صَـلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ عَدَا مُنَافِقٍ

صَـلَّى اْلمُسْلِمُوْنَ خَلَا مُنَافِقٍ

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN-LAMPIRAN

التصـريف اللغوي

الضمير

فعل الأمر

الفعل المضارع

الفعل الماضي

الضمير

هُ

 

 

 

ـ

يَفْعَلُ

ي

-

فَعَلَ

هُوَ

هُمَا

 

 

 

انِ

يَفْعَلَانِ

ا

فَعَلَا

هُمَا

هُمْ

 

 

 

وْنَ

يَفْعَلُوْنَ

وْا

فَعَلَوْا

هُمْ

هَا

 

 

 

ـ

تَفْعَلُ

ت

تْ

فَعَلَتْ

هِيَ

هُمَا

 

 

 

انِ

تَفْعَلَانِ

تَا

فَعَلَتَا

هُمَا

هُنَّ

 

 

 

ـْـنَ

يَفْعَلْنَ

ي

ـْـنَ

فَعَلْنَ

هُنَّ

كَ

ـ

افعل

ـ

تَفْعَلُ

ت

ـْـتَ

فَعَلْتَ

أَنْتَ

كُمَا

ن

افعلا

انِ

تَفْعَلَانِ

ـْـتُمَا

فَعَلْتُمَا

أَنْتُمَا

كُمْ

ن

افعلوا

وْن

تَفْعَلُوْنَ

ـْـتُمْ

فَعَلْتُمْ

أَنْتُمْ

كَ

ن

افعلي

يْـنَ

تَفْعَلِيْنَ

ـْـتِ

فَعَلْتِ

أَنْتِ

كُمَا

ن

افعلا

انِ

تَفْعَلَانِ

ـْـتُمَا

فَعَلْتُمَا

أَنْتُمَا

كُنَّ

ـ

افعلن

ـْـنَ

تَفْعَلْنَ

ـْـتُنَّ

فَعَلْتُنَّ

أَنْتُنَّ

يْ\نِيْ

 

 

 

ـ

أَفْعَلُ

أ

ـْـتُ

فَعَلْتُ

أَنَا

نَا

 

 

 

ـ

نَفْعَلُ

ن

ـْـنَا

فَعَلْنَا

نَحْنُ

 

 

 

 

 

التصـريف الاصطلاحي

الفعل الماضي

الفعل المضارع

المصدر

اسم الفاعل

اسم المفعول

فعل الأمر

الفعل الناهي

فَعَلَ

يَفْعُلُ

فَعْلًا

فَاعِلٌ

مَفْعُوْلٌ

اُفْعُلْ

لَا تَفْعُلْ

فَعَلَ

يَفْعِلُ

فعلا

فَاعِلٌ

مَفْعُوْلٌ

اِفْعِلْ

لَا تَفْعِلْ

فَعَلَ

يَفْعَلُ

فعلا

فَاعِلٌ

مَفْعُوْلٌ

اِفْعَلْ

لَا تَفْعَلْ

فَعِلَ

يَفْعَلُ

فعلا

فَاعِلٌ

مَفْعُوْلٌ

اِفْعَلْ

لَا تَفْعَلْ

فَعِلَ

يَفْعِلُ

فعلا

فَاعِلٌ

مَفْعُوْلٌ

اِفْعِلْ

لَا تَفْعِلْ

فَعُلَ

يَفْعُلُ

فعلا

فَاعِلٌ

مَفْعُوْلٌ

اُفْعُلْ

لَا تَفْعُلْ

فَعَّلَ

يُفَعِّلُ

تَفْعِيْلًا

مُفَعِّلٌ

مُفَعَّلٌ

فَعِّلْ

لَا تُفَعِّلْ

فَاعَلَ

يُفَاعِلُ

مُفَاعَلَةً وَفِعَالًا

مُفَاعِلٌ

مُفَاعَلٌ

فَاعِلْ

لَا تُفَاعِلْ

أَفْعَلَ

يُفْعِلُ

اِفْعَالًا

مُفْعِلٌ

مُفْعَلٌ

أَفْعِل

لَا تُفْعِلْ

تَفَاعَلَ

يَتَفَاعَلَ

تَفَاعُلًا

مُتَفَاعِلٌ

مُتَفَاعَلٌ

تَفَاعَلْ

لَا تَتَفَاعَلْ

تَفَعَّلَ

يَتَفَعَّلُ

تَفَعُّلًا

مُتَفَعِّلٌ

مُتَفَعَّلٌ

تَفَعَّلْ

لَا تَتَفَعَّلْ

اِفْتَعَلَ

يَفْتَعِلُ

اِفْتِعَالًا

مُفْتَعِلٌ

مُفْتَعَلٌ

اِفْتَعِلْ

لَا تَفْتَعِلْ

اِنْفَعَلَ

يَنْفَعِلُ

اِنْفِعَالًا

مُنْفَعِلٌ

مُنْفَعَلٌ

اِنْفَعِلْ

لَا تَنْفَعِلْ

اِفْعَلَّ

يَفْعَلُّ

اِفْعِلَالًا

مُفْعَلٌّ

مُفْعَلٌّ

اِفْعَلَّ

لَا تَفْعَلَّ

اِسْتَفْعَلَ

يَسْتَفْعِلُ

اِسْتِفْعَالًا

مُسْتَفْعِلٌ

مُسْتَفْعَلٌ

اِسْتَفْعِلْ

لَا تَسْتَفْعِلْ

فَعْلَلَ

يُفَعْلِلُ

فِعْلَالًا

مُفَعْلِلٌ

مُفَعْلَلٌ

فَعْلِلْ

لَا تُفَعْلِلْ

 

 

Daftar Pustaka

Al-Quran dan terjemahan depag

Belajar Bahasa Arab dari Nol, oleh Abu Yusuf Akhmad Ja’far. Penerbit Dar Alfurqon, thn 2020

Belajar Mudah Menguasai Kaidah Bahasa Al-Quran, oleh M. Nidauddin dkk. Cet 1, Ummi Media Center. Thn 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar