Selasa, 15 Oktober 2024

Hadits Ke-42 dari Kitab Arbain an-Nawawi

 اَلْحَدِيْثُ الثَّانِي وَالْأَرْبَعُوْنَ:

 Hadits Ke-42 dari Kitab Arbain an-Nawawi

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللّٰهِ ﷺ يَقُولُ: «قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي. يَا ابْنَ آدَمَ! لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ. يَا ابْنَ آدَمَ! إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً» [رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ]

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, sesungguhnya selagi engkau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli. Hai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak), kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apa pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” [HR. Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan]


*Urgensi hadits ini:*

Hadits ini merupakan landasan besar bagi seseorang yang mengharapkan ampunan dari Allah. Hendaknya seorang muslim berusaha memahami hadits ini, menghafalkan, mengamalkan, serta berusaha menyampaikannya kepada orag lain.


*Biografi Sahabat Anas bin Malik* 

Beliau adalah Abu Hamzah Anas bin Malik, lahir di Madinah kisaran 10 tahun sebelum nabi hijrah. Beliau masuk islam semenjak kecil dan dititipkan oleh ibunya (Ummu Sulaim) agar membantu keperluan nabi. Beliau memiliki banyak keistimewaan, diantaranya: mendapatkan doa keberkahan secara khusus dari nabi, dipercaya bisa menyimpan rahasia, dan diantara sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Beliau wafat di Bashrah pada tahun 81 H saat berusia 91 tahun. 


*Faedah-faedah dari hadits ini:*

Banyak sekali faedah yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dalam hadits ini, diantaranya:

1. Mulianya anak Adam (manusia) sehingga Allah memanggilnya secara khusus.

2. Dala berdoa hendaknya disertai juga dengan rasa penuh harap agar diijabahi oleh Allah.

3. Berdoa yang disertai penuh harapan bisa menjadi sebab diampuninya dosa seorang hamba.

4. Seorang hamba hendaknya tidak putus asa dari rahmat Allah, karena dosa-dosa yang pernah dilakukan.

5. Istighfar bisa menjadi sebab diampuninya dosa walaupun dosa tersebut sangat banyak sampai menjulang tinggi ke angkasa.

6. Tauhid merupakan sebab terbesar mendapatkan ampunan dari Allah.

7. Allah Maha Pengampun dosa semuanya seberapa pun banyaknya.


*Tambahan:*

Istighfar merupakan sebab diampuninya dosa-dosa seorang hamba. Hanya saja, hendaknya bukan hanya sekedar istighfar di lisan saja tanpa dibarengi dengan taubat yang nashuhah (sebenar-benarnya taubat). Yaitu dengan ikhlas, menyesali kesalahan, meninggalkan kemaksiatan, bertekad untuk tidak mengulanginya, menggantinya dengan kebaikan-kebaikan, serta segera bertaubat sebelum tertutupnya pintu taubat.



Malang Selatan, 11 Oktober 2024

Abu Hisyam Liadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar