Kamis, 11 Januari 2024

Islam, iman dan ihsan


Dari Umar  rodhiyallohu anhu, dia berkata: “Ketika kami duduk-duduk di sisi Rosululloh shollallohu alaihi wasallam, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam. Tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak pula ada seorang pun yang mengenalnya. Kemudian ia duduk di hadapan Nabi dengan menempelkan kedua lututnya kepada kedua lutut nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya ke pahanya. Seraya berkata: "Ya Muhammad, kabari aku tentang islam!" Maka Nabi menyampaikan: "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Alloh dan engkau bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa romadhon, dan pergi haji jika mampu."Kemudian dia berkata: "Anda benar" Kami semua heran, dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi, "Beritahukan kami tentang iman." Lalu beliau bersabda,”Engkau beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman kepada takdir yang baik mupun yang buruk." Kemudian dia berkata, "Engkau benar." Kemudian dia berkata lagi, "Beritahukan aku tentang ihsan." Lalu beliau bersabda, "Ihsan adalah engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihatmu." Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan waktunya)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya.” Beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang yang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, kemudian mereka berlomba-lomba meninggikan bangunannya.” Kemudian orang itu pergi dan aku berdiam diri beberapa waktu. Kemudian beliau (Rosululloh) bertanya: “Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya?” Aku berkata: “Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian bermaksud mengajarkan agama kalian.” [HR Muslim 8]

Dalam hadits ini terdapat dalil bahwasanya islam, iman, dan ihsan semua diberi nama ad-din (agama). Jadi, agama islam ini mencakup 3 tingkatan, yaitu: islam, iman dan ihsan.

1. Tingkatan islam

Ketika Rosululloh ditanya tentang islam beliau menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan-Nya, engkau mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa romadhon, dan berhaji ke baitulloh jika engkau mampu untuk menempuh perjalanan kesana.” 

Diantara faedah dari hadits ini ialah bahwa islam terdiri dari 5 rukun. Jadi, islam yang dimaksud disini ialah amalan lahiriyah yang meliputi: syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji. 

2. Tingkatan iman

Selanjutnya ketika Nabi ditanya mengenai iman, Beliau bersabda, “Iman itu adalah engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya, hari kiamat dan engkau beriman terhadap takdir yang baik maupun yang buruk.”

Jadi iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara bathiniyah yang ada di dalam hati. Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara islam dan iman. Hal ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-bersama, maka ketika itu islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan, sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati. Akan tetapi bila disebutkan secara mutlak salah satunya (islam saja atau iman saja) maka sudah mencakup yang lainnya. Seperti dalam firman Alloh: “Dan Aku telah ridho islam menjadi agama kalian.” [QS al-Maidah (5) ayat 3] Maka kata islam dalam ayat tersebut sudah mencakup islam dan iman.

3. Tingkatan ihsan

Adapun jawaban Nabi ketika ditanya tentang ihsan, yaitu: “Yaitu engkau beribadah kepada Alloh seolah-seolah engkau melihatnya, apabila engkau tidak bisa melihat-Nya, sesungguhnya Alloh melihatmu.”

 Diantara faedah yang bisa dipetik dari penggalan hadits ini ialah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang muslim menyembah Robb-Nya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-oleh dia melihat-Nya, sehingga dia pun sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di derajat kedua, yaitu menyembah kepada Alloh dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya.

Ebook lengkapnya:

Panduan Menegakkan Sholat (Lengkap dan Praktis)

Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar