Jumat, 08 November 2024

Muqaddimah Arbain An-Nawawiyah dari Imam An-Nawawi

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ قَيُّوْمِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرَضِيْنَ مُدَبِّرِ اْلخَلَائِقِ أَجْمَعِيْنَ بَاعِثِ الرُّسُلِ صَلَوَاتُهُ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِمْ إِلَى الْمُكَلَّفِيْنَ لِهِدَايَتِهِمْ وَبَيَانِ شَرَائِعِ الدِّينِ بِالدَّلَائِلِ اْلقَطْعِيَّةِ وَوَاضِحَاتِ اْلبَرَاهِيْنِ أَحْمَدُهُ عَلَى جَمِيْعِ نِعَمِهِ وَأَسْأَلُهُ الْمَزِيْدَ مِنْ فَضْلِهِ وَكَرَمِهِ Segala puji bagi Allah, Dzat pemangku langit dan bumi, yang mengatur seluruh makhluk-Nya, Yang mengutus para rasul sebagai pembawa petunjuk dan menjelaskan syariat agama dengan keterangan yang jelas dan bukti-bukti yang nyata. Segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya, dan saya memohon tambahan karunia dan kemudahan dari-Nya. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ اْلوَاحِدُ اْلقَهَّارُ اْلكَرِيْمُ اْلغَفَّارُ وَأشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ أَفْضَلُ الْمَخْلُوْقِيْنَ الْمُكَرَّمُ بِاْلقُرْآنِ اْلعَزِيْزِ الْمُعْجِزَةِ الْمُسْتَمِرَّةِ عَلَى تَعَاقُبِ السِّنِيْنَ وِبِالسُّنَنِ الْمُسْتَنِيْرَةِ لِلْمُسْتَرْشِدِيْنَ الْمَخْصُوْصِ بِجَوَامِعِ اْلكَلِمِ وَسَمَاحَةِ الدِّيْنِ صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَآلِ كُلٍّ وَسَائِرِ الصَّالِحِيْنَ أَمَّا بَعْدُ : Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, kecintaan dan kekasih-Nya. Ia adalah sebaik-baik makhluk yang dikaruniakan kepadanya al-Quran yang mulia sebagai mukjizat yang kekal sepanjang masa. Beliau dimuliakan dengan sunnah yang menjadi pembimbing orang yang mencari petunjuk, diistimewakan dengan jawamiul kalim (ungkapannya ringkas namun sangat bermakna), dan juga diistimewakan dengan agama yang mudah. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada para nabi dan rasul, keluarga mereka dan semua orang-orang yang shalih. Amma ba’du. فَقَدْ رَوَيْنَا عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ وَعَبْدِاللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَأَبِي الدَّرْدَاءِ وَابْنِ عُمَرَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ مِنْ طُرُقٍ كَثِيْرَاتٍ بِرِوَايَاتٍ مُتَنَوِّعَاتٍ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((مَنْ حَفِظَ عَلَى أُمَّتِيْ أَرْبَعِيْنَ حَدِيْثًا مِنْ أَمْرِ دِيْنِهَا بَعَثَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فِيْ زُمْرَةِ اْلفُقَهَاءِ وَاْلعُلَمَاءِ)) وَفِيْ رِوَايَةٍ: ((بَعَثَهُ اللهُ فَقِيْهًا عَالِمًا)) وَفِيْ رِوَايَةِ أَبِي الدَّرْدَاءِ: ((وَكُنْتُ لَهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ شَافِعًا وَشَهِيْدًا)) وَفِيْ رِوَايَةِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ: ((قِيْلَ لَهُ ادْخُلْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتَ)) وَفِيْ رِوَايَةِ ابْنِ عُمَرَ ((كُتِبَ فِي زُمْرَةِ اْلعُلَمَاءِ وَحُشِرَ فِي زُمْرَةِ الشُّهَدَاءِ)) وَاتَّفَقَ الْحُفَّاظُ عَلَى أَنَّهُ حَدِيْثٌ ضَعِيْفٌ وَإِنْ كَثُرَتْ طُرُقُهُ. Sesungguhnya telah kami riwayatkan hadits yang bersumber dari Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz bin Jabal, Abu Darda’, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Abu Hurairah, dan Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu anhum, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda, “Barang siapa diantara umatku hafal empat puluh hadits tentang agamanya, maka pada hari kiamat kelak ia akan dibangkitkan dalam kelompok ahli fikih dan para ulama.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Ia akan dibangkitkan sebagai seorang yang ahli fikih yang alim.” Dalam riwayat Abu Darda’ disebutkan, “Aku akan menjadi pemberi syafaat dan saksi baginya pada hari kiamat nanti.” Dalam riwayat Ibnu Mas’ud disebutkan, “Akan dikatakan kepadanya: ‘Masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki.” Dalam riwayat Ibnu Umar disebutkan, “Ia dicatat dalam kelompok para ulama dan dikumpulkan dalam kelompok syuhada.” Namun para ahli hadits sepakat bahwa hadits-hadits tersebut dhoif walaupun banyak riwayatnya. وَقَدْ صَنَّفَ اْلعُلَمَاءُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ فِي هَذَا اْلبَابِ مَالَا يُحْصَى مِنَ الْمُصَنَّفَاتِ فَأَوَّلُ مَنْ عَلِمْتُهُ صَنَّفَ فِيْهِ: عَبْدُاللهِ ابْنُ الْمُبَارَكِ ثُمَّ مُحَمَّدُ بْنُ أَسْلَمَ الطُّوْسِيُّ اْلعَالِمُ الرَّبَّانِيُّ ثُمَّ الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ النَّسَائِيُّ وَأَبُو بَكْرٍ اْلآجُرِيِّ وَأَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ اْلأَصْفَهَانِيُّ وَالدَّارُقُطْنِيُّ وَالْحَاكِمُ وَأَبُوْ نُعَيْمٍ وَأَبُوْ عَبْدِالرَّحْمَنِ السُّلَمِيُّ وَأَبُوْ سَعِيْدٍ الْمَالِينِيُّ وَأَبُوْ عُثْمَانَ الصَّابُوْنِيُّ وَعَبْدُاللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ اْلأَنْصَارِيُّ وَأَبُوْ بَكْرٍ اْلبَيْهَقِيُّ وَخَلَائِقُ لَا يُحْصَوْنَ مِنَ الْمُتَقَدِّمِيْنَ وَالْمُتَأَخِّرِيْنَ Berkaitan dengan bab ini, telah banyak ulama yang menyusun kitab dengan jumlah yang tak terhitung. Sejauh yang saya ketahui, ulama pertama yang menyusun buku empat puluh hadits Nabi adalah Abdullah bin Mubarak, lalu seorang alim rabbani Muhammad bin Aslam Ath-Thusi, lalu Hasan bin Syufyan An-Nasa’i, Abu Bakar Al-Ajurri, Abu Bakar Muhammad bin Ibrahim al-Ashfahaniy, Ad-Daruquthniy, Al-Hakim, Abu Nu’aim, Abu Abdurrahman as-Sulami, Abu Sa’id al-Malini, Abu Utsman Ash-Shabuniy, Abdullah bin Muhammad Al-Anshariy, Abu Bakar Al-Baihaqiy, dan masih banyak lagi dari ulama terdahulu maupun ulama belakangan. وَقَدِ اسْتَخَرْتُ اللهَ تَعَالَى فِيْ جَمْعِ أَرْبَعِيْنَ حَدِيْثًا اِقْتِدَاءً بِهَؤُلَاءِ اْلأَئِمَّةِ اْلأَعْلَامِ وَحُفَّاظِ اْلإِسْلَامِ وَقَدِ اتَّفَقَ اْلعُلَمَاءُ عَلَى جَوَازِ اْلعَمَلِ بِالْحَدِيْثِ الضَّعِيْفِ فِيْ فَضَائِلِ اْلأَعْمَالِ وَمَعَ هَذَا فَلَيْسَ اعْتِمَادِيْ عَلَى هَذَا اْلحَدِيْثِ بَلْ عَلَى قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ فِي اْلأَحَادِيْثِ الصَّحِيْحَةِ ((لِيُبَلِّغَ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ اْلغَائِبَ)) وَقَوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ((نَضَّرَ اللهُ امْرَءًا سَمِعَ مَقَالَتِيْ فَوَعَاهَا فَأَدَّاهَا كَمَا سَمِعَهَا)) Saya telah ber-istikharah kepada Allah dalam mengumpulkan empat puluh hadits ini serta mengambil rujukan dari para imam yang alim dan para ulama hadits. Para ulama telah sepakat dibolehkannya beramal dengan menggunakan hadits lemah (dhaif) dalam hal keutamaan amal. Namun demikian, bukan berarti hal itu yang menjadi alasan saya, melainkan saya berniat untuk mengamalkan sebuah hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam “Hendaklah yang hadir dari kalian, menyampaikan kepada yang tidak hadir.” Nabi shallallahu alaihi wasallam Juga bersabda, “Semoga Allah mencerahkan wajah seseorang yang mendengar perkataanku, lalu ia menghafalnya dan mengamalkan seperti apa yang ia dengar.” ثُمَّ مِنَ اْلعُلَمَاءِ مَنْ جَمَعَ اْلأَرْبَعِيْنَ فِيْ أُصُوْلِ الدِّيْنِ وَبَعْضُهُمْ فِي اْلفُرُوْعِ وَبَعْضُهُمْ فِي الْجِهَادِ وَبَعْضُهُمْ فِي الزُّهْدِ وَبَعْضُهُمْ فِي اْلآدَابِ وَبَعْضُهُمْ فِي الْخِطَبِ وَكُلُّهَا مَقَاصِدُ صَالِحَةٌ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ قَاصِدِيْهَا Sebagian ulama ada yang membukukan empat puluh hadits berkenaan dengan pokok-pokok agama, sebagian yang lain berkenaan dengan cabang-cabangnya, sebagian yang lain lagi berkaitan dengan jihad, zuhud, adab, dan khutbah-khutbah Nabi. Tujuan mereka semua adalah baik. Semoga Allah meridhoi mereka dalam membukukan hadits-hadits Nabi. وَقَدْ رَأَيْتُ جَمْعَ أَرْبَعِيْنَ أَهَمَّ مِنْ هَذَا كُلِّهِ وَهِيَ أَرْبَعُوْنَ حَدِيْثًا مُشْتَمِلَةً عَلَى جَمِيْعِ ذَالِكَ وَكُلُّ حَدِيْثٍ مِنْهَا قَاعِدَةٌ عَظِيْمَةٌ مِنْ قَوَاعِدِ الدِّيْنِ قَدْ وَصَفَهُ اْلعُلَمَاءُ بِأَنَّ مَدَارَ اْلإِسْلَامِ عَلَيْهِ أَوْ هُوَ نِصْفُ اْلإِسْلَامِ أَوْ ثُلُثُهُ أَوْ نَحْوُ ذَالِكَ ثُمَّ أَلْتَزِمُ فِيْ هَذِهِ اْلأَرْبَعِيْنَ أَنْ تَكُوْنَ صَحِيْحَةً وَمُعْظَمُهَا فِيْ صَحِيْحَي اْلبُخَارِيِّ وَمُسْلِمٍ وَأَذْكُرُهَا مَحْذُوْفَةً الأَسَانِيْدَ لِيَسْهُلَ حِفْظُهَا وَيَعُمُّ اْلإِنْتِفَاعُ بِهَا إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى ثُمَّ أُتْبِعُهَا بِبَابٍ فِيْ ضَبْطِ خَفِيِّ أَلْفَاظِهَا Kemudian saya melihat hadit-hadits lain yang lebih penting dari itu semua, yakni empat puluh hadits yang mencakup semua maksud tersebut. Setiap haditsnya merupakan asas dari kaidah-kaidah agama, para ulama mensifatinya sebagai porosnya islam, atau mencakup separuh dari agama, ada yang sepertiga, dan seterusnya. Saya berusaha untuk mengambil empat puluh hadits ini dari hadits yang shahih yang sebagian besarnya diambil dari Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Sengaja saya tidak menyebutkan sanadnya agar mudah untuk dihafal dan manfaatnya lebih luas, insyaAllah. Kemudian aku lengkapi dengan menjelaskan kata-kata yang sulit. وَيَنْبَغِيْ لِكُلِّ رَاغِبٍ فِي اْلآخِرَةِ أَنْ يَعْرِفَ فِي هَذِهِ اْلأَحَادِيْثِ لِمَا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ مِنَ الْمُهِمَّاتِ وَاحْتَوَتْ عَلَيْهِ مِنَ التَّنْبِيْهِ عَلَى جَمِيْعِ الطَّاعَاتِ وَذَالِكَ ظَاهِرٌ لِمَنْ تَدَبَّرَهُ Merupakan suatu keharusan bagi orang-orang yang merindukan kebahagiaan akhirat untuk mengkaji hadits-hadits ini, karena padanya terkandung hal-hal penting dan peringatan dalam ketaatan-ketaatan. Ini semua akan tampak bagi orang-orang yang mentadabburinya. وَعَلَى اللهِ اعْتِمَادِيْ وَإِلَيْهِ تَفْوِيْضِيْ وَاسْتِنَادِيْ وَلَهُ الْحَمْدُ وَالنِّعْمَةُ وَبِهِ التَّوْفِيْقُ وَاْلعِصْمَةُ Hanya kepada Allah saya menyandarkan diri, dan kepada-Nya pula saya berserah diri. Bagi-Nya segala puji dan hanya dengan kehendak-Nya kita mendapat petunjuk dan perlindungan. *Bagi yang berkenan e-book:


Download Buku Mendulang Faedah dari Kitab Arbain Annawawiyah

Semoga bermanfaat!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar