Rabu, 09 Oktober 2024

Hadits Ke-36 dari Kitab Arbain an-Nawawi

 اَلْحَدِيْثُ السَّادِسُ والثَّلَاثُوْنَ:

 Hadits Ke-36 dari Kitab Arbain an-Nawawi

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللّٰهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللّٰهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. وَاللّٰهُ في عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللّٰهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الجَنَّةِ. وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللّٰهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللّٰهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللّٰهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ» [رَوَاهُ مُسْلِمٌ بِهَذَا اللَّفْظِ]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan (utang), maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Siapa saja yang menolong saudaranya, maka Allah akan menolongnya sebagaimana ia menolong saudaraya. Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah berkumpul sekelompok orang di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat meliputinya, para malaikat mengelilinginya, dan Allah menyanjung namanya kepada Malaikat yang ada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak akan bisa dikejar oleh nasabnya (garis keturunannya yang mulia).” [HR. Muslim dengan lafal ini]


*Urgensi hadits ini:*

Hadits merupakan suatu pedoman yang sangat berharga bagi seorang muslim. Selayaknya seorang muslim berusaha untuk menghafal, mempelajari, mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain.


*Biografi Sahabat Abu Hurairah* 

Beliau adalah Abu Hurairah Abdurrahman bin Shakhr ad-Dausi. Diberi kunyah Abu Hurairah karena kesukaannya terhadap kucing. Beliau masuk islam pada perang khaibar tahun ke 7 hijriyah. Walaupun demikian beliau merupakan sahabat periwayat hadits terbanyak karena beliau fokus belajar hadits dan kuatnya hafalannya. Beliau wafat pada tahun 57 H saat berusia 78 tahun. Dimakamkan di pekuburan Baqi', Madinah.


*Faedah-faedah dari hadits ini:*

Banyak sekali faedah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dalam hadits ini, diantaranya:

1. Pentingnya membantu kesulitan seorang muslim.

2. Pentingnya memudahkan dan meringankan beban urusan orang lain.

3. Pentingnya menutup aib seorang muslim, bukan malah tajassus (mencari-cari dan memata-matai aibnya).

4. Allah menolong seorang hamba yang suka menolong hambanya yang lain.

5. Seseorang yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, niscaya Allah mudahkan jalannya menuju surga.

6. Pentingnya berkumpul di masjid untuk belajar dan mengajarkan Al-Quran.

7. Tingginya nashab tidaklah bermanfaat baginya jika amalannya menyelisihi syariat, karena kemuliaan seseorang dalam islam berdasarkan ketakwaannya.


*Tambahan:*

Balasan itu berdasarkan amal perbuatannya masing-masing. Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia dan akhirat, hendaknya senantiasa berbuat yang baik dan benar. Tentunya harus senantiasa dibarengi dengan niat yang ikhlas agar tidak menggugurkan pahalanya sehingga amalnya tidak sia-sia belaka.



Malang Selatan, 9 Oktober 2024

Abu Hisyam Liadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar