Rabu, 28 Agustus 2024

HADITS KE 28 DARI KITAB ARBAIN AN-NAWAWI

 الحَدِيْثُ الثَّامِنُ وَالعِشْرُونَ:

 Hadits Ke-28 dari Kitab Arbain an-Nawawi

عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ العِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ رَضِيَ اللّٰهُ تَعَالَى عَنْهُ قاَلَ: وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهِ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مَوْعِظًةً وَجِلَتْ مِنْهَا القُلُوْبُ وَذَرَفَتْ مِنْهَا العُيُوْنُ فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ كَأَنَّهَا مَوْعِظَةً مُوَدِّعٍ فَأَوْصِنَا قَالَ أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَي اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ [رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ]

Dari Abu Najih Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang membuat hati menjadi bergetar dan mata menangis, maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sepertinya ini adalah wasiat dari orang yang akan berpisah, maka berikanlah wasiat kepada kami.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun kalian dipimpin seorang budak. Sungguh, orang yang hidup di antara kalian sepeninggalku, ia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, wajib atas kalian berpegang teguh pada sunnahku dan Sunnah khulafaur rosyidin al-mahdiyyin (yang mendapatkan petunjuk dalam ilmu dan amal). Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, serta jauhilah setiap perkara yang diada-adakan, karena setiap bidah adalah sesat.” [HR. Abu Daud dan Tirmidzi, ia berkata bahwa hadits ini hasan sahih]


*Urgensi hadits ini:*

Hadits ini memuat pelajaran yang sangat berharga bagi seorang muslim, terutama ketika menghadapi perbedaan dan perselisihan. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim hendaknya berusaha untuk mempelajari hadits ini dan menhafalkannya serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


*Biografi Sahabat Periwayat Hadits* 

Beliau adalah Abu Najih, Al-‘Irbadh bin Sariyah radhiallahu anhu. Termasuk shahabat ahlus-shuffah. Beliau adalah satu dari tujuh orang  dari Bani Sulaim yang berbaiat kepada Nabi. Beliau termasuk shahabat yang menangis karena tidak dapat ikut perang Tabuk sebab Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam tidak dapat menyediakan perbekalan untuknya. Beliau menetap di Syam dan wafat pada tahun 75 Hijriyah.


*Faedah-faedah dari hadits ini:*

Banyak sekali faedah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dalam hadits ini, diantaranya:

1. Nasehat yang mendalam dari Nabi kepada para sahabatnya.

2. Semangatnya para sahabat dalam meraih kebaikan.

3. Wasiat yang paling penting dan utama bagi seorang hamba adalah wasiat takwa.

4. Hendaknya patuh dan taat kepada pemimpin kaum muslimin selama bukan dalam perkara maksiat walaupun pemimpinnya semisal budak.

5. Perbedaan dan perselisihan memang pasti terjadi, namun masalahnya ialah bagaimana sikap kita dalam menghadapinya.

6. Pentingnya berpegang teguh pada sunnah nabi dan sunnah para sahabat.

7. Hendaknya seorang muslim berhati-hati dari perkara yang diada-adakan dalam agama agama islam.


*Tambahan:*

Hadits ini menunjukkan mukjizat nabi, karena sepeninggal beliau banyak ditemui perselisihan. Hebatnya lagi, nabi bukan hanya menyampaikan tentang perselisihan yang akan terjadi, namun juga menyebutkan solusi dalam menghadapi perselisihan yang terjadi yaitu dengan berpegang teguh pada sunnah dan menjauhi penyelisihan terhadapnya. 


Malang Selatan, 29 Agustus 2024

Abu Hisyam Liadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar