Senin, 05 Agustus 2024

HADITS KE-18 DARI KITAB ARBAIN AN-NAWAWI

 اَلْحَدِيْثُ الثَّامِنُ عَشَرَ:

 Hadits Ke-18 dari Kitab Arbain an-Nawawi

 عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بِنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ) [رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ. وَفِيْ بَعْضِ النَّسَخِ: حَسَنٌ صَحِيْحٌ]

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: ”Bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” [HR. at Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan. Di sebagian naskah hadits hadits ini hasan shahih]


*Urgensi hadits ini:*

Hadits ini merupakan hadits yang singkat, namun merupakan kaedah yang sangat berharga bagi seorang muslim. Hendaknya setiap muslim berusaha untuk menghafal, memahami, mengamalkan dan menyampaikan pada orang lain.


*Biografi Sahabat Abu Dzar dan Muadz bin Jabal* 

Abu Dzar Jundub bin Junadah al-Ghifari, beliau termasuk sahabat yang awal masuk Islam namun akhir hijrahnya. Sehingga tidak ikut perang badar. Beliau wafat pada tahun 32 H.

Adapun Muadz bin Jabal adalah sahabat yang banyak memiliki keutamaan. Beliau pernah diutus ke negeri Yaman untuk berdakwah. Meninggal di negeri Syam pada tahun 18 H.


*Faedah-faedah dari hadits ini:*

Banyak sekali faedah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dalam hadits ini, diantaranya:

1. Wajibnya takwa kepada Alloh dimanapun berada.

2. Setiap manusia memiliki kesalahan yang selayaknya memperbanyak istighfar dan bertaubat.

3. Kebaikan bisa menghapus kesalahan

4. Alloh Maha Mengampuni dosa dan kesalahan seorang hamba.

5. Motivasi agar seorang muslim senantiasa memperbanyak amalan-amalan kebaikan

6. Anjuran untuk bergaul bersama manusia dengan akhlak yang baik.

7. Berakhlak yang mulia bukan hanya kepada sesama muslim, bahkan terhadap non muslim sekalipun hendaknya bergaul dengan akhlak yang mulia.


*Tambahan:*

Nabi mewasiatkan agar mengiringi kesalahan dengan kebaikan dan berakhlak yang baik terhadap sesama manusia setelah wasiat takwa. Padahal kedua perkara tersebut merupakan bagian dari ketakwaan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memperbanyak amalan kebaikan terutama jika berbuat kesalahan dan berakhlak yang baik terhadap sesama manusia



Malang Selatan, 4 Agustus 2024

Abu Hisyam Liadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar