Rabu, 07 Agustus 2024

HADITS KE 20 DARI KITAB ARBAIN AN-NAWAWI

 اَلْحَدِيْثُ العشرون:

 Hadits Ke-20 dari Kitab Arbain an-Nawawi

عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِي البَدْرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى: إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ” [رَوَاهُ البُخَارِيُّ]

Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya di antara perkataan kenabian terdahulu yang diketahui manusia ialah jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sesukamu!’” [HR. Bukhari]


*Urgensi hadits ini:*

Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara padanya suatu kebaikan. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim hendaknya berusaha untuk mempelajari hadits ini dan menhafalkannya serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


*Biografi Sahabat Abu Hurairah* 

Beliau adalah Abu Mas'ud Uqbah bin Amr bin Tsa'labah al-Anshori al-Badri. Imam al-Bukhari dan Muslim menegaskan bahwa beliau mengikuti perang badar, namun mayoritas ulama menyatakan bahwa beliau tidak mengikutinya, hanya saja beliau pernah singgah di badar sehingga dinisbatkan padanya (al-badri). Beliau mengikuti baiah aqobah saat masih kecil. Tinggal di Kufah dan wafat masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib pada tahun 40 H.


*Faedah-faedah dari hadits ini:*

Banyak sekali faedah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dalam hadits ini, diantaranya:

1. Abu Mas'ud merupakan bagian dari orang-orang anshor yang berjanji setia membela Nabi.

2. Perkataan umat terdahulu bisa saja dinukil melalui jalur wahyu yaitu al-Quran dan hadits atau dinukil dari perkataan orang-orang terdahulu.

3. Syariat nabi terdahulu bisa jadi syariat nabi Muhammad, apalalgi jika ada dalil yang menunjukkannya.

4. Sifat malu merupakan warisan dan atsar dari nabi-nabi terdahul.

5. Rasa malu bisa mencegah pelakunya dari kemaksiatan dan kmungkaran.

6. Malu merupakan bagian dari keimanan.

7. Malu merupakan perilaku yang bisa diusahakan dan dibentuk.


*Tambahan:*

Malu merupakan sifat yang terpuji bagi seorang hamba jika dengan malu tersebut bisa mencegahnya dari perbuatan maksiat dan mendorongnya untuk taat. Namun malu akan menjadi tercela jika menghalanginya dari kebaikan, semsal: malu belajar agama, malu menutup aurat, malu mengamalkan syariat, dan lain sebagainya.



Malang Selatan, 8 Agustus 2024

Abu Hisyam Liadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar