Tampilkan postingan dengan label 12. FIKIH. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 12. FIKIH. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Juni 2013

PENJELASAN SINGKAT HADITS UMAR TENTANG NIAT


عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
(( إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ، وَإِنَّمَا لإِمْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٌ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ)).
Dari Umar bin al Khaththab, beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan itu dengan niat, dan sesungguhnya setiap orang bergantung dengan apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk dunia yang ingin ia perolehnya, atau untuk wanita yang ingin ia nikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang berhijrah kepadanya.”[1]

Rabu, 26 Juni 2013

BEBERAPA FAEDAH DARI HADITS NIAT

-->
HADITS PERTAMA
Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ ، وَإِنَّمَا لاِمْرِئٍ مَا نَوَى ، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari ‘Umar bin Al Khottob, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, mkaa hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).

Selasa, 01 Januari 2013

FIKIH SHOLAT

TUNTUNAN PRAKTIS DAN MUDAH
SHOLAT WAJIB DAN SUNNAH

BAB I: PENGANTAR
BAB II: THOHAROH (BERSUCI)
A. Pendahuluan
B. Macam-macam Air
C. Najis dan Cara Menghilangkannya
D. Istinja' dan Adab Buang Air
E. Wudhu'
1 Syarat wudhu'
2 Fardhu wudhu'
3 Sunnah wudhu'
4 Pembatal wudhu'
5 Tata cara wudhu'
6 Wudhunya ahli a'dzar
E. Mandi
F. Tayammum
G. Membasuh Khuf (Sepatu)
BAB III: ADZAN DAN IQOMAT
A. Pendahuluan
B. Lafadz Adzan dan Iqomat
C. Sunnah bagi yang Mendengarkan
D. Doa Sebelum dan Sesudahnya
E. Syarat-syarat Mu'adzdzin
BAB IV: SHOLAT
A. Kepada Siapa Diwajibkan?
B. Syarat-syarat Sholat
C. Rukun-rukun Sholat
D. Wajibat Sholat
E. Sunnah-sunnah Sholat
F. Makruh dalam Sholat
G. Pembatal Sholat
H. Hal-hal yang Mungkin Dilupakan
I. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan dalam Sholat
J. Tata Cara Sholat
BAB V: SHOLAT BERJAMAAH
A. Adab Pergi ke Masjid
B. Penataan Shof (Barisan Sholat)
C. Imam dan Kewajibannya
D. Makmum dan Kewajibannya
BAB VI: SHOLAT FARDHU DAN WAKTUNYA
BAB VII: SHOLAT 'ID (SHOLAT HARI RAYA)
BAB VIII: SHOLAT AHLI A'DZAR
A. Sholat bagi Orang Sakit
B. Sholat Jama' dan Qoshor
C. Sholat Khouf
BAB IX: SHOLAT JENAZAH DAN SHOLAT GHOIB
A. Sholat Jenazah
B. Sholat Ghoib
C. Sholat Ghoib di Kuburan
BAB X: SHOLAT-SHOLAT SUNNAH
A. Sholat Rowatib
B. Sholat Dhuha
C. Sholat Tahajud dan Witir
D. Sholat Tarowih dan Witir
E. Sholat Istikhoroh
F. Sholat Gerhana
G. Sholat Istisqo'
H. Sholat Tasbih
I. Dan yang Lainnya:
Sholat muthlaq, Sholat Isyroq, sholat setelah wudhu, sholat tahiyatul masjid, dan lain-lain.



WANITA BELAJAR BELADIRI?!

Wanita perlu belajar beladiri ? Mengapa tidak? Beladiri dengan segala jenisnya sudah ada dari jaman dahulu kala, bahkan pada jaman Rosul sudah terdapat beberapa wanita muslimah yang ikut berjihad mengangkat pedang, misalnya Ummu Athiyyah yang tujuh kali ikut perang pada masa Rosul, Nasibah Al Maziniyyah, menjadi srikandi pada perang Uhud, Arrobi’ binti Muawwidz dan lain-lain. D iera awal Thifan Po Khan juga terdapat banyak pendekar muslimah, sebut saja misalnya Lulu Tan yang ahli dalam bermain selendang, pendekar-pendekar lainnya juga sering ikut dalam medan pertempuran bersama pendekar lainnya.

Sabtu, 17 November 2012

Kenapa Tidak Mau Merapat?


    Rapat dan luruskan shaf! Kata-kata itu selalu keluar dari imam yang memimpin sholat berjama’ah. Kemudian para makmum merapat, tapi sekedar merapat, lurus tapi sekedar sejajar. Tapi kalau dilihat para makmum itu tidak merapatkan kaki dan bahu mereka ke sebelah mereka. Mereka pun tidak perhatian untuk meluruskan barisan. Dan kalau mereka diajak rapat dan lurus, sebagian mereka  ada  yang marah bahkan membatalkan sholatnya. Ironisnya, potret tidak mau merapatkan dan meluruskan shaf ini terjadi hampir di seluruh masjid yang ada di Indonesia.